Insiden

1K 65 25
                                    

Tahu tidak, kenapa lebih banyak yang vote ( like ) FF ini dari pada koment?

Karena kenyataanya lebih banyak di antara kita yang diam - diam menyukai namun tidak berani mengungkapkannya
😉😅🤭

Sebelum baca di follow dulu, baru vote dan komentar

Bismilahirohmanirohim yuukk baca -_^

.
.
.
.
.

Lemah
Lesu
Letih
Lunglai
Lelah
Tubuh yang di rasakan Hana setelah pulang kuliah saat sore, mata kuliah pemograman membuat semua energi kesedot saat berfikir. Mata kuliah pemograman bagai vacum cleaner menyedot semua energi di tubuh.

Jilbab itu ia lempar ke sisi kursi termasuk tas slempang yang ia pakai, gamis berzipper depan itu ia buka lebar - lebar seolah - olah melepaskan cekikan di dadanya tubuhnya ia rebahkan di sofa, di rumah tidak ada mas Izza jadi tak harus pakai jilbab bukan di tambah ayah dan umi nggk ada jadi ia bebas. Mata nya terpejam sejenak sebelum ratu sejagat rumah ini memanggil dan memberi titah yang tak bisa di bantah oleh seorang anak.

"Hanaaaa, sudah pulang?? Kenapa nggk ngucap salam, ibu nggk dengar"

"Iya,, buuu"

"Ibu minta tolong, antarkan makan malam buat mas nino" perintah ibu ratu sejagat rumah tak bisa ia bantah, walau ia sangat letih.

"Iya bu" Hana bergegas kekamar hanya menaruh tas, lalu menyambar jilbab lebar panjangnya ya ia tadi pakai ke kampus.

"Nggk mandi dulu kamu, nak?" Rantang berisi lauk pauk itu sang ibu berikan.

"Nggk bu sekalian mau sholat magrib aja biar nggk keringatan lagi" di terima rantang makan itu dengan baik.

"Hana pamit Asalamu'alaikum" cium punggung tangan, dan pipi sang ibu sebagai ritual rutin jika hana pamit dari rumah.

"Wa'alaikumsalam"

Hana memakai scopy maticnya, warna putih cocok dengan helmnya, walau cape ia tetap ikhlas di suruh sang ibu tercinta, bukan karena ke rumah mas nino, murid ayah kesayangannya tapi memang perintah orang tua tak bisa di bantah bukan jika itu bukan menyimpang.

"Ya Allah, lupa bawa handphone buat nanya sandinya, pasti belum pulang mas nino nya"

"Masa pulang lagi" hana sibuk mondar mandir, tak lupa kukunya ia gigit tanda hana sedang berfikir keras

"Mas boleh pinjem handphonenya?" Ide cemerlang hana temukan setelah penguhni apatement lainnya lewat.

No mas nino nggk hafal

Apalagi no om chandra dan aunty labie

Lalu dengan ide cemerlangnya hana membuka aplikasi senter lalu ia arahkan pada tombol angka - angka sandi pintu apartementnya,

Bukankah terlihat sidik jari bekas mas nino di sana

Ah hana si wanita pintar, sepertinya hana di lahirkan menjadi si pintar pembobol sandi

Lalu hana memencet tombol bekas sidik jari mas nino, tanpa menunggu waktu lama pintu terbuka. Senyum sumuringah dan bangga terhadap dirinya hana pancarkan.

"Mba mal-"

"Saya istrinya, nah suami saya habis ganti sandi rumah, lupa memberi tahu saya" Ya Allah ampuni telah berbohong..

"Oh"

"Terima kasih"

Hana masuk menuju pantry apartement menaruh lauk pauknya di lemari lalu mencuci kembali rantang yang akan di bawa pulang.
Atensi hana terkagum kagum pada dekorasi apartemnetnya yang mewah, dan elegan walau tidak luas tapi nyaman. Langkahnya tak terasa masuk ke kamar milik nino, hana semakin terkagum - kagum karena kamarnya rapi walau ia cowok single.

MAS NINO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang