Memasuki hari ke tiga di Barcelona dan Son Wendy masih belum tersentuh.
Wanita itu seperti memiliki lingkarannya sendiri dengan para manager, kolega bisnis, para petinggi, dan Taehyung sempat mengamati beberapa kali Jaehyung mencoba berinteraksi dengan mantan tutornya ketika mereka semua melakukan workshop di hari kedua.
Sebenarnya, bisa saja pemuda ini menaruh perhatiannya pada Park Seo Joon yang kerap memamerkan dan membanggakannya di hadapan kolega yang sedang mengobrol dengan mereka, tetapi kelompok kerumunan mantan tutornya selalu menarik perhatian mata dan membuat sorotan itu terpancar lebih banyak dibandingkan siapa pun yang berada dalam ruangan ini.
Taehyung memegang gelas wine-nya sambil sesekali diteguk setelah makan malam selesai. Satu persatu orang mulai meninggalkan area restoran menuju kamar hotel masing-masing. Ia berkata ingin memiliki waktu sendiri ketika teman-temannya mengajak pergi keluar; menjanjikan hiburan malam Barcelona yang tidak bisa mereka hiraukan, sementara gelas beling di tangannya seolah memanggil agar Taehyung menjejalkan cairan fermentasi itu ke dalam perutnya.
Ketika restoran itu melayani pengunjung terakhir yang memesan sepiring carbonara dan puding kismis, barulah pemuda dua puluh dua tahun ini menghabiskan minumannya dan segera angkat kaki dari lokasi.
Taehyung melintasi lorong-lorong yang panjang sambil berpikir. Apakah bosnya mengingat percakapan mereka tempo hari? Yang menyatakan bahwa, suatu saat mungkin saja dia muncul di depan pintu kamar sang wanita dengan nafas memburu, lengkap dengan wajah yang tak ramah lagi, dan sesegera mungkin menyongsong tubuh bosnya seolah-olah Wendy akan menghilang dari peradaban besok.
Tetapi memangnya, Taehyung pemuda bodoh yang suka bertindak gegabah?
Wendy mungkin saja masih memiliki acara dengan kedua sahabatnya. Sehingga, sangat tidak memungkinkan jika Taehyung muncul secara tiba-tiba di depan pintu kamar sang atasan dan mengacaukan keadaan sekitar.
Untuk itu lah, sebelum pikirannya menawarkan berbagai kejahatan yang berujung ketidakmampuannya dalam menghampiri Wendy, ia bergegas kembali ke dalam kamarnya tanpa memiliki prasangka bahwa keadaan bisa saja berubah. Di mana, Wendy yang seharusnya terjaga di kamar tidurnya yang nyaman, malah berada di kamar sempit Kim Taehyung lengkap dengan sebuah handuk yang membungkus rapat rambut basahnya dan kemeja longgar yang sepertinya sang wanita ambil dari lemari Taehyung.
"Mimpi apa aku semalam? Financial manager Seoul Business Center berkunjung ke kamar sempitku di waktu selarut ini."
Sekelebat aroma shampoo dan sabun yang wanita itu kenakan menyerbu penciuman Taehyung meskipun pemuda ini tidak bergerak sedikitpun dalam menyambut kehadiran Son Wendy di kamar minimalisnya.
Dia pasti menginap di president suite lengkap dengan jacuzzi mewah yang siap memanjakan hari-harinya yang lelah. Lantas kenapa?
Alasan apa yang membawa Wendy seberani itu menemuinya? Sementara di lorong koridor sana, teman-temannya mungkin terserang migrain dadakan bahkan memanggil petugas kepolisian terbaik, yang siap menyisir seluruh celah tersembunyi Barcelona demi memastikan bahwa wanita itu kembali dan selamat tanpa kekurangan satu detail pun.
"Kau tidak datang menemuiku seperti yang pernah kau janjikan sebelumnya." Oh, dikiranya Son Wendy sudah amnesia.
"Kupikir justru kau yang tak ingin diganggu olehku mengingat kalian bertiga tidak terpisahkan sepanjang waktu," ujar Taehyung acuh sambil meloloskan kausnya dari kepala. Ia mengintip isi lemarinya dan mengambil sebuah pakaian yang cukup nyaman untuk dipakai tidur. "Selain membobol kamar tidurku dan mencuri isi lemariku, rupanya kau juga menggunakan kamar mandiku dan memakai shampoo-ku tanpa izin. Apa yang terjadi memangnya, dengan kamar mandi berkolam megah di kamar tidurmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...