+Bonus(2)+

94.3K 7.5K 1.4K
                                    

👼 Hanya untuk manusia berumur tujuh belas tahun keatas 👼
__________________________________

"Mama nyuruh kita nginep nih."

Aga yang awalnya sedang membenamkan wajahnya di bantal dengan posisi tengkurap itu, sontak langsung mengangkat wajahnya. Lalu, menatap Gio, "apa?"

"Mama nyuruh kita nginep hari ini. Kak Gia sama suaminya juga bakalan nginep di rumah. Kumpul-kumpul keluarga gitu," ujar Gio dengan mata yang masih terfokus pada layar ponsel di tangannya.

Aga mengerjap. Tatapannya ia alihkan ke arah bantal. Kumpul-kumpul keluarga? Memangnya dia sudah dianggap keluarga?

"Kamu aja?"

Dahi Gio mengerut dan menatap Aga, "kamu juga," balasnya.

"Kok aku juga?"

"Iyalah! Kan kamu suami aku?" Gio menepuk kepala yang bermahkotakan rambut hitam sebahu itu dengan lembut, lalu beranjak dari duduknya menuju kamar, "mau bawa baju yang mana? Aku siapin!"

"Terserah kamu!"

Aga yang tadi sedang asik tengkurap di lantai itu, beranjak menuju sofa dan mengambil ponsel Gio dengan tangan yang masih memeluk bantal. Lalu, membuka percakapan antara ibu dan anak itu.

'Mama<3

Hari ini, pulang ke rumah gih, udah lama kita ngga ngumpul-ngumpul bareng.

• Hari ini?

• Iyalah, hari ini. Memangnya kapan lagi? Kamu sih, sok sibuk jadi orang. Kak Gia sama suaminya juga dateng. Tinggal kamu aja nih.

• Makan siang atau makan malem?

• Nginep, cintaku. Kalo bisa datengnya sebelum makan siang ya!

• Wkwkwk, siap bossqu'

Ponsel itu Aga letakkan kembali di tempatnya semula. Heh, apanya yang 'kamu juga'? Yang disuruh dateng itu cuma Gio doang. Ah, bukan 'dateng', tapi 'pulang'.

Hah, jadi menurut mereka, bangunan ini bukan 'rumah' untuk Gio ya?

Tch, memang seharusnya dia tidak mengajak Gio untuk tinggal bersama waktu itu.

"Aku bawain kaos yang ini gapapa?"

Aga melirik Gio yang berdiri tak jauh darinya dengan tangan yang menunjukkan sebuah kaos berwarna biru dongker. Ia hanya mengangguk malas.

"Oke," dan tubuh besar itu berjalan masuk lagi ke dalam kamar. Namun, kali ini diikuti oleh Aga. Belum sempat Gio melipat baju itu lagi, Aga sudah menubruk tubuhnya hingga ia jatuh ke kasur dalam posisi tengkurap, dan si cantik itu langsung berbaring di punggung lebarnya.

"Heh! Jangan tiba-tiba gitu!" protes Gio. Ia berusaha menoleh ke belakang untuk melihat Aga.

"Ahh, kamu empuk. Jadi kasur aku aja, gimana?" tanya Aga pelan. Lalu, jarinya menusuk-nusuk beberapa bagian di punggung Gio, "ndut, ndut, ndut," ejeknya.

"Aku enggak!" protes Gio lagi. Dia ngga gendut!

Aga hanya tertawa, lalu merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang