Tidak ku sangka siang masih hujan. Rencananya Sabtu ini aku, Jeno, dan Haechan akan naik mobil baru Lucas. Kalau begini enak deh, menikmati hujan sambil minum kopi hangat di tempat sepi. Ku kira tidak jadi, ternyata dia ingin menjemputku, ya sudah aku bilang tunggu di depan kafe Unelma. Aku bilang ke mereka kalau tidak di rumah sejak kemarin.
Heh, rupanya Jeno dan Haechan sudah di bangku belakang. Mobil merah api dengan garis putih menempel di kap sampai atap mobil. Interior hitam dan empuk dengan kursi yang nyaman, ini dia mobil yang katanya diidam-idamkan Lucas, Ford Mustang Shelby GT500.
"Masuk, Bos Jaemin!"
Ajak Lucas sambil gas mobilnya dimainkan. Bahkan suara mobil ini terdengar 'tampan'. Aku duduk di bangku sebelahnya, Haechan nampak girang dan menikmati mobil ini. Bagaimana tidak, dia sempat mimpi naik mobil baru Lucas bersama-sama. Oke! AC nyala, musik rap nyala, Lucas memasukkan gigi satu dan melaju dengan sadis. Cara Lucas mengemudi tampak mahir, dia seperti sudah berkendara selama 15 tahun.
Kami berkeliling Seoul yang langitnya sedang menangis. Kami tidak ingin keluar dari kota karena plat nomor Lucas belum jadi, khawatir kena tilang. Karena mobil ini jarang, para pengguna jalan melirik Ford-nya Lucas. Kami keliling sampai akhirnya berhenti di sebuah rest area untuk makan makanan hangat dan minum kopi sembari menikmati rintik hujan. Aku bungkus beberapa buat Minhee ah. Lalu, kami berencana untuk kembali tapi memutar lewat Jalan Besar Utama.
Karena masih hujan, mungkin lebih baik kalau mereka berhenti di gudangnya Minhee sebentar. Siapa tahu mereka nyaman disana, mengingat gudang luas ini seperti rumah bagi Minhee. Sebelum itu, aku suruh mereka beli jajanan di mart dulu. Huh, pasti camilan yang ku beli kemarin sudah dihabiskan laki-laki tua itu.
Dalam mart, banyak yang mereka ambil setelah ku jelaskan deskripsi gudang Minhee. Makanan ringan dan minuman botol besar hampir diborong, ya sudahlah, toh ya biar ada camilan. Seperti biasa, Jeno, Lucas, dan Haechan menggodai kasir perempuan. Aku di belakang cuma mengamati. Dari kanan, ada yang sedang melepas jas hujan hijau dan masuk kemari. Oh, aku mengenalnya. Dia adalah saudaranya Hyewon. Sempat ku sebut dia pacarnya Hyewon, tapi untung bukan. Juga, kemarin kalau tidak salah, aku lihat lingkar kuning di mata kanannya. Bisa jadi dia seorang Dreamer lain? Tak ada salahnya menanyakan ini.
Pria yang wajahnya seumuranku jongkok, aku panggil saja mumpung tidak sibuk.
"Hey."
Sapaku simpel, dia mendongak lalu berdiri saat tahu kalau yang menyapanya aku.
"Oh, ternyata kamu, Jaemin. Ku kira siapa."
"Ada yang ingin ku tanyakan padamu."
"Benarkah? Aku juga ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Bos! Ayo balik!"
Panggil Haechan dari arah pintu masuk."Kalau begitu, besok datanglah ke Kafe Unelma di depan kampusnya Hyewon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...