delapan

82.4K 11.4K 900
                                    

Gio menghela nafas. Tangan kanannya menopang dagu. Ia menatap kontak line Aga sambil tersenyum tipis. Di sampingnya, Putra meliriknya bosan.

"Gebetan baru?" Tanya Putra. Oh, dia hafal sekali dengan gerak-gerik Gio kalau sudah seperti ini. Dan dia benar-benar tau kalau sahabatnya itu sangat anti dengan kata sendiri -kalo nggak mau dibilang jomblo-. Waktu terlama Gio menjomblo adalah dua minggu. Hingga sekarang, Putra masih bertanya-tanya, kenapa para cewek itu mau-mau aja jadi pacarnya Gio padahal mereka tau kalo Gio udah bosan, mereka pasti bakalan langsung dibuang.

Gio nggak jawab. Dia cuma ngangguk pelan.

"Anak sekolah mana?" Kedua tangan Putra masih sibuk memainkan game di ponselnya.

"Anak sekolah kita."

Dahi Putra mengerut samar, "Adek kelas?"

Gio menghela nafas lagi dengan mata yang masih melototin foto profil Aga. Kenapa Aga bisa secantik ini? Dia beneran cowok kan? Batinnya.

"Seangkatan." Jawab Gio singkat. Kerutan di dahi Putra semakin dalam.

"Oh? Gue kira lo udah ngembat semua anak cewek angkatan kita? Masih ada yang tersisa?"

Putra bersyukur sekali dia terlahir sebagai laki-laki, kalau dia terlahir sebagai perempuan, dia nggak tau lagi harus nyikapin sikap Gio kek gimana.

Gio mengangguk sambil bergumam mengiyakan.

"Siapa namanya? Mungkin gue kenal."

"Aga."

Putra mengerjap. Gamenya ia pause, lalu menoleh menatap Gio bingung.

"Aga kenapa?" Tanyanya. Gio balas menatap Putra. Dia nggak ngomong apa-apa. Jadi, mereka cuma saling tatap dalam diam hingga akhirnya..

"Shit!" Putra berdiri dan menunjuk wajah Gio, "Rasain lo! Kena karma kan akhirnya! Makanya jangan sok jijik kalo lo jalan berdua sama gue! Makan tuh si Aga!"

Untuk beberapa saat, Gio bersyukur mereka sedang berada di rumahnya. Dan untuk beberapa saat pula, ia berharap orang rumahnya nggak denger seruan si Putra tadi.

Gio menyandar di sofa sambil mendesah malas. Kepalanya mendongak.

"Aga cantik banget ya.." lirihnya dengan mata yang menerawang. Putra memutar kedua bola matanya bosan dan kembali duduk.

"Biarpun Aga emang cantik, tapi gue rasa dia nggak bakalan suka kalo lo bilang dia cantik. Gitu-gitu Aga laki-laki tulen tau. Bayangin aja kalo lo dikatain cantik." Ujar Putra. Gio terdiam. Dia benar-benar membayangkan jika seseorang datang kepadanya dan mengatakan kalau dia itu cantik.

'Gio, lo tau nggak?'

'Apa?'

'Lo cantik banget loh!'

"Pffttt!" Gio terbahak saat membayangkannya. Dia? Cantik? Orang yang bilang kalo dia cantik pasti buta!

"Biarpun lo nganggapnya lucu, tapi kalo dikatain cantik mulu kan annoying juga!" Ujar Putra sebal saat melihat Gio terbahak.

"Iya, iya. Itu memang mengganggu."

Putra terdiam sejenak, lalu menatap Gio yang mulai memelototin foto Aga lagi.

"Lo pernah liat foto hasil pemotretan Aga nggak?" Tanyanya. Gio menatapnya bingung.

"Pemotretan?"

"Lo pasti nggak tau kan kalo Aga ditawarin buat jadi model?"

Gio menggeleng cepat. Dia nggak tau sama sekali. Info ini baru ia dengar. Kenapa nggak ada yang heboh? Biasanya kan cewek-cewek sekolahnya suka heboh kalo ada yang beginian.

"Lo ada fotonya? Mana? Mana? Gue mau liat!" Seru Gio semangat. Putra memutar kedua bola matanya bosan lalu mengexitkan gamenya dan membuka instagram.

"Emang lo ngga nge-follow ignya si Andrew?" Tanya Putra. Gio mengernyit sebal.

"Ngapain?" Ketusnya. Nggak ada gunanya nge-follow makhluk itu menurut Gio.

"Di ignya banyak foto Aga keles! Kalo lo mau nge-stalk Aga, lo stalk aja si Andrew! Mereka itu sepaket istilahnya!" Ujar Putra. Dengan kecepatan super, Gio mengambil ponselnya dan membuka instagram. Kalo nggak salah, si Andrew pernah nge-follow dia, tapi nggak di follback sama Gio.

"Heh, baru deh kan lo ngerasa si Andrew itu penting buat keberlangsungan pedekate lo!"

Gio mengabaikan perkataan Putra. Dengan teliti, ia mencari akun ignya Andrew. Setelah ketemu, ia pun membukanya dan -

- terkunci. Di private.

Gio berteriak dan melempar ponselnya kesal.

"Brengsek! Jahanam! Gue kutuk lo Andrew!"

Mana sudi dia nge-follow makhluk itu!

"Tinggal nge-follow si Andrew apa susahnya sih?!" Tanya Putra sebal. Gio nggak ngebales. Dengan paksa, ia merampas ponsel Putra dan nyari akun ig si Andrew di sana. Putra pasti nge-follow itu makhluk, secara si makhluk itu kan teman seband pacarnya.

"Aga nggak ada ig ya?" Tanya Gio.

"Nggak ada. Males mainin katanya."

Begitu akun Andrew ketemu, langsung aja ia buka dan gotcha! Nggak kekunci!

"Yes!!" Gio berseru senang. Kedua tangannya mengepal ke atas. Tubuhnya bergoyang kesana kemari. Putra menatapnya jijik. Badan segede bagong kek gitu nggak cocok kalo musti joget goyang ngebor ala inul daratista.

Tanpa aba-aba lagi, Gio langsung nge-scroll ig Andrew ke bawah. Beberapa foto-foto awal adalah foto narsis milik Andrew yang membuat Gio mual. Dan nggak lama kemudian, akhirnya dia nemuin foto Aga.

Gio terdiam. Ia tercengang. Bibirnya terbuka menatap foto itu. Membuat Putra semakin illfeel menatap raut bodohnya.

Foto yang tengah dipelototi Gio itu adalah hasil pemotretan Aga beberapa minggu yang lalu. Di situ, Aga duduk di sebuah kursi. Kakinya yang jenjang dibaluti oleh skinny jeans berwarna hitam dengan kaki kanan yang bertumpu pada sanggahan bawah kursi. Tubuh bagian atasnya mengenakan kaos hitam tanpa lengan yang bertuliskan 'I'm a good guy' dan kemeja pink yang tidak dikancingkan. Tapi, kemeja itu luruh ke bawah hingga memamerkan bahu sempit Aga serta lengan putihnya. Kepalanya sedikit memiring, membuat lehernya terekspos dengan suka rela. Ekspresi wajahnya memang datar, tapi dengan satu tangan yang berada di sisi wajahnya serta bibir yang terbuka sedikit itu tampak sangat menggoda di mata Gio. Apalagi ditambah tatapan matanya yang lurus dan tajam, serta tatanan rambutnya yang ditata sedemikian rupa. Sempurna.

'Ckrek!'

Screenshot.

"Sial Gio! Kenapa discreenshot segala?!" Putra berseru dengan nada horror. Tangannya langsung terulur untuk merampas ponselnya kembali, tapi sayang kalah cepat dari Gio yang segera menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Putra.

Gio beranjak. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak mengenaskan di lantai.

"Tenang aja. Ntar gue hapus kalo udah gue kirim ke ponsel gue." Ujar Gio tenang, lalu berjalan menuju tangga yang terhubung ke kamarnya sambil memburu foto Aga lagi.

"Terserah lo mau ngapain aja di sini. Gue mau ke kamar."

Dan Gio menulikan telinganya dari suara Putra yang meraung marah.

"SIAL GIO!! JANGAN JADIIN PONSEL GUE TEMPAT KEBEJATAN LO! DASAR MESUM GILA STALKER!!"

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang