Selasa setelah pulang kuliah, jadwal kami adalah ke Kafe Unelma. Seperti biasa, aku berusaha meluluhkan hati perempuan yang paling cantik, Kang Hyewon. Hanya saja, kali ini ada yang beda. Di sampingnya ada lelaki, mereka asyik berbincang. Bodo amat, aku yang akan dapatkan hati Hyewon.
"Hai, Hyewon."
Aku duduk di depannya menggeser Karina dan Sumin. Laki-laki ini melihatku dengan pandangan tidak enak.
"Apaan sih."
Balas Hyewon cuek."Lagi istirahat apa sudah selesai kelas?"
"Kepo."
"Eh, besok nonton yuk."
"Hei,"
Laki-laki ini bangkit dari bangkunya, ku lihat dia jalan ke arahku."Apa sih maumu? Kok gangguin Hyewon terus."
Katanya sambil menaruh saku di celana. Dia berdiri di belakangku, aku toleh dia."Oh, kalem, kawan. Aku cuma ingin ngobrol sama Hyewon. Lagian kok malah kamu yang sewot?"
"Apa kamu tidak lihat kalau yang ngobrol sama Hyewon tuh aku?"
"Kalau itu urusanmu. Aku mengurusi urusanku sendiri."
"Hmph, benar kata Hyewon, kau memang laki-laki menyebalkan."
"Ey, ayolah, Hyewon. Apa yang kamu katakan tentangku ke begundal ini?"
"Bilang apa kamu?!"
Laki-laki ini menarik kemejaku. Wajahnya tergambar jelas penuh amarah. Si brengsek ini siapa sih, pacarnya Hyewon aja bukan. Karina dan Sumin langsung berdiri menjauh.
"Kamu gak usah sok ya disini. Ini bukan wilayahmu."
"Terus? Kamu mau apa?"
"Heh, aku ingin memukul wajahmu, tapi aku khawatir kau menangis."
"Hey, cukup-cukup."
Jeno berusaha melerai laki-laki ini."Mundur, Jeno. Ini urusanku. Kalian lihat saja."
Jawabku sambil mendorong Jeno pelan. Dia menurut saja, Haechan dan Lucas demikian. Baiklah, aku akan ikuti permainannya.
"Siapa namamu?"
Ucapku membuka."Kenapa kamu peduli?"
"Heh, Sumin, Karina, siapa nama laki-laki ini?"
"Lee By-"
"Namaku tidak penting bagimu, Jaemin."
Ucapan Sumin dipotong begitu saja. Makin menjadi-jadi banget cowok satu ini.
"Oh, benar. Kau benar. Namamu tidak penting karena kau akan hilang ingatan."
Aku tarik balik kerah bajunya. Ku benturkan hidungnya ke kepalaku. Dia melepas kerahku dan memegangi hidung yang mengeluarkan darah. Ku majukan kaki kiriku, membuat momentum dan jarak saat ku kepalkan tangan kananku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...