Pagi sudah tiba. Hari lain telah muncul dan sedang ku jalani. Melihat ke hutan yang kemarin ku datangi, pikiranku kacau. Kalau Minhee terus menekankan bahwa kemampuan yang semalam ku lakukan hanya bisa digunakan ketika kondisi Sang Penangkap Mimpi adalah saudara kandung Penakdir Mimpi, kalau begitu Hangyul adalah kakak atau adikku? No, tidak mungkin. Lalu, liontin bulan yang ku ambil dari mimpi Jeno ini nyata. Aku sedang menggenggamnya. Kalau begini, aku akan jelaskan kekuatanku pada Jeno dan Haechan lalu minta pendapat mereka.
"Hng? Sudah bangun, Jaemin?"
Tanya Jeno sambil mengulet."Jeno, bangunkan Haechan. Setelah kalian mandi, aku ingin bahas sesuatu dengan kalian."
Setelah hampir satu jam duduk di ranjang menunggu dua sahabatku, akhirnya mereka siap. Jeno duduk lebih dulu di kursi, lalu Haechan baru keluar dari kamar mandi, ia menggosok kepala dengan handuk berlogo hotel.
"Nah, aku akan mulai. Ada hal penting yang perlu kalian ketahui."
DUG! DUG! DUG!
"Jaemin, Jeno, Haechan, sarapan sudah siap."
Panggil Chenle dari luar. Aku bangkit dan buka pintu.
"Chenle, maaf, kami akan datang ke meja makan sedikit terlambat, ada sesuatu yang perlu kami bahas."
Chenle menengok ke dalam, Jeno dan Haechan duduk berdampingan menoleh ke pintu. Menurutnya mungkin ini memang sesuatu yang penting.
"Oh, baiklah. Aku akan tunggu di bawah ya."
"Terima kasih atas pengertianmu, Chenle."
Ku tutup pintu kamar usai pria seumuranku menjauh. Lalu, kembali duduk di ranjang.
"Apa ada masalah, Bos?"
"Bukan, ini bukan sebuah masalah."
"Lalu apa, Jaemin? Wajahmu dari tadi gelisah."
Aku hela nafas lebih dulu. Poin mana dulu yang harus aku bahas ya? Kekuatanku dulu saja.
"Jeno, Haechan, apa yang ku jelaskan padamu sekarang bukanlah sebuah lelucon. Aku akan jujur pada kalian, aku benar-benar punya kekuatan."
Jeno dan Haechan saling melirik. Kemudian Jeno merespon,
"Kekuatan?""Ya, kekuatanku ini disebut kekuatan mimpi."
"Bos masih mabuk 'kan?"
"Tidak, Haechan, aku serius. Ingat saat aku buat pingsan laki-laki tua di rumah Lucas?"
"Oh, aku ingat. Apa kekuatanmu begitu, Jaemin?"
"Bahkan lebih dari itu. Oke, akan ku jelaskan singkat saja. Kekuatan mimpi ada 4, dan aku pemegang salah satu kekuatan itu. Nama kekuatanku adalah Penakdir Mimpi atau yang memberi mimpi-mimpi bermakna bagus. Sampai sini paham?"
"Oke, lanjutkan, bos."
"Nah, orang yang punya kekuatan ini disebut Dreamer. Para Dreamer ini punya kemampuan dasar, yaitu masuk ke mimpi orang lain."
"Wow, terdengar.. khayalan yang tinggi."
"Memang, Jeno. Tapi, ini nyata. Percayalah! Nah, tiap pemilik kekuatan mimpi punya kemampuan-kemampuan khusus. Kalau punyaku, meluluhkan hati orang lain, menyembuhkan luka, dan melihat masa depan selama 5 detik. Sampai sini kalian percaya?"
"Hm, ragu-ragu."
"Iya, bos, aku juga ragu."
"Begini deh. Haechan, kamu percaya kalau Hyewon suka padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
خيال (فانتازيا)[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...