+Bonus+

88.6K 7.5K 342
                                    

Gio mengulum senyumnya saat melangkah masuk ke dalam sebuah bangunan tempat Aga pemotretan. Hari ini kuliahnya selesai lebih awal, jadi dia bisa menjemput kekasih hatinya itu.

Ia masuk ke dalam sebuah ruangan. Cahaya blitz yang membantu sang fotografer untuk mendapatkan gambar yang bagus itu, memenuhi ruangan dengan objek foto yang sedang berpose di tengah sana.

Gio tersenyum tipis melihat Aga yang terlihat manis dengan overall  sepanjang lutut dan kaos putih lengan pendek di dalamnya. Apalagi, rambut Aga yang memang mulai memanjang dan sedikit melewati bahu itu diikat sebagian.

"Tumben dateng?"

Gio menoleh, mendapati Andrew berdiri di sampingnya sambil bersedekap dada.

"Yah... sesekali jemput Aga kan ngga masalah," ujar Gio.

"Bagus, hari ini juga kebetulan gue ada urusan dan ngga bisa nganter dia pulang."

Gio ikut bersedekap dada dan menatap Andrew bingung, "dari dulu, gue penasaran deh 'Drew. Lo itu.. selain sahabat, apanya Aga sih? Keknya lo ngintilin dia mulu deh kemana-mana dari SMA."

Andrew mendengus, "gue ini manajer, bodyguard, kakak, sekaligus sahabatnya. Emangnya mau apa lo? Jarang-jarang ada calon CEO kek gue yang mau ngintilin orang kek gini. Seharusnya lo berterima kasih sama gue," ujarnya sebal.

Gio tersenyum geli, "makasih ya, manajer, bodyguard, kakak, sekaligus sahabatnya Aga."

Andrew berdecih.

Merasa bahwa cahaya blitz berhenti, Gio mengalihkan tatapannya dari Andrew. Mendapati Aga yang sedang berjalan ke arah mereka dengan tangan yang memegang sebotol air mineral.

"Kapan sampai?" tanya Aga begitu berada di hadapan mereka. Ia membuka tutup botol mineral itu dan meminum airnya sedikit.

Gio tersenyum tipis, "baru kok."

Aga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, "pemotretannya selesai sekitar satu jam lagi."

Si tinggi itu mengangguk mengerti, "aku tunggu."

Andrew melirik mereka sinis, lalu mendengus.

"Lo kenapa sih, 'Drew? Sensi banget dari tadi," tanya Gio sambil tersenyum.

"Lo masih kesal sama si Liza yang belum mau pulang ke Indonesia? Atau lo iri ngeliat kami yang bisa ketemu tiap hari?" tanya Aga.

Andrew mendelik tajam ke arah Aga, "jangan ingetin gue tentang itu. Liat aja ntar, bakalan gue seret itu cewek buat balik ke sini. Dan gue ngga iri!"

Gio tertawa mendengarnya. Membuat wajah Andrew semakin menekuk.

Aga hanya diam menatap Gio yang tertawa dengan senyum tipis dibibirnya. Lalu, mengalihkan tatapannya ke arah lain saat Gio balas menatap.

"Ah, ngomong-ngomong," Gio sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Aga, "kamu kelihatan bagus pake itu."

Sebelah alis Aga terangkat, "oh ya?"

Gio mengangguk mantap.

Aga menunduk menatap setelannya. Seingat Aga, dia tidak memiliki satu pun overall di lemari bajunya. Mungkin dia harus beli satu nanti.

"Aga!" Sang fotografer memanggilnya. Di sisi fotografer itu, berdiri seorang perempuan cantik.

"Ah, aku ke sana dulu ya," ujar Aga pada Gio yang hanya mengangguk sebagai balasan, lalu ia menepuk lengan Andrew lumayan kuat hingga membuat sahabatnya itu meringis sakit, "jangan merengut mulu. Ntar Liza nyesal tunangan sama lo."

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang