Hari ini, aku dan Hyunjin pergi ke wahana bermain yang dibuka di lapangan luas. Ayah bilang kalau ia membuka tempat ini untuk memperingati kalau geng yang mengganggunya sudah musnah. Ayah memberiku 4 tiket gratis, 2 ku gunakan, 2 lainnya ku berikan pada Hyewon. Dan ini dia, kekasihku sudah tiba. Aduh astaga, cantik banget sih pacarku ini.
Aku menunggunya dekat pintu masuk, mana tega aku masuk duluan. Ku genggam tangannya dan masuk bersama sambil menunjukkan tiket.
Sungguh-sungguh ramai tempat ini. Banyak yang berjualan mulai dari makanan ringan, manisan, roti, dan sebagainya. Tak hanya konsumsi, permainannya pun beragam. Dari yang kecil hingga besar sampai menggunakan mesin, salah satunya adalah bianglala. Sayang sekali tidak ada roller-coaster. Untuk pemanasan, aku ajak dia main tembak-tembakan yang berhadiah boneka kalau skornya tinggi. Tapi, hehe, kami berdua gagal. Lanjut jalan, Hyunjin menemukan permainan lain.
"Sayang, mau coba main itu?"
Tunjuk Hyunjin ke permainan pengukur kekuatan pukulan. Tiba-tiba ingatanku terputar saat Hyunjin menghajar dua laki-laki dewasa sampai pingsan.
"Hah? Kamu serius, sayang?"
"Serius dong."
"Hm, kalau begitu, kita taruhan ya?"
"Apa taruhannya?"
"Yang skornya lebih kecil beli sosis bakar."
"Oke, sayang!"
Hyunjin sangat antusias dengan permainan ini. Pertama giliranku. Aku kumpulkan semua tenaga dan memfokuskan pada genggaman tangan kananku. Kemudian ku ayun sekuat tenaga. Skorku tepat 900. Sekarang Hyunjin. Dia berdiri tegap di depan mesin tersebut. Ia buat napas teratur. Mengepalkan tangan kanan dan jduak! Suara pukulannya bahkan lebih keras daripada punyaku, dan tentu saja, skor milik Hyunjin tinggi. Dia mendapat skor 925. Ya, akhirnya aku beli sosis bakar deh.
Kami lanjut mengelilingi tempat ini. Tapi, dari jauh aku melihat Jeno dan Haechan sedang duduk santai sambil makan es krim di salah satu bangku kayu.
"Jeno! Haechan!"
Sapaku saat dekat mereka."Oi, Hangyul! Eh? Kok ada Hyunjin?"
Tanya Jeno heran karena Hyunjin menggandeng lengan kiriku dengan erat.
"Oh iya! Aku lupa bilang kalau Hangyul sama Hyunjin pacaran!"
Jelas Haechan pada Jeno."SUMPAH?!"
"Ih, emang kenapa sih, Jeno? Biasa aja kali."
Balas Hyunjin."Ngomong-ngomong, kemana Jaemin?"
"Gak tahu, Hangyul. Kami saja mencarinya dari tadi."
"Emang gak bisa di telepon, Haechan?"
"Gak bisa."
Tumben sekali Jaemin. Biasanya tiga serangkai itu sering bersama. Ya sudah lah, mungkin dia sedang ada urusan lain. Aku pamit ke Jeno dan Haechan lalu melanjutkan kencan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...