"HEY!"
JREB!
Hatiku sangat kacau melihat pisau kecil menancap dekat kaki kiri. Apa aku ketahuan? Sial, apa yang harus kami lakukan? Menyerang? Lari? Diam?
"Huh, menyebalkan. Kenapa aku harus ditempatkan di ruangan banyak tikus. Aku ingin menghajar seseorang, bukan menunggui tempat ini."
Ujarnya dengan suara berat nan lantang. Astaga, aku kira kami ketahuan. Teman-temanku juga merasa lega, setidaknya mereka belum ketahuan. Lalu, apa selanjutnya? Haruskah aku masuk kesana dan meyakinkan tiga orang itu? Tapi, aku hanya bisa meyakinkan satu orang dengan kemampuanku.
Dalam kacaunya pikiran menstruktur rencana, Chenle tidak sengaja menyenggol botol alkohol kosong yang tergeletak di sampingnya. Karena botol itu bentuk silinder, otomatis benda itu bergulir ke samping dan menarik perhatian tiga penjaga tadi.
"Dasar, tikus-tikus menyebalkan!"
Satu orang dengan rambut biru gelap berdiri, ia jalan kemari. Ini tidak bagus!
"Kalian semua maju dan menyebar! Kepung mereka!"
Kataku berbisik. Aku lari lebih dulu dan semua mengikuti dari belakang. Lelaki tinggi ini terkejut mendapati kami yang mengepung mereka. Aku yakin kalau pintu yang dijaga mereka adalah para korban penculikan.
"Wow, wow, wow. Coba kita lihat, ada tamu rupanya."
Ujarnya santai sambil matanya melihat satu-satu dari kami. Dua orang sisanya turut berdiri."Aku sudah menduga, cepat atau lambat pasti ada yang datang kemari."
Lanjutnya."Katakan, apa yang ada di balik pintu itu?"
Tanyaku serius, kami juga bersiap-siap menyerang."Pintu ini? Disana ada orang-orang yang diculik oleh geng besar itu, kebetulan aku dan anak buahku disuruh menjaga. Apa kalian ingin menjemput mereka?"
"Tentu saja! Kembalikan pacarku!"
Teriak Chenle."Yang mana pacarmu? Yang dadanya besar itu?"
"Brengsek!"
"Chenle! Tenang! Dia hanya memancingmu."
"Ho ho, pintar juga kau. Tapi, enam dari kalian tidak ada yang bisa mengalahkan seorang Maverick."
Katanya dengan bangga.Jadi laki-laki ini seorang Maverick. Aku ingat apa yang dikatakan Ayah, mereka adalah orang-orang yang punya keahlian khusus. Ku rasa dia bisa melempar pisau kecil dengan tepat.
"Kalau kau ingin mengambil kembali mereka,"
Ia memunculkan dua pisau kecil di kedua tangan."Langkahi dulu aku. Tapi, kalian harus cepat, pukul 12 nanti mereka akan dieksekusi."
"Huh, gak masalah."
Aku aktifkan kekuatanku untuk memperkuat pukulan. Laki-laki Maverick itu maju, Mark dan Haechan menyerang dua anak buahnya karena lebih dekat. Tak kusangka, Chenle dan Jisung juga punya pengalaman bertarung. Gaya mereka menghindar dan menyerang sangat bagus. Tapi, tetap saja, gerakan Maverick satu ini juga gesit, bahkan berhasil memberi luka sayat di beberapa tubuh kami.
Jisung roboh lebih dulu, kemudian Chenle. Jeno dan aku memang bagai partner in crime. Kami sama-sama menutup punggung ketika bertarung.
"Jaemin, kau tidak apa?"
"Ya, aku tidak apa."
"Tunggu sebentar,"
Maverick berambut biru gelap menodong pisau kecil padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Viễn tưởng[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...