b a g i a n | 20 | Seperti apa keluarga utuh itu?———————————————
.
.
.
.
.
.
.
Dari banyaknya pemandangan yang dapat disaksikan Loka, ada satu yang menarik perhatiannya sejak berjam-jam lalu. Sebuah lampu jalan yang berkedip seperti hendak padam. Entah mengapa Loka tertarik saja.
Terhitung tiga hampir empat hari dia terpenjara di atas kasur rumah sakit yang membosankan. Beberapa waktu lalu Jisel mengantar Haelmi pulang guna berbenah dan menengok kondisi tempat tinggal mereka karena ditinggalkan begitu saja. Seraya menunggu gadis bodoh yang memilih untuk menyukainya sejak bertahun lalu, Loka memainkan selimutnya, lagi.
Jujur dia jenuh, tapi apa yang bisa dilakukannya untuk mengusir rasa jengah yang tidak mau mengalah? Ponselnya di rumah, tidak ada orang dan tenaga kesehatan yang menjamah, dia hanya sendiri, seorang diri.
"Liatin apa?"
Loka menoleh, seorang lelaki bertubuh tegap duduk di kursi sebelah ranjangnya. "Ngapain kesini?"
"Jengukin pasien." Lelaki itu Aditama, teman SMA abangnya sekaligus dokter yang memeriksa Loka tempo hari.
"Jam kerja bukannya udah abis?"
"Kenapa sih dijengukin malah sewot," lelaki itu mendengkus. "Lugas apa kabar?"
"Udah nggak ada."
"Innalilahi!" Tama menutup mulu. "Ya Allah, Lugas padahal anak baik, kenapa diambil duluan ...."
Loke berdecak, "maksudnya udah nggak sama gue, Bang."
Lelaki itu cuma mengangguk-angguk. Diliriknya Loka yang terlihat cukup sehat untuk ukuran orang sakit. Aditama meraih apel yang ada di bedside cabinet, tadi istrinya yang bawain sekalian buat jengukin Loka katanya. Ngomong-ngomong Aditama ini teman baiknya Jovan sedari mereka masih abg, jadi seluk beluk keluarga Jovan dan Loka, Aditama tau.
"Dia sama Nindy?" Tanya Tama to the point. "Kemarin Nindy kemari, gak tau sih ngapain."
Loka menoleh, "dia sendirian apa sama Dikta?"
"Enggak tau deh, kayaknya sendiri. Eh tapi ada anak cowok sih, bukan Lugas. Kalau enggak salah anak sulungnya Jovan, siapa namanya?" Tama garuk-garuk kepala. "Ah, Dovan! Iya, lama banget ga ketemu jadi pangling."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumpang | haechan
General FictionLugas Dikta Adiguna selalu ingin menyelesaikan paragraf rumpang dalam satu kisah yang ditulisnya bertahun-tahun lalu. Paragraf tersebut berisi deskripsi pasal keluarga, Mama, Papa, Kakak, dan segenap tokoh lain yang ia idolakan. Dahulu sekali ketik...