Satu

1.4K 65 1
                                    

Happy Reading 🥰

_______





Jasmin menangkupkan kepalanya di meja, ia sengaja tidak keluar kelas di istirahat kedua karena ingin tidur. Matanya tak bisa lagi menahan kantuk. Tak sampai lima menit, ia terlelap, namun tak lama kemudian ia terbangun karena suara bising di sekitarnya.

Ketika ia mendongak, teman-temannya sedang melihat ke lapangan basket di lantai satu. Mereka sangat heboh dan terus menerus berteriak. Mau tak mau Jasmin ikut melongok keluar jendela.

Ternyata anak lelaki kelas dua sedang main basket, Jasmin memperhatikan satu persatu dan menemukan seseorang yang membuatnya tidak bisa membuka mata pagi ini ada disana. Ia melengos ketika lelaki dengan hidung mancung itu tersenyum hingga matanya menghilang setelah mencetak angka. Sayangnya, sekelilingnya malah berteriak heboh melihat lelaki itu.

Jasmin menghembuskan nafas kasar lalu menoleh ke arah pintu dan melihat lelaki berpipi gembil melambaikan tangannya dari pintu kelas. Ia pun beranjak keluar.

"Kenapa?"

"Ngantuk."

"Nggak tidur?"

"Cuma bentar,"

"Kenapa?"

"Haechan bawel amat sih hari ini. Aku balik ke kelas deh..." Jasmin sudah hampir berbalik, ketika lelaki itu menahan lengannya.

"Mianhae..." lelaki itu langsung meringis kemudian menggiring sahabatnya menuju ke kantin.

Untungnya kantin tidak terlalu ramai.

"Kamu pesan apa?" Jasmin menggeleng.

"Minum?" Jasmin masih menggeleng. Akhirnya Haechan melengos lalu pergi memesan makanan yang ia inginkan. Lama-lama ikut bete.

Haechan kembali membawa nampan berisi 2 gelas minum dan satu kotak bento.

"Nih... aku belikan kopi untuk mengembalikan moodmu." Haechan menyodorkan gelas dengan cairan hitam di hadapan Jasmin, sedangkan ia sendiri memilih jus jeruk.

Ia langsung tersenyum kecil, menyesap sedikit, lalu menutup mata sejenak. "Gomawo Haechan-ah," ujarnya diakhiri dengan aegyo.

Haechan memutar matanya lalu memfokuskan dirinya pada makanan di hadapannya.

Tak berapa lama, para lelaki yang tadi bermain basket masuk ke area kantin, diikuti beberapa gadis yang berteriak centil.

Haechan melirik malas, sedangkan Jasmin memilih acuh, masih sibuk menikmati kopinya.

Dua orang lelaki memisahkan diri dari yang lain, mendekati meja mereka.

"Jasmin..." panggil lelaki berhidung mancung dengan manja.

"Jangan dekat-dekat, kamu basah! Berkeringat!" Ujarnya kesal.

"Oh iya..." pria itu terkekeh lalu sedikit menjauh.

"Mark, Jeno, ini minuman kalian... aku sudah belikan beberapa cemilan, kembalilah bersama teman-teman disana," Yehna menghampiri mereka sambil menyerahkan botol minum kepada mereka.

"Gomawo~" jawab keduanya kompak, lalu menegak habis minuman yang diberikan kepada mereka.

"Ayo kita kembali ke kelas," ujar Haechan sambil berdiri, membawa nampannya untuk meletakkan kotak bentonya ke tempat kotak kotor, diikuti Jasmin tanpa kata.

Kedua lelaki itu melongo, menyadari dinginnya sikap kedua orang tadi. Sedangkan gadis yang dari tadi berdiri di dekat mereka, mengumpat dalam hati.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang