JDEERRR!!
"HAH?!"
Suara kencang petir membangunkanku. Seperti tepat di samping telinga. Ini dimana? Kenapa langit-langitnya tinggi sekali. Rasanya aku pernah ke tempat ini sebelumnya.
"Oh, kamu sudah bangun, Jaemin?"
Minhee tua kali ini bersuara. Dia duduk di kasur lipatnya. Dengan wajah bangun tidur, dia mendekatiku.
"Aku di gudang?"
"Iya."
Aku coba duduk, tapi pundak kananku sakit sekali untuk menumpu badan.
"Hei, hei, jangan bergerak dulu."
"Ugh, sakit."
"Pundak kananmu dislokasi, kamu jatuh terseret."
"Sial,"
Ku pegang pundak kananku."Hey, Minhee. Apa tadi kamu mendengar petir?"
"Ya. Keras sekali. Ini bukan petir dari dunia nyata, tapi dunia mimpi."
"Apa?!"
"Tadi ku lihat ada kilat yang menyambar Mahligai. Kemudian membangunkanku saat suaranya mendekat."
"Apa yang terjadi disana?"
"Entahlah, semoga bukan masalah besar. Bicara soal masalah besar,"
Minhee menyodorkanku air minum. Cuma air mineral dalam gelas bening, tapi dia menyuruhku untuk meneguk.
"Kamu berurusan dengan siapa sampai ada tembak-tembakkan begitu?"
Aku ingin menceritakan pada Minhee tentang background keluargaku, karena ini ada hubungannya dengan dua orang tersebut. Tapi, aku masih belum percaya betul pada Minhee. Setidaknya, akan ku beritahu sedikit lalu mengganti topik.
"Dengan anggota mafia. Kenapa aku bisa di gudang, Minhee?"
"Kebetulan aku di sekitaran Jalan Besar Kelima mencari barang yang bisa dibawa ke gudang. Aku dengar suara tembakan dengan kencang, saat aku mau lihat, kau dan motormu melintas depan gang sempit. Aku mengenali motormu, dan ya, disinilah kamu."
"Lalu orang-orang itu?"
"Dua orang besar yang mengejarmu?
"Iya, kamu pasti bertemu dengan mereka 'kan? Bagaimana kau bisa membawaku kemari?"
"Kamu lupa aku masih punya kekuatan mimpi?"
Oh, benar juga. Kemampuan Penakdir Mimpi adalah meyakinkan orang lain. Ku rasa setelah aku jatuh, kesadaranku hilang. Ugh, mana banyak sekali luka-luka kecil di kaki dan tanganku.
"Meskipun maaf saja,"
Minhee berdiri, ia jalan ke motorku yang terpajang di samping pintu gudang."Aku paksa motormu untuk membawa kita kesini. Lihat, ban motormu sobek parah kena peluru."
"Maaf merepotkanmu, Minhee."
"Hei, tenang saja, nak. Aku juga sudah merawat luka-luka kecil di tubuhmu. Mungkin nanti pagi kulitmu akan kembali seperti semula."
"Tidak mungkin! Dengan luka sebanyak ini, bagaimana kulitku kembali seperti semula?"
"Oh, aku lupa belum mengatakan kemampuan lain dari Penakdir Mimpi. Kemampuan kita yang lain adalah mengobati luka. Dengan menggunakan air dari Rahseluv, luka separah atau sekecil apapun bisa disembuhkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...