"Jangan bilang Jaehyung gak masuk lagi," tegur Irene waktu Wendy baru saja menduduki meja rapat yang memuat rekan-rekan divisi marketing.
Wendy membuka tabletnya tanpa memerdulikan ucapan Irene, layar presentasi dengan analisa sederhana yang ia siapkan sejak semalam telah terpampang dengan sempurna di hadapannya. Seperti kebiasaan, Wendy akan melaporkan data-data yang Jaehyung kirimkan padanya seputar pasar; menyampaikan tipikal konsumen yang tengah dan kelak Jaehyung hadapi, membubuhkan penutup terkait langkah yang tengah Jaehyung ambil dan cara ideal yang seharusnya temannya pakai guna mengatasi permasalahan market.
"Kau bikinin dia analisa lagi?" Intip Irene sambil mengatupkan bibirnya melihat layar tablet Wendy yang dipenuhi dengan grafis ala kadar dan penjelasan lugas yang dipastikan akan membuat seisi penghuni rapat terpukau takjub. "Gila, mau sampai kapan kamu ngerjain tugas dia terus?"
"Gak tau," sahut Wendy enteng. "Yang jelas, sampai Jaehyung bertaubat dan nggak membuat rekan-rekan divisi marketingnya kebakaran jenggot."
"Cowok itu benar-benar, deh." Irene menggelengkan kepalanya kesal. Tak habis pikir, sampai kapan Wendy harus selalu muncul tiap kali divisi marketing mengadakan meeting internal? Seharusnya, sahabatnya saat ini bersantai di tengah tumpukan proposal yang tertata di depan meja. Bukan malah berdiri di tengah audience membicarakan masalah lapangan dan solusi pintar yang telah ia lakoni dahulu kala. "Aku gak habis pikir, kenapa kamu mau-maunya melakukan itu demi Jaehyung! Apa sih hebatnya dia sampe kamu mau gitu aja dimintai tolong tiap kali dia perlu bantuan?"
"Rene, chill. Kamu cuma sebel liat dia absen lagi saat rapat begini. Lagian, kenapa harus enggak, saat barangkali, Jaehyung sekarang lagi usaha dapetin klien yang menguntungkan pihak kita?"
"Oh ya? Usaha sambil nginep di hotel, begitu?" Irene menunjukan ponselnya yang memperlihatkan sosok laki-laki yang mirip Jaehyung sedang bersama seorang perempuan di lobby sebuah hotel. Wendy spontan mengatupkan bibirnya.
Sebetulnya, Wendy mengerti alasan Irene memberikan reaksi seperti itu terhadap ketidakhadiran Jaehyung. Di samping karena alasan klasik pertemananan, Irene juga melaksanakan tugasnya sebagai sekretaris direksi yang bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan rapat dan dinas. Sahabatnya juga setia menjaga kantor yang ditempati mereka supaya kondisi cenderung stabil. Dan tentu, Wendy tahu betul melihat financial manager di tengah kerumunan internal divisi marketing membuat semua orang sedikit grogi.
"Lihat aja besok, kalau dia masuk, jangan harap zakarnya bakalan utuh kayak semula!" Ancam Irene berapi-api sambil menyenggol lengannya pelan.
"Ouch, kedengarannya, bakalan sakit."
"Aku gak akan mudah sama Jaehyung yang udah mengeksploitasi tenaga kamu, Wen."
"Eksploitasi terlalu too much buat aku yang cuma ngerjain presentasinya."
"Seriously! Aku tanya, jam berapa kamu tidur semalam sehabis selesai ngerjain tugas Park-Sialan-Jaehyung?"
"Sembilan malam," bual Wendy tenang. "Emang kenapa?"
"Terus untuk apa kamu minum kopi pagi-pagi selain membuat mata kamu aware setelah sebelumnya kamu bergadang sampe subuh demi ngerjain tugas dia?"
"Rene, udah, ya. Kan aku bilang aku tidur jam sembilan, dan kopi ini, supaya aku semangat aja ikut rapat bareng anak marketing."
"Oke, kamu boleh belain dia di sini, tapi tahu kan, aku gak akan biarin Jaehyung berbuat sembarangan di kantor kita. Tunggu aja, aku akan bikinin SP untuk dia," tutup Irene seraya membagi-bagikan selembaran presentasi yang sejak tadi tergenggam digenggaman tangannya. Wendy seketika merasa beruntung memiliki teman seperti Irene. Ia menatap perempuan itu selagi berkeliling, sebelum mendapati Irene kembali dan berbisik ditelinganya, "Jangan lupa habis ini kamu ketemu anak magang di ruang HRD."
Astaga!
Karena Wendy terlalu sibuk mempersiapkan presentasi yang seharusnya bukan tugasnya, ia nyaris melupakan tugas utamanya hari ini. Wendy segera menganggukan kepala dan memikirkan apa yang harus ia sampaikan kepada anak magang di kantor ini nanti. Tetapi, apa, sih? Mahasiswa tingkat akhir yang paling magang untuk meraup nilai tambahan. Biasanya mereka susah diatur dan belum-belum Wendy sudah sakit kepala sendiri.
Tuhan, tolong, biarkan hari ini berjalan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...