Bos, kau di mana? Kenapa kau suka sekali menghindariku?
Wendy memeriksa pesan teks yang masuk begitu kakinya keluar dari ruang meeting di lantai dua belas. Sudah dua minggu sejak mereka kembali dari perjalanan outing, dan ia belum membeberkan sepatah kata pun pada Kim Taehyung. Baguslah, anak itu perlu diberi sedikit hukuman mengingat perbuatannya menguras akal sehat dan beban pikiran.
Wendy melewati kubikal pegawai yang sedang membuka sebuah dokumen lawas yang belum selesai ia tangani. Kakinya secara otomatis berbelok dan berhenti untuk memberikan instruksi.
"Leah," panggilnya pada gadis berkebangsaan Brazil-Amerika itu. Sang empunya nama segera menoleh dan menemukan Wendy menghadap ke komputernya sembari menunjuk dokumen yang sedang terbuka. "Aku belum menyelesaikan sengketa itu tahun ini. Bisakah kau mengantarkan materi fisiknya ke ruanganku?"
"Materi fisik yang asli sudah disimpan di Ruang Arsip. Aku bisa memberikan salinannya jika kau mau, tetapi jika kau ingin yang asli, kau harus memintanya dulu ke divisi mereka."
"Kau tidak menyimpan materi aslinya?" Tanya Wendy dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa?"
"Akta jual beli termasuk dokumen fisik yang perlu diarsipkan sesegera mungkin setelah dokumen itu diterbitkan. Mungkin kau bisa mampir sebentar ke Divisi Seojoon untuk meminjam dokumen itu?"
Wendy terdiam mendengarkan masukan dari Leah. Pergi ke Divisi Seojoon dan meminjamnya. Bagaimana mungkin ia bisa menginjakkan kaki di ruangan itu sementara bocah yang meneror ponselnya belakangan ini berdiam diri di sana?
Kehamilannya memasuki minggu ke lima, dan segalanya masih bisa dikendalikan secara mandiri dengan cukup baik. Ia bahkan menemukan residen sementara yang akan dirinya tempati, sementara ia akan mengaku pada keluarga besar bahwa ia mendapat mutasi yang mengharuskannya tinggal di luar negeri selama satu tahun.
Wendy sudah merancang setiap detail dari rencananya dengan cukup matang, meskipun dia masih memikirkan alasan tepat demi menenangkan kantornya ketika nanti mereka melihat perutnya membesar. Ia juga perlu memikirkan alasan yang cukup layak disampaikan kepada Taehyung. Entah melupakan pengaman saat berhubungan dengan pria random di club malam. Atau memakai Jaehyung sebagai tameng, yang mana opsi ini akan dipisuhi terang-terangan oleh Taehyung dan menyeret posisi perang dunia ke lingkungan Seoul Business Center.
Tanpa terasa langkah Wendy telah sampai di divisi yang paling ingin ia hindari untuk saat ini. Sesungguhnya ia belum siap untuk menemui Taehyung. Ia belum menyiapkan alasan yang cukup untuk membuat bocah itu merasa bahwa dirinya lebih dari sekedar baik-baik saja sekali pun sang pemuda mengetahui bagaimana perasaan yang bersarang di hati Wendy.
"Aku ingin meminjam akta jual beli bangunan di kawasan Gwangju tiga tahun lalu," ujar Wendy kepada salah satu pegawai pria yang ia ketahui bernama Eric.
"Taehyung bisa mengantarkanmu untuk mendapatkan arsipnya."
Betapa terkejutnya Wendy ketika pemuda yang bersangkutan muncul dari balik loker besi setelah ia pikir kalau dirinya cukup bernasib baik pada hari ini. Taehyung mengerdikan dagunya seolah mengarahkan Wendy untuk mengikuti langkahnya, dan mereka berdua tenggelam ditelan loker-loker besi yang berjejer membentuk labirin.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Taehyung kasual setelah mereka berjalan cukup jauh meninggalkan area depan dan cukup aman mengeluarkan suara untuk sebuah pembicaraan pribadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...