Aga mengambil nafas dalam dan menghembuskannya. Saat ini dia sedang berada di sebuah kafe. Menunggu Gio. Hari ini adalah hari Sabtu. Sekolah mereka libur dan hari Senin nanti, UKK mereka sudah akan dimulai. Makanya, pas Gio ngeline dia dan nanya kapan Aga punya waktu kosong untuk ngajarin dia dipelajaran MTK, Aga mutusin buat ngajak ketemuan hari ini.
Mereka janjian untuk bertemu pukul 9, tapi sekarang sudah mau pukul 10. Aga menopang dagunya dengan tangan kiri. Apa mungkin Gio membohonginya? Kurang ajar sekali kalo iya. Kalo Gio nggak dateng dalam 10 menit kedepan, dia akan menyuruh Andrew untuk menyantetnya. Lihat saja!
Aga mengambil cangkir yang berisi cappuccino. Ini cangkir keduanya dan sepertinya dia akan meminta cangkir ketiga sebentar lagi. Aga menyeruput pelan.
'Cling!'
Bel pintu kafe terdengar, diikuti suara derap langkah terburu-buru dan berhenti di sampingnya.
"Hah...hah...s-sori, gue telat..hah.." ujar Gio terengah-engah. Ia langsung mendudukkan dirinya di depan Aga. Peluh mengalir dari pelipisnya. Rambutnya lepek karena keringat. Gio menyisir rambutnya asal sambil mengambil buku MTK nya dari dalam tas dan meletakkannya di atas meja.
"Lo pasti habis ini sibuk ya? Sori, gue ngebuang-buang waktu lo. Tadi mobil gue mogok, jadi gue harus nunggu tukang bengkel dulu buat dateng baru gue lari ke sini."
Aga mengerjap, lalu menggeleng pelan, "Gapapa. Hari ini jadwal gue kosong kok."
Dan Aga mengabaikan ponselnya yang terus bergetar di sakunya karena telfon dan pesan dari Andrew yang tidak terima janji mereka Aga batalkan secara sepihak tadi pagi.
Cappuccino tadi ia habiskan. Sebelah tangannya terangkat untuk memanggil pelayan.
"Saya pesan cappuccinonya lagi." Ujar Aga begitu salah seorang pelayan datang, lalu ia menatap Gio yang sedang sibuk mengusap keringatnya dengan sapu tangan.
"Lo mau apa?"
Gio tersentak pelan, "Eh? Oh, samain aja." Ujarnya.
"Cappuccinonya dua kalo gitu."
Si pelayan mengangguk, "Tolong tunggu sebentar."
Dan dia pergi.
Aga melirik ke arah Gio. Pemuda itu selalu tampak seksi jika berkeringat menurut Aga. Apalagi jika berkeringat, wangi maskulin Gio semakin menguat. Membuat Aga berpikir yang tidak-tidak.
Aga mengerang kesal dan menutup wajahnya. Ayolah, dia pemuda yang sehat. Tidak ada salahnya bukan memikirkan sesuatu yang berbau dewasa tentang orang yang ia suka.
Oh, benar. Tentu saja tidak salah. Yang salah hanya waktu dan tempatnya saja. Aga tidak seharusnya memikirkannya sekarang. Di depan umum dan di depan orang itu sendiri.
"Err.. lo kenapa?"
Aga tersentak. Wajahnya memanas. Ia menunduk.
"Gapapa."
Dinginkan kepala lo Aga, dinginkan kepala lo, ujar Aga dalam hati. Ia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Mau mulai sekarang?" Tanya Aga pelan.
Gio mengangguk, "Boleh."
Aga memajukan tubuhnya mendekat saat Gio mulai membuka buku catatannya. Jantung mereka sama-sama berdebar kencang. Tapi, Aga lebih bisa mengontrol dirinya karena sudah terbiasa. Sedangkan Gio? Dia menyodorkan catatannya ke arah Aga dan menoleh ke arah tasnya untuk menyembunyikan wajahnya yang memanas.
"Ugh, pulpen gue mana ya?" Tanya Gio pelan dan mulai mengubek-ubek tasnya.
"Lo tau? Sebenarnya gue nggak cukup pintar buat ngajarin lo." Aga bergumam pelan sambil membuka-buka catatan Gio. Mencari materi yang akan mereka bahas. Gio terdiam dan menatapnya, lalu tersenyum tipis.
![](https://img.wattpad.com/cover/114543195-288-k235745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET [SELESAI] ✔
RomanceAh... jatuh cinta diam-diam itu menyakitkan. Apalagi saat kau sadar bahwa orang itu tidak akan bisa kau raih. [10 Juli 2017 - 28 Desember 2017] Cover yang indah ini dibuat oleh @Jyunjun INI CERITA GAY. MPREG JUGA YA. ALIAS COWOK HAMIL. MOHON JANGAN...