9. Unexpected Fever Phase: "Si Jeruk"

15 3 0
                                    

Lorong ini adalah Gedung B di kampus. Aku terduduk disini setelah petir menyambarku di hamparan pasir tadi. Apa memang seperti itu ujian selanjutnya? Padahal yang pertama biasa saja.

"Minhee! Minhee!"

Hasil meneriaki nama reflection-ku nihil. Aku yakin dia ada di sekitar sini. Tiap pintu kelas ku buka, namun tetap saja tak ada siapapun. Apa yang terjadi denganku? Aku coba keluar dari gedung B. Kira-kira kurang dari 10 langkah ke pintu yang menghubungkan ke koridor utama, Minju dan kakak tingkat bernama Doyoung masuk dan belok. Setelah melihatku, Minju menghampiriku dengan panik.

"Jaemin! Jeruk digoda Kak Taeyong!"

Katanya sambil menunjuk ke arah pintu penghubung koridor.

"Kamu tahu siapa Jeruk sekarang, Minju?!"

"Tentu saja aku tahu!"

"Siapa dia?!"

"Kau ingin bertemu dengannya di masa sekarang 'kan?! Cepat temui dia, dia bersama Kak Taeyong! Disana!"

Sialan si Taeyong itu. Dia dan Doyoung adalah kakak tingkat yang terkenal karena ahli memainkan alat musik di UKM band. Huh, padahal mainnya biasa saja, mereka berdua mengurangi popularitas Buddies and Baddies di kampus. Jujur saja, aku gak suka dengan Taeyong. Wajahnya sok sekali di hadapanku.

Aku segera lari keluar dari Gedung B. Tiba di pintu penghubung, nampak perempuan berambut pendek digoda oleh Taeyong. Jadi dia adalah si Jeruk, akhirnya aku bertemu dengannya lagi!

"WOY!"

Teriakanku menggaung di koridor. Sontak Taeyong menoleh. Tak hanya teriak, aku juga lari menghampiri mereka. Lho, kenapa ada Yuri di depan kak Taeyong? Juga, sejak kapan Yuri rambutnya pendek?! Tidak mungkin Yuri adalah si Jeruk. Tapi, Minju tadi bilang kalau si Jeruk digoda Taeyong. Oh, bisa jadi ini hanya ujianku. Apapun ini, aku akan minta maaf pada Yuri.

Ku tarik bahunya dan membawa ke belakangku. Sekarang, di depanku adalah Taeyong saja.

"Jauhkan tangan kotormu dari Yuri!"

Mata Taeyong menutup rapat, tapi dia seolah-olah bisa melihatku. Belum lagi, perilakunya juga seperti biasanya. Sialan, kalau lihat wajahnya aku jadi muak. Ku tarik kerah bajunya, dari dulu aku ingin menghajar lelaki ini.

"Hey, hey, tenang dulu. Aku cuma mengajaknya ngobrol."
Kata Taeyong memohon.

"Jangan berani-berani kau berbicara dengan Yuri lagi!"

"Hoo, berani sekali. Padahal mahasiswa tingkat bawah."

"Oh, nantang ya?"

"Hahaha! Terus kamu mau apa? Mau memukulku?"

"Itu yang ku rencanakan."

Tangan kiriku lebih dulu mendaratkan pukulan ke wajahnya. Kemudian tangan kanan, kiri lagi, lalu kanan sampai Taeyong terkapar tak berdaya di lantai oranye motif asap. Lantai koridor jelek ini cocok untuk Taeyong.

 Lantai koridor jelek ini cocok untuk Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang