Ini benar-benar berita yang hebat!
Kejadian langka yang mungkin akan dikenang Seo Joon sampai ia pensiun dari masa jabatannya. Seo Joon tidak pernah merasa bangga kepada anak buahnya dibandingkan hari ini. Langkahnya bahkan terlalu lebar, seolah tidak sabar untuk segera mengabarkan anak buahnya bahwa Taehyung-mereka berhasil menyambar persetujuan manager finansial, dan itu artinya, mereka akan segera memperbaiki rembasan air yang kian menggangu sepanjang hari, ditambah dengan renovasi-renovasi lain yang diperlukan guna mengganti situasi terkini tempat mereka bekerja.
Usai coffee break bersama para manager dalam membahas agenda outing yang akan diselenggarakan pekan depan, Son Wendy secara tiba-tiba menghampirinya dan mengatakan bahwa wanita itu membutuhkan tanda tangan Seo Joon dalam melengkapi prosedur pencairan dana yang harus di klaim selama tiga hari. Tak butuh waktu lama lagi untuk menyadari bahwa wanita itu membubuhkan tanda tangan pada proposal yang Taehyung letakan di atas mejanya tiga hari lalu.
Saat Seo Joon mempelajari proposal itu semalam, ia hanya melihat bagian pendanaan mengingat detail lainnya sudah ditangani dengan baik oleh Taehyung. Tidak main-main, jumlah yang anak itu ajukan melampaui batas anggaran yang bahkan ia sendiri tidak berani untuk memimpikannya. Anak itu memang nekat dan kenekatannya berbanding satu garis lurus dengan keberhasilan.
Taehyung sangat briliant, ungkap Seo Joon berulang kali, tak henti-hentinya memuji anak bimbingannya itu. Ia masih belum percaya jika Son Wendy membuang individu seperti Taehyung dan sebagai orang yang tidak terlalu mencolok di Seoul Business Center, Seo Joon hanya bertugas menyapu bersih apa yang pimpinan lain tinggalkan untuk ia jaga dan pelihara.
"Kita mendapatkan anggaran itu!" Seru Seo Joon saat memasuki ruangan unitnya. Semua orang hanya tertawa dan menganggap manager mereka terlalu berlebihan menenggak soju pada pertemuan tadi malam. "Aku serius, wanita itu menandatangani proposal yang dibuat Taehyung-kita."
Taehyung yang mendengar itu bergegas menghampiri Seo Joon, memastikan dengan mata kepala bahwa pimpinan mereka tidak sedang berbohong. Tanda tangan khas seorang Wendy terpampang di atas kertas. Dan tanpa sadar ia menampilkan seringaiannya.
"Kau benar-benar anak yang hebat!" Seo Joon memegang bahu Taehyung, diikuti dengan pegawai lain yang merangkul dan menyerukan betapa anggota termuda divisinya sangat cerdas dan memberi keberuntungan bagi mereka. Semuanya bersorak, beberapa diantaranya bahkan memukul-mukul meja dengan kertas arsip saking mengejutkannya berita ini. "Terimakasih sudah melakukan itu untuk kami."
"Aku hanya menjalankan tugasku," ujar Taehyung tersenyum dan kembali ke tempat duduknya.
"Kalau begitu, kita akan memulai renovasi setelah dana itu sampai di tangan. Segera bungkus barang-barang kita, simpan segalanya dengan aman agar tak ada satu pun yang rusak. Taehyung akan memimpin proses renovasi tersebut."
Anggota termuda yang sadar mendapat sorotan publik segera meralat perkataan Park Seo Joon yang menurutnya sangat berlebihan untuk ukuran tanggung jawab sebesar itu. "Aku adalah arsitek belum resmi yang merancang desain ruangan kalian, tentu saja ada tenaga ahli yang akan melakukan pekerjaan itu untuk kita. Tetapi yeah, sesekali aku akan mengecek jalannya pekerjaan mereka."
"Untuk masalah ini, apakah kita telah sepakat?" Seo Joon menatap masing-masing anggota divisi yang masih terlalu excited bahkan untuk memberikan masukan lainnya. "Baguslah. Lalu mari kita membicarakan acara outing yang dua minggu lagi akan diselenggarakan."
"Outing?" Taehyung bertanya dengan mimik heran. Ia terlalu fokus menyelesaikan proposal pendanaan itu sehingga tidak sempat berkumpul dengan rekan-rekan magangnya sambil mendiskusikan berita panas yang sedang terjadi di Seoul Business Center. Outing adalah agenda yang cakupannya cukup besar dan tanpa sengaja ia melewatkannya.
"Itu agenda tahunan Seoul Business Center untuk refreshing sekaligus mempererat kerja sama tim." Terang salah satu rekan timnya yang bernama Eric.
"Kita akan berkunjung ke sebuah negara, melakukan workshop dan pertemuan membosankan dengan negara percontohan yang kita kunjungi. Bagian itu adalah lahan bagi para petinggi untuk menjalin dialog dan kerja sama, serta umpan bagi divisi marketing untuk menjaring calon konsumen potensial yang akan mereka kejar kemudian. Sejujurnya aku tidak terlalu mengerti bagian itu, karena sepertinya Seo Joon yang lebih memahaminya. Dan tentu saja, bagian yang paling aku sukai adalah bagian luar ruangan. Kita bisa memainkan permainan berkelompok dan ketika ada waktu senggang, kita bisa melakukan rekreasi sekaligus membeli oleh-oleh."
"Ya, dan kau memborong kipas di wilayah pecinaan waktu kita berkunjung ke Singapura hanya karena wanita muda itu memanggilmu 'tuan muda'."
"A Ling, dia punya mata yang sangat indah."
"Kenapa kau tidak meninggalkan nomor ponselmu supaya dia bisa menghubungimu?"
"Biaya panggilan internasional sangatlah mahal..."
"Sayang sekali, A Ling yang manis tinggal kenangan."
Semua orang terpingkal-pingkal mendengarkan kisah rekan unitnya dengan seorang gadis di kawasan Pecinaan bernama A Ling. Tak pelak Taehyung pun mengulas senyum tipis sembari menyerap beberapa informasi lain yang perlu ia ketahui lebih dalam.
"Negara mana yang akan kita singgahi kali ini, Seo Joon?" Tanya Eric yang barusan menceritakan pengalaman emosionalnya.
"Barcelona." Jawab Seo Joon sambil membenarkan kacamatanya. "Park Jaehyung menggiring kami semua ke negara itu, dan Wendy selalu berdiri di sisinya."
"Tadinya aku berpikir mereka berdua menjalin hubungan. Kau tau, gosip itu sangat populer waktu Jaehyung menggendong Wendy yang terkilir saat bermain permainan berkelompok dan mereka berdua tidak pernah terpisahkan."
"Ya, ya, Jaehyung sampai menukar pesawat pulang agar bisa berada di pesawat yang sama dengan Wendy. Aku satu pesawat dengan wanita itu, dan Jaehyung seharusnya tidak berada dalam kabin yang sama dengan kami. Para manager seharusnya terbang secara terpisah. Tetapi mereka bersama."
"Ah, darah muda yang sangat panas." Komentar seorang pria yang membuat lainnya terpingkal-pingkal.
Taehyung tersenyum menahan gemuruh yang merambat perlahan di dadanya. Wendy tidak pernah mengatakan memiliki hubungan istimewa dengan pria yang baru saja dibicarakan rekan-rekannya. Tetapi, Taehyung selalu mengingat karakter bosnya yang tidak bisa menolak Jaehyung dan Jaehyung yang dalam kisah itu terlihat tidak bisa meninggalkan Wendy. Mereka bilang, mendengarkan cerita dari para orang tua seperti menyaksikan kebenaran yang belum terungkap.
Dan setelah dipikirkan berulang-ulang, benarkah dua orang itu tidak lebih dari sekedar bersahabat?
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...