+Bonus(Lagi)+

89.2K 7.3K 1.9K
                                    

Skripsi.. ohh skripsi..

Mengapa engkau menjadi tugas yang begitu menyusahkan diujung perjalanan perkuliahan sarjana?

Mengapa pula, orang-orang yang seharusnya membimbingku untuk menyelesaikanmu, begitu tak bertanggung jawab? Apakah mereka memang sesibuk itu? Atau mereka hanya menyibuk-nyibukkan diri? Membuatku pergi ke sana kemari selama beberapa hari untuk mencari mereka layaknya barang langka. Dan begitu bertemu, hanya coretan-coretanlah yang mereka berikan.

Sungguh ter~la~lu~

Tak taukah mereka, betapa sakitnya hatiku saat itu?

Bahkan jauh lebih menyesakkan, dibanding saat Aga menguncikanku di luar kamar.

Aga bisa dirayu. Nah, kalian?

Sungguh ter~la~lu~(2)

Gio menghela napas, dan membaringkan kepalanya di meja. Pulpen yang setia menemaninya sedari tadi, ia main-mainkan sebentar. Lalu, menegakkan tubuhnya lagi dan menghapus puisi dadakan yang ia buat di Microsoft Wordnya.

Gio lagi tersendat ngerjain skripsi. Otaknya macet tiba-tiba. Dia sedang butuh asupan vitamin C.

Vitamin Cinta.

Atau jangan-jangan dia kekurangan Vitamin E?

Vitamin Enaena.

'plak!'

Gio refleks menampar dirinya sendiri.

Ia mengambil ponselnya, lalu membuka-buka sosial media yang ia punya untuk menghilangkan jenuh. Posisinya berubah, yang awalnya duduk manis di lantai, sekarang beralih menjadi berbaring di sofa.

Putra sedang bersenang-senang di luar sana. Lihat saja snapgramnya. Titik-titik seperti KarinAw. Pasti dia jengah juga dengan skripsinya.

Meh, Gio sih tidak mau kemana-mana dulu selama skripsi. Nanti yang ada malah terbengkalai tugas akhirnya itu. Dia tidak mau jadi mahasiswa abadi.

Pintu rumahnya terbuka. Aga pulang. Ia melepas sepatu dan meletakkan tasnya di sofa, lalu segera berjalan menghampiri kulkas, dan minum.

Dahi Gio mengerut, "kamu ngga puasa?"

Aga menatapnya dengan satu alis yang naik. Ia menelan cairan dingin itu sejenak, "kita kan bukan muslim?"

"Emang cuma muslim doang yang boleh puasa? Puasa, Ga! Puasa! Aku aja belum ada makan sama minum dari tadi," ujar Gio, "lagian, puasa itu sehat," rayunya lagi.

Aga hanya menaikkan kedua alisnya, lalu meletakkan botol minum tadi di kulkas. Ia melirik Gio, "ah, lapar! Makan, yuk!"

"YUK!"

Aga sontak mengulum senyumnya dan segera menghampiri Gio. Duduk berdempetan dengan pemuda itu, lalu mengeluarkan ponselnya.

"Pesan antar aja!"

Ia membuka aplikasi Yojek! dan memilih Yo!food.

"Makan apa nih?" tanya Aga.

"Jangan ayam, bosen! Pizza juga jangan."

"Terus apa?"

"Pengen dim sum. Aku tau restoran mana yang enak," ponselnya direbut Gio, "di situ dumpling sama gyozanya enak loh! Siomainya juga."

"Bakpao jangan lupa," ujar Aga sambil menatap Gio yang tampak semangat sekali. Lalu, ia tersenyum geli.

Hmmm... yang tadi ngajakin puasa, siapa ya?
__________________________________

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang