Kami berempat mengejar orang itu, melewati pepohonan dan gelembung-gelembung mimpi merah. Orang ini tak ada lelahnya lari. Sesekali Putri Dewi menggunakan rotmulaag, tapi ia berhasil menghindar. Dugaan kami semua, orang bertopeng itu adalah Sang Perusak Mimpi.
"Berhenti!"
Putri Dewi menghentikan pengejaran. Orang berpostur tak terlalu tinggi itu membalik badannya.
"Rii krah!" (Kabut dingin)
Seketika itu banyak kabut menghalangi jarak pandang kami berempat. Bahkan orang bertopeng tadi tak terlihat.
"Semua, mendekat bersama!"
"Minju, bagaimana ini?"
Tanya Yuri dengan keringat bercucuran."Aak." (Petunjuk)
Putri Dewi melihat sekeliling. Beliau menunjuk ke kiri dan mengajak kami lari lagi. Berkat Putri Dewi, kami berhasil mengejar orang itu. Tapi, karena saking jauhnya berlari, aku baru sadar kalau Yuri dan Jaemin tidak ada. Padahal tadi mereka berdua di belakangku.
"Putri Dewi! Jaemin dan Yuri tidak ada!"
"Ugh, pasti mereka tersesat. Kita cari nanti, Hangyul. Kau dan aku fokus pada orang ini."
Akhirnya orang bertopeng ini terpojok di dinding dunia mimpi. Aku yakin ini ada di bagian timur. Aku dan Putri Dewi ngos-ngosan akibat terus berlari, apalagi orang itu. Kemudian, Putri Dewi mengeluarkan kapak perak dan menghilangkan kabut dingin.
"Hangyul, jangan ikut campur. Kamu punya kutukan, menjauhlah sedikit."
"Baik, Putri Dewi."
Wanita cantik ini menyeret kapak perak dan jalan ke arah orang tadi.
"Coba kita lihat, siapa yang ada di balik topeng putih ini."
Putri Dewi langsung lompat sembari mengayunkan kapak padanya. Serangan kejut itu dengan mudah dihindari meskipun si orang bertopeng terpojok. Putri Dewi menyerang dengan ayunan yang sempurna, seharusnya dengan kecepatan itu beliau berhasil mengenainya. Cuma, orang ini lihai menghindari segala serangan.
Kami berdua menganggap dia adalah Sang Perusak Mimpi, anehnya, kenapa dia hanya menghindari serangan daripada menyerang balik Putri Dewi? Pada akhirnya, Putri Dewi sedikit lengah lalu orang bertopeng itu mendorongnya ke arahku. Karena cukup kencang, aku tahan badannya dan kapak perak jatuh.
"Faal du'ul kiir," (Anak yang terpilih)
Panggil orang itu dengan suara berat. Dari bentuk suara, dia adalah laki-laki. Pria bertopeng putih ini maju selangkah, namun masih jauh jarak antara kami dengannya."Gerakanmu tidak buruk."
"Kau bisa bahasa kita 'kan? Katakan, siapa kau? Apa kau Sang Perusak Mimpi?!"
Pertanyaan Putri Dewi hanya dijawab dengan gelengan.
"Lalu, siapa kau sebenarnya?"
Pria ini kemudian melebarkan telapak tangan kanan sejajar pundaknya. Kapak perak yang tergeletak itu dengan cepat melayang ke tangan kanannya. Bagian kapak yang bercorak didekatkan ke topeng sehingga menutupi sebagian. Kemudian corak di kapak menyala emas.
"H-hah?! Tidak mungkin!"
Putri Dewi nampak tertegun. Siapa sebenarnya orang ini? Pria bertopeng ini melempar kapak perak dan mendarat di depan Putri Dewi. Kalau begitu, ini giliranku menyerangnya.
"Tunggu! Jangan, Hangyul."
Beliau menarik tanganku saat aku lari pada pria itu. Pria bertopeng putih ini kemudian lenyap seperti terbawa angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...