Taehyung mengikuti bosnya tak lama setelah wanita itu memberikan perintah dan meninggalkan kerumunannya dengan kondisi menegangkan. Setidaknya, ia tidak terkejut lagi dengan tindakan wanita itu sekali pun rekan magangnya terlihat panik, bahkan mereka tidak berani mengucapkan sepatah kata pun begitu punggung Wendy menghilang di balik keramaian.
"Seharusnya kau memberi salam, bukannya membantai teman-temanku seperti tadi," ujar Taehyung begitu mereka tiba di sebuah kamar tertutup yang jauh dari ingar-bingar. "Lihat? Kau membuat mereka ketakutan."
"Jangan katakan padaku tentang apa yang harus aku lakukan," balas wanita itu pendek. Ia mengambil sebuah botol dari lemari dan menuangkan liqueur itu dengan gerakan anggun.
Taehyung baru menyadari bahwa mereka masuk ke sebuah gudang anggur lengkap dengan drum-drum besar mengelilingi. Terdapat sebuah lemari lebar yang berjejer menyimpan anggur mulai dari urutan produksi yang paling tua sampai dengan yang paling muda. Patut diacungi jempol tempat ini seratus kali lipat lebih fantastis dibandingkan kamar minimalis dua ranjang yang tempo hari ia tempati.
"Jadi, bos," Taehyung mengambil botol anggur dari tangan Wendy dan meminum cairan itu langsung dengan mulutnya. "Kenapa kau repot mengajakku bicara berdua jika kau hanya ingin mencicipi minuman ini?"
"Kapan sidangmu akan dimulai dan apa yang akan kau lakukan setelah lulus?"
Taehyung terbatuk begitu mendapatkan pertanyaan seperti ini. Kenapa? Bosnya menanyakan sesuatu yang terlalu tiba-tiba sampai dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia memang memiliki rencana untuk membuka perusahaannya sendiri, tetapi itu nanti. Ketika ia sudah cukup lelah bekerja dengan orang lain dan pundi-pundi yang terkumpul di rekeningnya bisa memberi makan puluhan kepala sekaligus setiap bulannya.
Selama ini Taehyung tidak pernah memikirkan hal itu secara mendetail, dan entah ada angin apa, wanita ini menanyakannya.
"Sidangku akan di mulai bulan depan. Kenapa? Kau mau mengirimiku bunga dan hadiah? Tidak perlu, bos. Aku masih harus menyelesaikan program magang ini sampai sembilan bulan ke depan, dan setelah itu bekerja di perusahaan arsitektur lain yang mau menerimaku."
"Kau hanya akan bekerja sebagai bawahan di perusahaan lain?"
Nada yang terkesan meremehkan sekelebat menempel di perkataan Wendy, hingga Taehyung merasa perlu meluruskan sesuatu hal.
"Mencari pengalaman, bos. Sebelum aku bisa membuka perusahaanku sendiri."
Wendy terdiam dan meneguk minumannya sambil memikirkan sesuatu. Taehyung melirik bosnya yang sedang merenung dengan wajah ingin tahu. Wanita itu selalu tampak dingin dan misterius, entah apa yang ada dipikirannya. Terkadang Taehyung berharap agar bisa membaca pikiran Wendy sehingga dia bisa mengerti apa yang wanita itu inginkan.
Tetapi memangnya, wanita itu menginginkan sesuatu dari Taehyung?
Pekerjaan dan jabatannya sudah menunjukan bahwa dia tipikal wanita yang berkuasa atas segalanya. Mercedes benz yang dikendarai wanita itu juga memberi tahu kalau dia memiliki selera yang cukup tinggi terhadap sesuatu hal. Dan jangan lupakan rumah mewah menyerupai istana tempatnya tinggal. Semua itu mengarah pada satu fakta yang tidak dapat ditolak kalau bosnya adalah orang yang memiliki segala unsur dalam kehidupan.
Jabatan tinggi, kekayaan dan status sosial. Son Wendy memiliki segala-galanya.
Terkadang Taehyung berpikir, latar belakang apa yang membawa wanita itu berkunjung ke kamar apartemennya yang sempit dan terlelap di bawah selimutnya yang tipis. Dia bisa mencari pemuda lain yang lebih membuatnya merasa senang dibandingkan harus terpenjara bersama lelaki seperti Taehyung. Tetapi wanita itu terus melakukannya seolah tak pernah merasa bosan. Atau, setidaknya begitulah yang Taehyung rasakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...