Bae Irene memanggil Kim Taehyung selepas perseteruan di kafetaria terjadi.
Syukurlah wanita itu tidak menyatukannya dengan Min Suga, mengingat ia bisa saja lepas kendali dan kembali menyerang Suga begitu menginjakkan kaki di ruangan yang hanya boleh di masuki oleh orang-orang tertentu saja.
Sebagai seorang Sekretaris Direksi yang bertugas menciptakan stabilitas di lingkungan Seoul Business Center, Nona Bae jelas berhak untuk menyidangnya bersamaan dengan Kepala HRD agar supaya mereka bisa menyelesaikan permasalahan secara fair. Jika menurut mereka tindakan Taehyung sudah kelewat batas, pilihan apa yang ia punya selain hengkang dari perusahaan ini?
Sebenarnya Taehyung tidak peduli sekalipun ia harus diberhentikan dari kegiatan magang yang baru berjalan separuh waktu, selagi dia bisa memberikan pelajaran kepada Suga tanpa terkecuali, maka ia akan dengan senang hati melakukan konsekuensi atas pilihan yang ia ambil.
Dan menghajar sesama rekanan magang karena Son Wendy tidak pernah menjadi opsi. Itu seharusnya menjadi pilihan paling terakhir jika saja ia ingat untuk meletakan logika di atas segala. Sejujurnya ia sendiri tidak mengerti. Kondisi apa yang sedang berlangsung ini?
Segala hal yang terjadi dalam hidupnya setelah kehadiran Wendy terasa aneh. Terkadang menyenangkan, terutama di bagian mereka menghabiskan waktu dan melakukan hubungan yang selama ini hanya berani dimimpikan oleh teman-temannya. Selebihnya? Melihat wanita itu bersanding dengan marketing top-nya Seoul Business Center dan isu-isu lain yang ia dengar soal Son Wendy membuat akal sehatnya bermasalah. Bermasalah dalam arti; ia tidak suka mengalami kondisi tersebut.
Bosnya pasti bercanda ketika dia menggumamkan kalimat berbau romansa saat mereka tengah dimabukan dengan sentuhan-sentuhan dan dorongan yang ia buat dengan Son Wendy tepat berada di bawahnya beberapa minggu lalu. Sebab setelahnya, Son Wendy menyingkirkannya dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki pria lain dan Taehyung dengan terpaksa menegaskan kepada bosnya bahwa wanita itu hanya boleh menginginkannya.
Bukankah Son Wendy memang seharusnya konsisten dengan perkataannya? Dirinya hanya berupaya agar bosnya terbantu melalui peristiwa itu.
Tetapi apa ini?
Mereka kembali lagi ke kebiasaan-kebiasaan lama pasca Taehyung membabat habis kewarasannya dengan menghajar Suga. Apartemen Taehyung kembali menjadi tempat di mana mereka membangun sarang cinta mereka dan tidak sulit membuat bosnya untuk sepakat melakukan itu dan kembali menuju kantor menggunakan MRT di pagi hari.
Adanya peningkatan intensitas dirinya yang memarkirkan kendaraan Wendy membuat perusahaan ini gempar.
Isu bahwa Taehyung berkencan dengan Son Wendy berhembus kencang di penjuru Seoul Business Center. Tak pelak Im Nayeon kerap menggodainya ketika ia baru keluar dari elevator usai memarkirkan kendaraan Wendy di basement. Bae Irene pun selalu menudingkan tatapan menyelidik setiap kali berpapasan dengannya di koridor di kantor ini.
Sesungguhnya, runutan peristiwa ini membuat Taehyung kebingungan. Son Wendy tidak terlihat terganggu dengan gosip panas yang dipastikan menjadi perbincangan teratas setiap kali wanita itu melintasi kafetaria. Dia juga tidak pernah mengatakan sesuatu tentang hal ini atau mendiskusikan situasi yang mungkin perlu mereka luruskan di sini.
Kim Taehyung bertengkar dengan Min Suga dengan Son Wendy sebagai pemicunya, dan Kim Taehyung yang selalu membawa pulang mercedes benz milik wanita yang sama; dua variabel itu seolah cukup membuktikan bahwa Kim Taehyung memiliki hubungan dengan Son Wendy!
Terkadang Taehyung menginginkan penjelasan dari Son Wendy. Ia hanya ingin mengetahui pendapat wanita itu terhadap segala peristiwa yang sedang berlangsung. Agar suatu saat ketika orang lain melemparkan tanda tanya, mereka mampu merespon secara kompak.
Tetapi daripada Wendy, rupanya Taehyung harus terlebih dulu menghadapi pertanyaan itu ketika mengarahkan kakinya ke atap untuk memantik sebatang rokok di jam makan siang, dan mendapati pria yang selama ini diisukan dekat dengan bosnya tengah merokok sambil menatap bangun tinggi di seberang mereka.
Korean International Business.
Kompetitor nomor satu Seoul Business Center dalam satu dekade belakangan.
Jika SBC merupakan perusahaan multinasional yang menerima pegawai dari negara lain, maka seperti namanya, Korean International Business hanya menerima orang korea sebagai pegawai dan menerapkan sistem manajerial konvensional secara turun temurun. Perusahaan itu terlalu tertutup dan memiliki ciri khas yang sangat nasionalis sehingga tak heran mereka selalu menempati urutan pertama dalam hal kepercayaan publik.
Perusahaan itu besar, akan menjadi kemasygulan jika Seoul Business Center tak melakukan apapun terhadap predikat kompetitor utama mereka. Untuk itu lah, penyusupan dan penyerapan sistem harus dilakukan guna memastikan jika mereka tidak tertinggal dalam konteks metodologi dan cara berfikir.
Salah satu pebisnis ulung pernah berkata; "jika tidak bisa menjadi lawan, maka bermitralah" dan pada titik di mana badai ekonomi menerpa negara ini, Seoul Business Center bermanuver dan mempraktikan langkah tersebut dengan tepat.
"Son Wendy ingin mengambil alih bangunan itu dan memintaku untuk membawakan kontrak kerjasama beberapa tahun lalu," ujar Jaehyung tiba-tiba sambil mengerdikan bahunya saat Taehyung berdiri di sebelahnya.
Angin dingin berhembus sejuk siang ini. Seharusnya mereka bisa bersantai dengan rokok di tangan, tanpa kaleng soju yang berceceran mengotori lapangan.
"Permintaan berat mengingat mereka tidak menyukai metode bisnis yang kita pakai. Aku harus mengejar mereka sampai keliling dunia hanya untuk mendapatkan sebuah tanda tangan basah. Terakhir kali Melbourne, hingga akhirnya mereka melihat kesungguhanku dan memutuskan bekerja sama dengan kita."
Taehyung jelas mengingat peristiwa di mana Jaehyung membuat kekacauan di kafetaria beberapa bulan lalu, dan meskipun ia sempat jengkel dengan keputusan beresiko yang bosnya ambil, tak menampik bahwa dirinya merasa lega saat mengetahui manager marketing mereka berhasil membawa pulang tangkapan besar. Ia langsung merasa kagum atas pencapaian pemuda itu. Meskipun Taehyung tahu barangkali motivasi Jaehyung mendapatkan kontrak itu adalah Son Wendy.
"Aku tahu apa yang terjadi di antara kalian sejak saat itu," kata Jaehyung tiba-tiba sambil terkekeh pelan. "Son Wendy tidak pernah membiarkan siapapun mengendarai mobil kesayangannya kecuali jika orang itu dirasa mampu membawa pulang kudanya dalam keadaan baik."
"Dan kupikir kau mengemban tanggung jawab cukup lumayan."
Taehyung sebenarnya tidak tahu harus mengatakan apa, tetapi dia perlu menjelaskan sesuatu yang mengganjal dalam kepala, "dia selalu memintaku mengendarai mobilnya sekalipun kita bisa saja berkendara bersama-sama."
"Dan kau akan setuju mengorbankan jatah tidurmu untuk berangkat lebih awal, kalau begitu?"
"Kenapa tidak? Bukankah akan lebih baik jika kita tidak terlambat?"
Park Jaehyung tersenyum tipis mendengar balasan itu. Rasanya, ia mulai mengerti bagian mana yang menarik dari Kim Taehyung sehingga sahabat perempuannya dapat berpindah hitungan hari.
"Son Wendy adalah wanita paling keras kepala yang pernah kukenal, makanya kau, bersabarlah dengannya."
Satu tepukan lembut terasa nyaman di bahu Taehyung, berikut suara jejak sepatu Jaehyung yang berjalan menjauh, meninggalkan pemuda dua puluh dua tahun ini terdiam menghabiskan batang rokoknya sambil menatap menara Korean International Business yang berdiri kokoh di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...