Son Wendy mendepak murid bimbingannya.
Ralat.
Son Wendy mendepak Kim Taehyung tanpa belas kasih!
Itu yang pemuda ini rasakan begitu mendengar pernyataan bernada defensif yang keluar dari wanita yang telah mendampingi pemagangannya sejak menginjakan kaki di perusahaan ini. Bagian ini sungguh tidak terduga dan tidak disangka, sebab Taehyung memang membayangkan suatu saat ia akan dipecat oleh bosnya, tetapi ia tak mengira kalau bosnya yang akan menyerah dan mengundurkan diri terlebih dahulu.
Taehyung hanya diam saat ia mengepak semua barang dari kubikalnya untuk pindah ke kubikal di divisi lain. Bawaannya memang tak banyak, karenanya ia tak perlu turun ke gudang di lantai dasar guna mencari box kosong, karena toh ia tidak membawa apa-apa.
Rekan-rekan finansialnya heboh bertanya apa yang ia lakukan hingga ia dirotasi seperti ini. Beberapa bahkan melemparkan lelucon panas bahwa dia telah membuat manager mereka mengamuk sehingga pemuda itu harus terusir dari divisi paling sibuk seantero Seoul Business Center. Tetapi ya, kenyataannya Taehyung tidak melakukan apa-apa. Apa kesalahannya?
Dia ditempatkan di Divisi Arsip dan Perlengkapan dengan ruangan super sempit dan rekan-rekan berumur matang. Jumlah timnya tidak sebanyak di bagian keuangan, tetapi di tempat ini, pandangan timnya cenderung ramah dan bersahabat begitu mendapatkan asisten magang yang usianya jauh lebih muda, yang diharapkan dapat menyumbangkan pikiran-pikiran segar dan bergerak lebih enerjik tanpa khawatir tulang pinggang yang sudah tak prima. Bagus lah, karena setidaknya, Taehyung tidak perlu banyak berinteraksi dan terlibat skandal dengan pegawai seumurannya yang dipastikan membuatnya kelimpungan atas hal-hal yang tak perlu.
Mereka beristirahat lebih cepat dan punya banyak waktu untuk menyesap kopi sambil berkumpul mendiskusikan hal-hal pribadi semacam pengalaman rumah tangga dan lainnya, tetapi itu lah yang membuat Taehyung menyukai rekan barunya.
"Kau bilang kau mahasiswa arsitektur tingkat terakhir," kata manager divisinya saat mereka tengah secara tiba-tiba membahas perumahan dan investasi. "Kau jago menggambar rumah, kalau begitu?"
"Yeah," jawab Taehyung yang diiringi dengan sorakan kagum separuh anggota divisi yang lain.
Di depan sana, manager divisinya tersenyum bangga seolah menganggap Taehyung adalah anggota divisinya yang paling hebat juga berbakat diantara semua anggota yang dia miliki saat ini. "Kami harus membayar mahal jika memintamu menggambar hunian untuk kami?"
"Sebenarnya, saat ini aku belum bisa disebut profesional sehingga kalian bisa membayar seusai hasil kerjaku saja," balas Taehyung canggung karena toh ia tidak pernah dimintai tolong untuk menggambar dan diberi bayaran karena hasil keterampilannya selama ini. "Kuberi kalian harga spesial kalau kalian ingin kugambarkan hunian beserta seluruh perabotannya."
Seluruh anggota divisi itu tertawa terpingkal-pingkal mendengar lelucon anggota mereka yang paling muda. Taehyung dinilai memiliki selera humor yang baik dan nilai plusnya, dia masih muda dan begitu antusias menyahuti setiap pertanyaan terkait bidang yang tidak familiar di mata mereka.
"Jadi, kalau begitu, kenapa Manager Financial itu melepaskan orang sepertimu, nak?" Tanya seorang pria yang sedari tadi ikut tertawa dan mendengarkan seluruh percakapan yang tengah berlangsung.
"Benar, kami sedikit penasaran kenapa wanita muda itu melepaskan aset berharga sepertimu. Apakah dia cukup sadar saat memintamu pergi dari kerajaannya yang menyenangkan di sana untuk pindah ke divisi kami yang sempit dan sangat tidak leluasa begini?"
Taehyung menatap berkeliling ruangan yang sangat jauh dari kata luas dan menyenangkan. Tidak ada AC dan hanya tersedia kipas angin gantung di sana. Komputer yang mereka gunakan pun tertinggal dari perangkat yang sebelumnya Taehyung gunakan di kubikal divisi finansial. Tidak ada longue atau tempat untuk duduk santai, mereka berdiskusi sambil berdiri dan melakukan hal-hal di sekeliling loker besi yang berisi arsip-arsip fisik yang perlu mereka simpan dan rapikan setiap harinya.
Dalam semalam, Kim Taehyung bisa berpindah dari divisi paling elite di perusahaan ini, ke divisi paling terlupakan dan entah dianggap kehadirannya atau tidak. Ini sungguh perubahan yang sangat drastis dan juga membingungkan dalam hidup Taehyung. Tetapi bahkan dia tidak pernah berharap agar pengalaman magangnya lurus-lurus saja mengingat semua kejadian yang pernah terjadi dalam hidupnya.
"Kalau kalian mau, aku bisa memikirkan cara untuk membuat ruangan ini terlihat lebih manusiawi dari sebelumnya." Tawar Taehyung sambil memutar-mutar pensil di ujung jemari.
Benar, dia bisa melakukan perubahan-perubahan dan sedikit dekorasi agar tempat kerjanya yang baru terlihat lebih layak dari sebelumnya.
"Kita tidak bisa meminta anggaran untuk renovasi ruangan, Nak." Ujar Manager Divisi-nya membetulkan letak kacamata dengan perasaan cemas. "Kami sudah pernah mencoba meminta anggaran untuk renovasi atap ruangan yang rembas karena air dari lantai atas, tetapi wanita itu tidak mengabulkannya."
"Kau punya anak buah di sini yang baru saja terdepak dari divisi finansial," sahut Taehyung dengan nada suportif. "Aku pernah bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan proposal pengajuan dana dan sedikit mengetahui redaksi yang harus kugunakan agar proposal itu lolos seleksi dan mendapatkan persetujuan."
Sontak kepala divisi mereka terkejut dan seluruh anggota divisi terpanah mendengar kata-kata anggota baru mereka. Mendapatkan anak muda yang pintar dan bersemangat adalah suntikan baru bagi divisi yang nyaris kehilangan nyawa seperti ini. Dan mereka sungguh amat bersyukur mendapatkan personil seperti Taehyung.
"Kalau kau mengizinkan, aku akan bertanggung jawab atas pembuatan proposal dan rancangan anggaran agar ruangan ini terkesan lebih hidup. Dan aku bisa menggunakan keterampilanku untuk merancang perubahan apa yang sekiranya cocok untuk ruangan seperti ini."
"Itu dia yang kita butuhkan, Seo Joon. Tunggu apa lagi?" Tanya salah satu rekannya yang telah berusia lanjut kepada Manager Divisi mereka. "Anak itu benar! Sudah waktunya kita bekerja di lingkungan yang sedikit lebih layak. Kita membutuhkan perubahan!"
Park Seo Joon sang Manager Divisi Arsip dan Perlengkapan terdiam dalam renungannya. Dia menatap Kim Taehyung dari ujung kaki sampai kepala, dan menilai kecakapan yang bersangkutan dalam melakukan dobrakan besar seperti itu, dan ya, dia rasa Taehyung seratus kali mampu melakukannya. Seo Joon tidak pernah meragukan kemampuan anggota barunya sejak awal. Dia adalah berkah yang Wendy berikan kepadanya.
"Baiklah."
Dan seluruh anggota Divisi Arsip dan Perlengkapan bersorak meriah memperoleh jawaban itu. Taehyung pasti akan berusaha sangat keras untuk mengabulkan seluruh impian divisi barunya.
"Aku akan memberikan tugas khusus kepadamu, Kim Taehyung. Untuk mengurusi bagian proposal pengajuan dana dan design yang bisa kita gunakan untuk merenovasi ruangan ini. Dan kalian semua akan bertanggung jawab atas seluruh proses renovasi yang berlangsung nanti."
"Tentu saja, bos!" Sorak anggota lain bersemangat.
"Kapan jadwal divisi kita menyerahkan proposal pengajuan dana?" Tanya Taehyung mempersiapkan segala sesuatunya.
"Minggu depan," jawab Seo Joon dan menimbulkan kecemasan yang baru. Pasalnya, setiap kali mengerjakan proposal pengajuan dana bagi divisi ini, dia jarang sekali berhasil dan disetujui oleh sang manajer finansial yang terlihat sangat selektif dan teliti terhadap hal-hal yang tidak mereka duga.
"Kalau begitu, kita harus bekerja ekstra keras, bos." Kata Taehyung seraya menggulung lengan kemeja sebatas siku dan ia mengeluarkan laptop pribadinya dari dalam tas. "Mari kita berusaha sampai titik darah penghabisan."
Darah muda yang penuh semangat.
Begitu penilaian seluruh rekan divisi Taehyung ketika melihat anak muda itu sudah bekerja dengan laptop di meja yang penuh arsip.
Sementara bagi Taehyung, ini adalah pembuktian bahwa dirinya mampu dan adaptabilitasnya tinggi dalam mempraktikan hal-hal yang telah Wendy ajarkan sebelumnya. Juga, langkah ini dia nilai sebagai sarana untuk mengetahui seberapa fatal tingkat kesalahannya sehingga membuat Wendy membuangnya dan mencampakannya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
Hayran KurguSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...