17. Loser/Lover

16 4 0
                                    

Pelarianku biasanya di gudang Minhee. Hanya saja, malam ini kosong tak ada penghuninya. Aku putuskan pergi ke sekitaran kampus. Sekalian tidur di gang-gang sempit sini, besok biar bisa langsung ke kampus. Menstandar motor besarku lalu duduk memeluk lutut di salah satu gang.

Malam ini hampir purnama, aku tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan. Keluargaku sudah terpecah mengetahui Ibuku sendiri ternyata anggota tinggi dari geng yang selalu mengganggu bisnis Ayah. Aku ingat yang Ayah katakan, tujuan utama mereka adalah menghancurkan bisnisnya beserta melenyapkan Ayah. Aku selalu berpikir kalau mereka tidak akan bisa karena anak buah Ayah banyak, terlebih lagi aku punya kekuatan mimpi yang bisa meringkus semua mata-mata dari geng jelek itu. Tapi, ternyata malah Ibuku sendiri salah satu anggota mereka.

Siapa lagi yang harus ku percaya? Apa mungkin Ayah sebenarnya juga salah satu anggota geng itu? Pak Lu Bu mungkin? Atau sebenarnya semua orang di kediamanku?! Sialan. Semua di dunia ini cuma kebohongan. Entahlah, aku raih ponsel di saku. Membuka grup chat Buddies and Baddies, lalu membuka group call. Satu persatu menerima panggilan, sekarang tiga temanku sudah terhubung.

"Halo, Bos! Ada apa nih?"
Ujar Haechan ceria seperti biasa.

"Semua... Maafkan aku. Aku cuma bisa percaya pada kalian. Maaf, Jeno, Haechan, Lucas."

"Jae-"

Aku keluar dari panggilan lalu menonaktifkan ponsel. Jeno bahkan tidak sempat merespon. Biasanya ia selalu tahu bagaimana keadaanku dan mood-ku. Tapi, kali ini aku cuma ingin sendiri.

Dari luar, suara motor jelek terdengar. Kemudian menghampiriku yang sedang gundah.

"Hei, apa yang kau lakukan disini, Jaemin?"

Oh, suara ini adalah Hangyul. Apa maunya kesini? Apa dia tidak sengaja melihatku? Tapi tetap saja, aku tidak mau diganggu.

"Pergilah."

"Ada apa, kawan?"

"Menjauhlah, aku tidak ingin diganggu."

"Aku kemari cuma ingin memberitahumu sesuatu. Apa kau ingat orang-orang yang kau hajar di Kafe Oneiro? Para lelaki dengan logo paku dan ular itu?"

Paku dan Ular? Kali ini apa lagi soal mereka. Ku lirik saudara Hyewon yang hari Minggu kemarin ku ajak kenalan.

"Kenapa?"

"Tadi, aku mendengar Lucas berbincang dengan salah satu anggota geng itu, dan sedang membicarakanmu."

"Apa yang barusan kau bilang?"
Ku tatap Hangyul untuk memastikan.

"Dengar, Jaemin. Kau mungkin tak percaya, tapi aku mengetahui dengan mata kepalaku sendiri. Lucas ada sangkut pautnya dengan mereka."

Aku bangun dan menarik kerah kemejanya. Mendekatkan wajahku padanya. Kebohongan apalagi ini? Apa Hangyul sengaja menjebakku? Mungkin dia salah satu dari anggota Paku dan Ular. Karena tidak mungkin Lucas, sahabatku, adalah seorang anggota geng yang bertujuan menghancurkan Ayahku.

"Hentikan omong kosongmu, Hangyul!"

"Hei! Apa yang kau lakukan?!"

"Aku tak akan percaya semudah itu dengan ucapanmu. Apa mungkin kau salah satu dari bajingan-bajingan itu, hah?"

"Apa maksudmu?! Aku memang tak punya bukti, tapi aku melihatnya secara langsung tadi!"

"Lucas adalah salah satu sahabatku. Kau memang seorang Dreamer, akupun demikian. Tapi, aku tak peduli siapapun yang berani menghina sahabat dan keluargaku."

"Kalau begitu tahan emosimu dan dengarkan! Bukankah aku kawan barumu?!"
Ujar Hangyul sambil melepas tanganku dari kerahnya.

"Apa lagi?"

Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang