Taehyung memiliki rencana-rencana yang perlu ia realisasikan dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Beberapa diantaranya adalah menyelesaikan pemagangan ini dan meraih gelar sarjananya untuk kemudian bekerja di perusahaan yang bisa memberinya pelajaran berharga sampai ia mampu bergerak mandiri dan membuka perusahaannya sendiri. Ia memang tak pernah muluk dalam mematok sebuah impian, karenanya ia tidak terburu-buru ketika rekan-rekan seangkatannya telah bergegas menyelesaikan tugas akhirnya, sementara ia masih bermain-main sembari meraih peluang lain yang bisa ia terima selama menjalani pemagangan ini.
Percakapannya dengan sang manager finansial di tangga darurat setidaknya membuka mata Taehyung bahwa dirinya tidak lebih dari satu dari sekian banyak pasangan tidur wanita itu, dan fakta itu agak sedikit mengguncang konsenterasinya meskipun ia masih saja bersikap tenang waktu rekan-rekan magangnya membagikan gosip sensasional soal mantan bosnya di perusahaan itu.
Son Wendy sering terlibat hubungan satu malam.
Sebenarnya, Kim Taehyung tidak peduli.
Tetapi tanpa sadar ia selalu mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain ketika permasalahan itu datang dan mengakuisisi sistem kerja kepalanya, sehingga untuk itulah ia kerap bersama Sihyeon guna memastikan tidak ada secuil asumsi pun yang tertinggal soal agenda mantan bosnya dengan sederet pria-pria yang barang kali wanita itu temui di kelab malam.
Hari itu Taehyung menghabiskan gelas kopi ketiganya sambil menyelesaikan deadline proposal yang akan dia kumpulkan dua hari dari sekarang. Tadinya ia pikir, dengan bergabung dengan unit yang tidak terlalu besar, ia tidak akan begadang guna menyelesaikan tugas kecil yang dikejar unit kerjanya. Tetapi nyatanya, sampai pukul satu dini hari, pemuda itu masih membiarkan matanya terjaga sambil mengetikan sesuatu pada laptopnya bersamaan dengan kertas-kertas rancangan model yang sejak sore hari menjadi konsennya.
Taehyung akan memastikan Son Wendy memberikan tanda tangan basah di atas kertas ini.
Seperti panggilan alam, ponsel Taehyung berdering dengan nama penelfon yang tidak dia duga-duga akan terlihat setelah sekian lama. Big boss. Taehyung memang belum mengubah nama kontak Wendy di ponsel pintarnya, selain tidak sempat, wanita itu masih menjadi bosnya di perusahaan ini terlepas dari berakhirnya kegiatan magang mereka.
"Kau yang bernama Taehyung?" Tanya suara laki-laki dari ujung sambungan yang membuat Taehyung menyahut 'ya' dengan sedikit datar. Ekspetasi, apa yang sudah ia harapkan memangnya, hah?
Suara musik keras mewarnai latar belakang sambungan sehingga Taehyung bisa mengetahui lokasi yang sedang Wendy singgahi. "Wanita ini menyebut namamu berulang-ulang dan terlihat sangat mabuk untuk melangkahkan kakinya dari tempat ini."
Taehyung mendengarkan informasi itu tanpa aba-aba, dan bertanya dengan sikap yang sangat jauh dari kata gusar meskipun pundaknya sedikit tegang saat menerima laporan tiba-tiba. "Di mana dia berada?"
"Bar of Cocktails, di meja bartender. Kemarilah dan bawa wanitamu pulang."
Taehyung pikir dia sudah kehilangan rasa pedulinya saat mendengar apapun yang terjadi pada Son Wendy, tetapi nyatanya dia bergegas meraih jaket dan dompetnya, meninggalkan apartemennya dalam keadaan kosong dengan tumpukan deadline yang terus memanggil setiap detiknya.
Dia segera menaiki taksi untuk menjemput Son Wendy di sebuah tempat yang pernah mereka singgahi di hari kedua magang, dan berniat untuk membawa pulang wanita itu sebelum Wendy ditarik dan dibawa pulang secara paksa oleh pria random yang kehabisan bahan mainan untuk menghangatkan malam mereka yang terlampau dingin.
Kim Taehyung dengan segudang kekecewaan yang ia miliki terhadap bosnya, ternyata tidak bisa tinggal diam membiarkan wanita itu tertinggal di sebuah medan yang terlampau berbahaya untuk bisa Wendy hadapi sendiri. Dan perkara bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang mendekati jurang perpisahan menganga, akan dibicarakan besok ketika kepala mereka lebih dingin dan sikap mereka kian netral untuk memutuskan mengambil langkah apa yang sekiranya cocok dalam menghadapi bencana ini.
Dan percintaan panas yang menggairahkan semalam suntuk, tidak pernah berada dalam daftar solusi mereka.
Sebelum Wendy menarik tangan Taehyung pasca ia dibaringkan di kamar sang pemuda dan terlihat terlalu tidak sadarkan diri bahkan untuk mengenali dirinya sendiri. Taehyung mengamati wanita yang ia pikir begitu membencinya. Lengannya ditahan hingga dirinya tidak kuasa untuk tidak berkata tidak pada bujukan wanita satu-satunya yang membuat kepalanya sedikit berasap akhir-akhir ini.
"Kau tahu? Kau adalah pemuda yang sangat kurang ajar mmmh.." Taehyung mencium bibirnya sebelum Wendy sempat menumpahkan segala emosi yang terbendung sejak hari kemarin. Tanpa terasa tubuhnya sudah terkunci dengan Taehyung telah berada di atasnya, menciumnya seolah-olah mereka tidak akan dipertemukan lagi hari esok. "You are such of jerk and hhh..."
Meskipun kesadarannya sudah terampas nyaris seluruhnya, Wendy bisa merasakan tangan seseorang membelai paha dalamnya dengan gerakan menggoda, dan hal tersebut rupanya membuat bahunya bergidik hingga memeluk leher Taehyung dan membenamkan wajahnya di antara celah bahu pemuda itu.
"Aku tidak suka melihatmu membawa perempuan lain.." Bisik Wendy seolah takut orang lain mendengarkan jeritan hatinya.
Beruntung, Taehyung berada di sana mendengarkan setiap kalimat yang lolos dari bibir Wendy, hingga hati kecilnya berteriak untuk merealisasikan apa pun yang hasratnya pendam demi membuat wanita itu berteriak dan semakin jatuh ke dalam lubang kenikmatan yang berusaha mereka gali bersama-sama.
Taehyung tidak pernah merasa menginginkan Wendy sebanyak ia menginginkannya pada malam ini. Dan kenyataan bahwa Wendy menjauhinya karena merasa was-was posisinya tergantikan oleh kehadiran individu lain di sekitar Taehyung, tanpa sadar membuat dadanya sedikit meletup akan sesuatu hal yang tidak ia mengerti.
Pemuda itu sudah sering melewati malam dengan wanita-wanita yang memberikan dan diberikan kepuasan sehingga mereka sama-sama terhempas pasca melakukan hubungan fisik. Dia tidak menyangkal, tetapi Sihyeon adalah bagian terbaik untuk urusan ini. Namun segalanya terasa berbeda ketika melakukannya dengan wanita yang beberapa menit lalu mengungkapkan betapa ia frustasi melihatnya bersama wanita lain.
Dia betul-betul memanfaatkan momen ini demi merasakan setiap sentuhan dan bulir-bulir keringat yang membasahi tubuh mereka berdua karena reaksi kimia yang dikeluarkan saat gerakan tubuh membakar kalori.
Ini bukan pertama kalinya Taehyung melakukan kegiatan ini bersama Wendy, tetapi bisa dipastikan, ini adalah waktu yang istimewa untuk membuat Taehyung tak bisa tertidur pulas pada malam-malam setelahnya akibat memikirkan kebersamaannya dengan mantan tutornya hari ini.
Wendy melepaskan erangan lembut yang secara oromatis memacu tubuh Taehyung untuk bergerak semakin aktif. Satu diantara erangan yang sang bos keluarkan, Taehyung mendengar kalimat yang benar-benar memanjakan telinganya. Satu yang menjadi alasan mengapa Wendy bergerak gelisah mencengkram punggungnya dengan erat, ketika hentakan yang ia berikan bertingkat lebih semangat dari sebelumnya. Taehyung bahkan kemudian merasakan bagaimana jemari lentik Wendy terbenam di antara helaian rambutnya dan meremasnya dengan sangat erat.
Seolah-olah wanita itu sedang mengakui apa yang menjadi miliknya.
"I like you.. I so fucking like you..Kim Taehyung.."
KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...