+Bonus Asa+

52K 5K 604
                                    

Semoga chapter singkat ini bisa dinikmati~

__________________

"Papa."

"Hm?"

"Asa cantik ngga?"

Aga menoleh. Putri satu-satunya tengah menatap penuh harap. Gadis kecil itu duduk di sampingnya dengan kedua tangan yang diletakkan di masing-masing pipi. Bibirnya tersenyum manis.

Manik hitam Aga, memutar bosan, "Cantik."

Asa cemberut, "Papa ngomongnya kayak ngga ikhlas."

"Kalo kamu jelek, kamu bukan anak Papa," gerutu Aga sebal.

"Ish. Ngomong sama Papa suka bikin emosi."

Aga mendelik. Anak kurang ajar. Ngikut siapa sih tingkahnya begini?

Gadis kecil itu turun dari sofa. Berjalan dengan kaki menghentak menuju dapur. Ketika melewati cermin, ia berhenti untuk merapikan rambutnya terlebih dahulu, setelah itu mencepatkan langkah sambil berseru, "Daddy~"

Televisi di hadapannya, Aga matikan. Kemudian, beranjak menuju dapur mengikuti putrinya. Gio sedang membuat es krim di sana. Padahal Aga sudah bilang, beli saja. Tapi, pria itu kukuh ingin mencoba membuat sendiri.

"Daddy~"

Bibir pria tampan itu sontak membentuk senyum, "Kenapa, Princess?"

Manik hitam Aga kembali memutar bosan kala mendengar panggilan itu. Pakai prinses prinses segala.

Kedua tangan Asa terulur ke atas. Isyarat minta digendong. Dengan segera, Gio mengabulkan permintaan itu. Menggendong putri kecilnya, dan mengecup pipi putih tersebut.

"Daddy, Asa cantik ngga??" Kali ini, nada bicara anak itu sedikit merayu. Kedua tangannya memeluk longgar leher Gio. Mata mengedip, dengan raut polos yang menggemaskan.

"Cantik," Gio menangkup sebelah pipinya, "Anak Daddy kan selalu cantik," lalu, menggesekkan hidung mereka dengan gemas. Membuat gadis kecil digendongannya terkekeh senang.

Sementara Aga yang bersedekap dada tak jauh dari mereka, hanya mendumel dalam hati. Entah Asa belajar dari mana merayu Gio seperti itu. Ia mendekati mereka. Melihat es krim vanila buatan Gio yang setengah jadi. Mencolek sedikit cairan itu untuk dirasa.

"Papa, Asa mau juga," Gadis kecilnya membuka mulut. Es krim kembali dicolek untuk dimasukkan ke dalam mulut Asa.

"Kemanisan ngga?" tanya Gio.

"Enak."

Aga mengambil wadah tersebut, dan membawanya menuju kulkas untuk dimasukkan ke dalam freezer.

"Daddy udah selesai?" tanya Asa.

Gio kembali tersenyum, "Udah."

Manik kecokelatan yang mirip dengan miliknya itu berbinar. Telunjuk tangan membuat pola abstrak di bahunya. Mengingatkan Gio pada Aga yang senang melakukan hal ini juga ketika menginginkan sesuatu.

"Kenapa, Sayang?" tanya Gio pelan.

"Daddy ... itu ..."

"Hm?"

"A-Asa pengen baju baru," binar di mata cokelatnya berganti jadi lebih memelas, "Kan libur, Daddy. Ayo, jalan-jalan ke mall."

Gio mengerjap. Lalu, menoleh ke arah Aga yang tengah menatap mereka. Meminta tanggapan pada pria cantik itu. Aga melangkah mendekat. Kemudian, tangannya memeluk sebelah lengan Gio yang tidak menahan bobot Asa.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang