"Itu, rumah itu."
Haechan menunjuk ke rumah besar, tapi lebih besar rumahku. Aku, Haechan, dan Jeno sekitar 20 meter jauh dari sebuah rumah besar yang disebut-sebut rumah milik Lucas. Gerbang hitam tinggi, pagar rumput sama tinggi, dan banyak pohon-pohon di samping rumah sehingga membuat rumah Lucas seakan sayup. Ditambah, tempat ini sangat sepi seakan tak berpenghuni. Apalagi lampu yang cuma menyala di gerbang. Kami juga tak melihat mobil merahnya.
"Aku pernah mengikutinya pulang ke rumah. Banyak orang disana, sama seperti rumahmu, Jaemin."
Tambah Haechan."Jadi, Lucas memang anggota Paku dan Ular."
"Geng yang mengejar Ayahmu itu 'kan, Jaemin?"
"Benar. Aku ada rencana. Aku akan di-"
Sesaat aku akan menjelaskan, muncul perawakan tua dari balik gerbang hitam tadi. Dia mulai mengunci gerbang.
"Hey! Itu ada orang!"
Tunjuk Jeno."Dengarkan. Haechan, itu jaket milik Lucas 'kan?"
"Iya benar, aku pinjam beberapa bulan lalu, lupa belum ku kembalikan."
"Bagus! Haechan dan Jeno, kalian ke orang itu dan tanya kemana Lucas. Katakan kalau kamu akan mengembalikan jaket. Lepaskan jaketmu, pakai jaket ini."
Haechan dan aku melepas bersamaan. Jeno melipat jaket milik Lucas, lalu Haechan mengenakan milikku.
"Eh, tunggu, Jaemin, bagaimana kalau orang itu tidak menjawab?"
Pertanyaan Haechan ada benarnya."Tenang saja, aku akan melakukan sesuatu kalau dia tidak menjawab."
Dua sahabatku mulai beraksi, ku ikuti dari belakang dan menguping. Karena aku tidak mengikuti dari awal, aku cuma dengar jawaban laki-laki berjanggut putih tadi.
"Oh, Lucas dan orang tuanya berangkat ke Amerika pagi tadi. Jadi, saya mengunci gerbang ini."
Aku tahu orang ini berbohong. Segera ku nyalakan kekuatanku, ku tepuk pundaknya lalu ia menoleh. Mata tuanya ku tatap dalam-dalam.
"Katakan padaku kemana Lucas."
"Di gudang samping pabrik minuman di Jalan Besar Utama. Lucas kesana dengan semua anggota Paku dan Ular."
Jawabnya dengan mata sayu."Apa yang akan mereka lakukan?"
"Mengeksekusi perempuan yang mereka culik dan menjual organ dalam mereka."
"Terima kasih. Funt." (Jatuh)
BRUK
Haechan dan Jeno terkejut bukan main. Ekspresi mereka menandakan 'apa yang terjadi?'
"J-Jaemin?"
"Aku akan jelaskan lain waktu. Yang penting, kita harus temukan Lucas sebelum Yoon dan Ayahku mati."
***
Rembulan menerangi malam kami. Sabtu ini, tidak seperti halnya. Biasanya, Sabtu malam selalu ramai orang-orang karena weekend. Tapi, malam ini sepi. Entah ini kebetulan atau bagaimana. Kami bertiga ada di seberang jalan, sembunyi di balik bangunan dengan ruko-ruko kosong. Dari situ kami mengintai gudang samping pabrik minuman tersebut. Memang, banyak orang disana. Ada sekitar 15 orang. Aku tahu ada kapten polisi yang korup dengan anggota-anggota lainnya. Sial, ini pasti akan susah.
"Jaemin, bagaimana ini? Banyak orang di tempat itu."
"Entahlah, tapi aku harus ke Lucas untuk menyelesaikan semua dan mungkin, kalau bisa, aku akan meringkus semua anak buah Lucas yang mengganggu keluargaku dan bisnis Ayahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasía[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...