Malam ini di dunia mimpi, aku dan nenek ikut Minju ke Namukum untuk mengecek kondisi kak Hangyul. Nenek tidak berani tinggal sendirian di Leika sejak munculnya suara dentuman misterius kemarin. Dasar nenek, biasanya sok-sokan berani. Nenek duduk bersandar di pohon beringin raksasa di samping Sangyeon. Sedangkan aku, Minju, dan kak Hangyul di depan mereka.
"Haha, ku rasa itu karena terlalu banyak menggenggam tangan Hyunjin."
Candaan Minju entah kenapa membuatku merasa down. Ya mau bagaimana lagi, faktanya Hyunjin memang berpacaran dengan Kak Hangyul.
"Tidak, Putri Dewi, jangan begitu."
Jawab kak Hangyul santai."Tapi sudah tidak sering sakit 'kan, Hangyul?",
"Masih, Putri Dewi. Tiap kali tangan terasa sakit, saya langsung masukkan ke dalam air."
Kak Hangyul menunjuk aliran air yang melingkari kami. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian. Wujud manusia bertopeng putih berpakaian serba hitam mengintip di balik salah satu pohon hutan Pando. Sedikit seram kalau begitu, bulu kudukku langsung merinding.
Minju segera bangkit dan sekali lompat dia melewati lingkar air. Tapi orang itu secepat kilat lari ke dalam hutan Pando. Minju tidak berani mengejar karena tidak tahu apa yang akan dihadapinya nanti. Aku mendatangi Minju yang diam menatap kegelapan di hutan Pando.
"Jadi orang itu yang dikatakan Minhee dan Sangyeon saat itu."
"Ku rasa iya."
"Minju, apa kamu tahu siapa orang itu?"
"Tidak, Yuri. Ini pertama kalinya aku melihat dia. Ugh, ada apa dengan dunia mimpi."
Minju menutup wajahnya penuh rasa kesal. Benar kata Minju, ada apa dengan dunia mimpi.
***
Bu Yebin memberi tugas membuat video berpasangan. Aku mengundang Minju, Yena, Hyunjin, Eunbin, Hyeongjun, Jaemin, dan Jeno untuk mengerjakan bersama di rumahku. Kebetulan Ayah dan Ibu pergi ke rumah nenek. Aku juga sudah bilang ke mereka kalau teman-teman akan kemari. Sebelum berangkat, Ibu sudah menyiapkan minuman dingin untuk disuguhkan ke teman-teman.
Pukul 10, yang sudah tiba masih Minju, Hyunjin, dan Eunbin. Karena Yena masih di luar kota, otomatis Hyeongjun tidak datang. Juga, kemana ini Jaemin dan Jeno? Padahal aku sudah mengundangnya.
"Kamu sudah telepon dia, Yuri?"
Tanya Hyunjin. Entah kenapa dia males banget ke Jaemin."Sudah, 12 kali malah."
"Ah, kelamaan. Kalau begitu aku dan Eunbin dulu deh yang ngerjakan."
Akhirnya Hyunjin dan Eunbin take video lebih dulu. Pasti si Jaemin masih tidur. Bahkan Jeno juga gak bisa dihubungi. Oh! Aku ingat masih punya rambut milik Jaemin. Aku ijin ke kamar lebih dulu. Mencari helai-helai rambut pendek Jaemin di antara lembaran kamus yang biasa ku bawa ke kampus, dan tadah! Ketemu sudah. Tunggu saja kau Jaemin.
#####
Membosankan sekali. Di rumah sepi dan hanya ada beberapa anak buah Ayah. Untung Yoon tidak ada di rumah, jadi aku bisa tidur pulas sampai siang. Minhee sudah bangun lebih dulu, akhirnya aku sendirian lagi di Surearium sambil rebahan di pasir-pasir emas. Hm, haruskah aku minum air itu untuk melihat masa depan yang akan ku tempuh?
"JAEMIN!"
Suara kencang Yuri membangunkanku. Dia jalan cepat dari belakangku. Wajahnya begitu kesal saat menghampiriku. Astaga, salah apa lagi aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...