Sumber mata air ini mengaliri Surearium dan Namukum. Tempat yang tertutup gundukkan-gundukkan pasir ini nampak damai, tentram, aman, dan tak ada gangguan apapun. Walau Surearium sendiri sudah sepi dan tenang, tempat ini cocok untuk chill.
"Aku pikir Surearium cuma hamparan pasir yang luas."
"Memang. Ini tempat rahasia yang cuma diketahui Sang Penakdir Mimpi."
"Wow."
"Nah, sekarang waktunya kita ke ujian selanjutnya."
Minhee jalan ke bibir oasis, kemudian menatap permukaan air. Karena penasaran, aku mengikutinya.
"Gimana caranya? Kita tinggal ke atas 'kan?"
"Ya."
BYUR!
Minhee sialan. Seenaknya saja menceburkanku. Aku panik tentunya, karena air ini menghisapku dengan cepat. Tenggelam dalam air bukan hal yang sepele, lama-lama punggungku menyentuh dasar. Ketika ku buka mata, hal yang pertama terlihat adalah langit biru. Aku berbaring di awan-awan empuk. Meskipun tercebur dalam air bening, pakaianku berubah jadi putih dan tidak basah. Bahkan kulitku pun tidak!
"Ini adalah bagian depan kastil Mahligai."
Minhee muncul di atas kepalaku dengan satu tangan masuk dalam saku. Ia mendekat lalu menarik tanganku.
"Woah,"
Betapa megahnya kastil Mahligai ini. Di depan ada banyak sekali anak tangga yang menghubungkan awan yang kami pijak ke pintu emas.
"Besar sekali."
"Ayo masuk."
Memijaki anak-anak tangga, Minhee menjelaskan betapa indahnya isi kastil Mahligai padaku. Beberapa langkah kemudian pintu emas di depan membuka ke dalam. Terbuka kanan dan kiri. Ketika masuk, tempat yang ku lihat beda dari penjelasan Minhee. Dia bilang kalau Mahligai adalah tempat yang luas dengan singgahsana perak, lampu gantung besar, dinding warna putih tulang dan ornamen-ornamen emas. Memang, aku lihat dindingnya putih dan ornamennya emas, tapi di depanku cuma ruangan kotak dengan dua lingkaran di tengah lantai. Lingkar luar warna emas, lalu di dalamnya lagi ada lingkaran kecil warna emas semua.
Minhee berdiri di lingkaran kecil. Mengayunkan tangan agar aku mendekat.
"Ini adalah ujian terakhirmu, kau siap?"
"Apapun selanjutnya, aku siap."
Jawabku yakin sambil masuk dalam lingkaran dan menghadap wajah muda Minhee.
"Ujian terakhir ini adalah sebuah pertanyaan. Pertanyaan ini harus kau jawab langsung."
"Langsung? Memangnya apa pertanyaannya?"
"Mana bisa aku memberitahumu, pertanyaannya saja harus dijawab langsung."
"Hah, iya juga ya."
"Waktu kita tidak banyak. Siap?"
"Ya, ku rasa."
Minhee menaruh kepalan tangannya ke dadaku.
"Na Jaemin, menurutmu apa itu mimpi?"
Ini pertanyaannya? Harusnya Minhee memberitahuku lebih dulu sebelum kemari. Agh, harus ku jawab apa ini? Mungkin saja ini ada kaitannya dengan kekuatan juga. Ah, aku jawab sebisaku saja, seperti pas ujian di kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin, The Dream Blesser [Book 3] ✓
Fantasía[TAMAT - continued in Book 4] Seri ketiga dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Jaemin, Sang Penakdir Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Na Jaemin, mahasiswa semester 4 yang sekelas dengan Yuri. Dia terkenal nakal dan jahil. H...