Pekerjaan seorang marketing tidak pernah ada habisnya.
Sering kali mereka dituntut untuk bekerja tanpa mengenal batasan waktu. Malam yang seharusnya bisa dimanfaatkan pegawai kantoran untuk melepas penat, justru tidak bisa diperoleh dengan mudah bagi siapapun yang bekerja pada ranah ini.
Sepuluh malam waktu Korea, Jaehyung masih saja menemui kliennya di sebuah bar eksekutif yang hanya bisa direservasi oleh orang-orang tentu. Tangkapannya kali ini adalah seorang pendiri perusahaan keluarga yang kekayaannya berada pada urutan ke lima di Korea Selatan.
Dia mengajak Jaehyung minum, setelah pagi harinya mereka menaiki jeep untuk berpindah pada wilayah hole lainnya di pertandingan golf antar ego pria. Kemampuan Jaehyung yang didapatkan secara otodidak rupanya memukau sang klien sehingga mereka berakhir meneguk minuman keras dan membeberkan semua rahasia yang tidak pernah diketahui pihak lain sebelum ini.
"Aku masih berhubungan dengan seseorang dari masa laluku, meskipun saat ini aku sudah menikah dan memiliki dua orang anak." Bongkar Tuan Kang sambil mengangkat minumannya dan meminta Jaehyung untuk bersulang.
Ketika dua gelas beling itu bersentuhan, Jaehyung menjawab, "aku menyukai sahabat perempuanku, meskipun aku berhubungan dengan wanita lain."
Tuan Kang tertawa mendengar pengakuan sang pemuda yang kurang lebih mencerminkan kondisi dirinya sendiri. "Ini menyedihkan, kita berdua tidak bisa bersama dengan wanita yang kita cintai. Mengapa kau tidak mengungkapkan perasaanmu pada temanmu itu?"
Jaehyung menggeleng. "Wanita itu tidak akan menyukai ide ini. Dia bukan tipikal wanita yang suka terikat dalam sebuah hubungan."
"Kau tak akan pernah tahu sebelum kau menanyakannya." Ungkap sang klien dengan nada sugestif. Jaehyung merasakan tepukan hangat di bahu sebelum pria paruh baya itu menuruni meja bantender dan berjalan di dampingi oleh lima orang petugas keamanan menuju pintu keluar. "Beri aku kabar baik saat kau mengantarkan kontrak perjanjian ke rumahku minggu depan. Kita akan berburu kalkun hutan kali ini."
"Tentu, aku akan menyiapkan senapanku untuk pertemuan berikutnya, Tuan Kang."
Pria itu pun berlalu meninggalkan Jaehyung yang kembali duduk dan menghabiskan bailey-nya.
Hari yang melelahkan. Dia tidak pernah merasa kepayahan separah hari ini. Usahanya dalam menyenangkan pria kaya tak ayal membuahkan hasil yang sangat ia inginkan.
Sebagian orang mungkin menganggap pekerjaannya terlalu hipokrit dan manipulatif, tetapi secara pribadi, Jaehyung menilai, tidak ada cara yang lebih baik bagi umat manusia untuk mengetahui kisah hidup seseorang kecuali melalui jalan ini.
Jaehyung kerap kali harus mendengarkan curhatan dari masing-masing kliennya setidakberguna apa pun kisah mereka. Bahkan dirinya harus melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, seperti, melakukan kikir kuku dengan klien wanita yang berlatar belakang simpanan gelap seorang pejabat pemerintahan, maupun memberi makan kuda-kuda bersama kliennya yang antusias terhadap binatang itu.
Dia harus mendapatkan kontrak persetujuan dengan berbagai perusahaan sekalipun harus mengorbankan diri disetrum ikan pari waktu kliennya mengajak diving di perairan laut dalam.
Jaehyung tidak akan repot melakukan itu semua jika bukan untuk membuat kerutan di kening Wendy berkurang. Di luar itu, capaiannya pada target yang dituntut oleh perusahaan adalah usaha sampingan yang bisa dilakukan oleh Jaehyung, berdampingan dengan motivasi Wendy sebagai faktor utamanya.
Hyundai yang dikendarainya berkat usaha menabung bertahun-tahun, membelah jalan raya kota metropolitan dengan kecepatan normal. Ia akan kembali ke kantor dan menghabiskan malam di sana sampai pikirannya teralihkan dari perkataan pria tua beberapa waktu lalu.
Mengungkapkan perasaannya pada Son Wendy.
Ini tentu bukan ide yang baik.
Jaehyung membuka laci dashboard ketika mobilnya berhenti di lampu merah. Ia berjanji akan mengeluarkan kotak ini ketika waktunya tiba. Apakah ini saat yang tepat?
Wendy mungkin masih berkutat dengan negosiasi alot pada kliennya yang akan membeli bangunan di kawasan Gwangju. Jaehyung masih sempat jika memarkirkan mobilnya sebentar di pinggir jalan dan membeli soju di minimarket terdekat. Menghabiskan malam sembari menunggu wanita itu yang akhir-akhir ini berkutat menutup sengketa yang bertahun-tahun tidak terselesaikan.
Apa yang akan Wendy katakan jika dirinya melihat Jaehyung menyelinap sebentar ke sarang yang sekaligus wilayah kekuasaan pribadinya?
Ia membayangkan sebuah tamparan, sekalipun rasanya Wendy sangat mustahil melakukannya. Satu-satunya serangan yang pernah Jaehyung terima adalah, ketika ia tidak sengaja masuk ke dalam kamar tidur sang bestie saat wanita itu sedang berpakaian.
Saat itu usia mereka tidak lebih dewasa dari sekarang, sehingga ia mendapatkan sudut bibirnya kebas akibat spontanitas Son Wendy yang menggebu-gebu. Jaehyung tersenyum membayangkan masa-masa itu. Dan kedewasaan Wendy pada saat ini membawa sesuatu yang lebih dari sekedar fantasi yang kerap Jaehyung bayangkan ketika usianya masih remaja.
Berkali-kali pemuda ini menahan diri untuk tidak melayangkan tangannya pada tubuh sahabat perempuannya, sementara ada banyak lekukan curam yang kerap Jaehyung lihat ketika Wendy berada dalam radius dekat.
Dan aroma khas Wendy saat Jaehyung memasuki ruang kerja wanita itu, membuyarkan segala konsentrasi yang susah payah Jaehyung kumpulkan usai menarik kotak beludru yang sudah terlalu lama mendekam di sana.
Dia akan meminta Wendy-nya malam ini.
Tak peduli ada sebersit perasaan cemas yang perlahan menggerogoti sudut hatinya yang paling dalam. Penolakan dan sanggahan itu menghantuinya. Namun biasanya, Son Wendy tidak pernah menolak dirinya, benar?
Sejauh apa pun wanita itu melangkah, dia akan selalu mengetahui kemana kakinya akan pulang. Dan Park Jaehyung adalah tempat teraman untuk diberikan kewenangan itu oleh Son Wendy.

KAMU SEDANG MEMBACA
drunken love [wenv]
FanfictionSon Wendy, seorang manajer di salah satu perusahaan perdagangan yang ada di Korea. Sudah tujuh tahun menyukai Park Jaehyung, sahabat karibnya yang berprofesi sebagai marketing di perusahaan yang sama. Keduanya tidak memiliki kesempatan untuk mengung...