7. Mischievousness

11 2 0
                                    

"Apa-apaan ini?! Apa yang kalian lakukan?!"

Jo Yuri datang dengan nada emosi. Dia melihat kami mengerubungi Minju. Ah, padahal mood-ku sedang bagus, kenapa si pendek ini datang sih. Aku sedang malas meladeni hal ini, aku akan diam saja dan menikmati drama.

"Apa sih, Yuri? Jangan ikut-ikut deh."
Balas Lucas

"Hey, udah sana pergi, ini urusan kita."
Tambah Haechan.

"Benar, kamu tidak sesuai kriteria kami. Tapi, kalau aku lihat-lihat, dadamu lumayan juga ya, Yuri."

Jeno mendapat pukulan tepat di kepala oleh siku kamus besar milik Yuri. Hal yang lumrah bagiku mendengar Jeno seperti itu, tapi Yuri adalah target yang salah.

"Heh! Jaga ya alat pengucap kalian! Ayo, Minju!"

Yuri menarik tangan Minju. Tapi, Lucas cekatan menghadang arah jalan yang akan ditempuh gadis pendek ini.

"Eits! Mau kemana? Minju harus tanggung jawab."

"Apa sih? Minju salah apa?"

"Yuri, dia menyenggol bos kami yang sedang minum kopi kalengan, dan coba lihat itu."

Lucas menunjuk cairan di bawahku. Jo Yuri segera menoleh ke arah yang ditunjuk Lucas, kemudian melihatku.

"Jadi, kalian mau apa ke Minju?"
Tanya Yuri.

"Astaga, Yuri, kamu bodoh apa bagaimana? Dia harus tanggung jawab lah!"

"Tentu saja dia akan tanggung jawab, Haechan. Benar 'kan, Minju?"

Minju tak menjawab. Jeno kali ini beraksi lagi, dia merangkul leher Kim Minju.

"Sudahlah, kalau tidak punya uang, bayar pakai yang lain saja."

Yuri melepas lilitan tangan Jeno dari leher Minju.

"Ya sudah, maafkan, Minju! Duh, kalian membuang waktuku, ayo, Minju."

Ah, gak asik. Yuri mendorong tubuh Lucas, menjauh sambil tangan Minju ditarik. Kali ini giliranku beraksi. Aku menjegal salah satu kakinya sampai dia jatuh tersungkur. Haechan, Jeno, dan Lucas tertawa kencang melihat Yuri.

"Maaf, tak sengaja. Itu kata Minju tadi."

Yuri langsung bangkit dan menjambak rambutku terus menerus.

"Hiih! Kamu menyebalkan, Jaemin! Aku membencimu!"

"Woy! Sakit tahu!"

Yuri menjauh dengan Minju usai menjambakku begitu kencangnya.

"Bos gak apa-apa?!"
Tanya Haechan.

"Santai saja, dia urusan kecil."
Jawabku sembari merapikan rambut.

"Dasar pendek itu. Ayo ke mart, beli minuman dulu."

Ajakan Jeno ku setujui. Kami bertiga keluar dari kampus dan ke mart terdekat.

***

Menjelang akhir mata kuliah aku ketempatan duduk di belakang Yuri. Si pendek ini kadang menjengkelkan kalau aku lihat-lihat. Gangguin ah. Mumpung lagi makan permen karet, aku buang bekas kunyahanku ke rambutnya. Haechan dan Lucas menahan tawa saat aku melakukan itu.

Kelas usai, aku menunggu semua keluar dari kelas. Tapi, aku dengar ada sedikit ribut-ribut di luar kelas. Aku lihat sekalian keluar dari tempat kotak ini.

"Hey, jangan di tengah jalan dong!"
Teriakku.

"Iya-iya sebentar, kamu gak lihat rambut Yuri ada permen karetnya?"

Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang