tiga belas

74.2K 10K 951
                                    

Gio termenung di dalam kelas. Class meeting kali ini nggak ada yang seru menurutnya. Membosankan. Walaupun berbagai macam lomba telah diadakan oleh MPK OSIS, tapi tetap saja Gio nggak menikmatinya sama sekali seperti sebelum-sebelumnya. Ada yang berbeda kali ini.

"Galau kan lo sekarang? Tau rasa lo! Karma! Makanya jangan suka ngebuat cewek sakit hati!" Seru Putra.

Gio menghela napas gusar. Seminggu nggak ngeliat Aga ngebuat dia uring-uringan. Selama beberapa bulan terakhir ini, seenggaknya sekali dalam sehari atau minimal sekali dalam dua hari Gio harus melihat paras cantik pemuda itu. Ini waktu terlamanya nggak ngeliat si Aga, dan hal ini juga yang ngebuat Gio panik nggak karuan. Walaupun dia sendiri nggak tau dia panik karena apa.

"Coba lo tanyain si Kevin, Aga kemana?" Suruh Gio. Putra berdecak kesal.

"Aga nggak kemana-mana Gioooooo! Lo nya aja yang memang nggak ditakdirin untuk ketemu sama dia."

Kini Gio yang berdecak kesal. Dia nggak bisa tenang sekarang. Apalagi terjadi kejadian yang mengkhawatirkan saat terakhir kali mereka bertemu minggu lalu. Gio yakin, Aga nggak mau bertemu dengan dirinya pasti karena kejadian itu.

"Gue harus gimana, Put? Gue line nggak dibalas. Jangankan dibalas, diread aja enggak. Gue telfon lewat line juga nggak diangkat. Gue harus ngapain lagi?" Tanya Gio bingung.

"Kenapa waktu itu lo harus bilang salah ngomong? Kenapa lo nggak jujur aja sama dia sih?" Gerutu Putra. Galaunya Gio ini menyusahkannya. Hampir setiap saat pemuda itu curhat tentang kegundahan hatinya. Itu membuat Putra bosan. Aga begini lah, Aga begitu lah, dia takut ini lah, hatinya begini lah, ini itu ini itu blablabla. Ah, seperti Putra peduli saja.

"Lo gila?! Yang ada dia makin illfeel sama gue!" Seru Gio. Putra memutar kedua bola matanya.

"Siapa tau dia suka sama lo juga?" Ujar Putra ngasal.

Gio menggeram, "Aga itu straight."

Putra menatapnya malas, "Lalu? Apa susahnya ngebuat dia belok juga?"

Kedua alis Gio mengerut kesal, lalu dengan langkah menghentak dia pergi meninggalkan Putra di kelas sendirian. Tujuannya kali ini adalah mencari Aga yang entah untuk keberapa kalinya.
______________________________________

Hari libur tiba. Gio benar-benar tidak bertemu dengan Aga selama class meeting. Dia tidak tau sama sekali kemana pemuda itu pergi bersembunyi. Jadi, hari ini dia memutuskan untuk berkunjung ke rumah Putra sekaligus untuk membujuk pemuda itu agar mau menginterogasi Kevin tentang Aga.

"Putra ada di kamar sama temannya. Masuk aja, dek." Ujar Ibu Putera saat Gio bilang ingin bertemu dengan anaknya itu.

Gio mengangguk dan melangkah menuju kamar Putra yang terletak di lantai atas rumahnya. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, pintu kamar itu langsung ia buka.

"Ungh..Kevin..bawahan dikit..nnhh..ya.."

Wajah Gio menekuk. Kehadirannya benar-benar tidak disadari sama sekali oleh kedua orang yang sedang asik bercumbu di atas kasur itu. Dengan kasar, dia menutup pintu kamar Putra hingga membuat bunyi bedebum yang lumayan kuat. Untungnya, hal itu menyadarkan kedua pemuda tersebut.

"Ugh, ngapain lo kemari?!" Tanya Putra kesal saat melihat Gio. Dia sedang tidak ingin mendengar curhatan tidak berguna milik Gio. Dia ingin menghabiskan hari ini bersama kekasihnya saja.

"Lo tau benar alasan gue kemari." Ujar Gio sambil mendudukkan dirinya di kursi belajar Putra.

Kevin membenarkan bajunya yang berantakan, lalu duduk dengan posisi normal. Sementara Putra asik mendumel sebal.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang