Dua Puluh Delapan

210 23 0
                                    

Happy reading yaaaass 🥰


______________________

Jakarta, tengah tahun.

Halaman Fakultas Jeno, Mark, Hyunjin dan Dery  sangat ramai. Hari ini adalah hari terakhir penyambutan MABA, dimana setiap unit kegiatan mahasiswa membuat stand untuk melakukan promosi, beberapa senior juga membuka stand berjualan dan ada panggung besar untuk memeriahkan acara.

"Dery tampil jam berapa?" Jeno memandang situasi di depannya tanpa minat. Ia hanya mengikuti pemuda yang mengalungkan kamera dslr di lehernya.

"Jam setengah 10 katanya." Jawab Hyunjin sambil membidikkan kameranya untuk mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi.

"Boring?"

Jeno menggeleng, "panas."

Hyunjin terkekeh, hendak meledek, namun ia masih sayang nyawanya. Apalagi dia sendirian dengan makhluk dingin itu, kalau sampai Jeno bertindak yang tidak-tidak, tidak ada Mark atau Dery yang menyelamatkannya.

Jeno sebenarnya bukan anak BEM, bukan salah satu yang akan perform, bahkan tidak ikut serta untuk jaga stand. Dia hanya sedang ingin keluar dan satu-satunya pilihan adalah kemari, mengikuti sepupu dan dua temannya.

"Ngomong-ngomong, dari tadi anak-anak baru pada ngeliatin kamu tuh," Hyunjin mengajak Jeno duduk di belakang stand BEM yang dari tadi tidak pernah sepi.

"Terus?"

"Ya ampun dingin banget, pantesan nggak punya pacar," Jeno merengut. Tangannya menonjok lengan Hyunjin.

"Kayak kamu punya pacar aja!" Ledeknya balik.

"Oh iya lupa..." Hyunjin meringis.

"Boring nggak?" Mark tiba-tiba duduk ditengah keduanya, namun jelas pertanyaannya buat siapa.

"Kalau sampai ada yang nanya gitu lagi, aku traktir martabak dah!" Hyunjin langsung tertawa mendengar omelan Jeno.

"Lha, kenapa?" Tanya Mark dengan wajah polos.

"Tadi aku sudah nanya gitu!"

"Ohh... mana aku tahu coba. Jadi, jawaban kamu apa?"

"Nggak. Cuma panas aja... Hyung dari mana sih, kayaknya seger banget?"

"Di dalem stand, banyak anak baru pengen daftar, jadi aku bantu-bantu jelasin..." jelas Mark yang merupakan ketua panitia kegiatan penerimaan mahasiswa baru.

"Cewek-ceweknya banyak yang cantik kan?"

"Lumayan..." jawab Mark.

"Laporin Haechan ah..."

"Ya!! 하지마!" Mark buru-buru menahan tangan Jeno yang sudah mengarah ke saku celananya untuk mengambil ponsel.

"Hmm mulai deh, jangan pakai bahasa korea, aku nggak ngerti..."

"Salah sendiri, nama korea tapi nggak bisa bahasa korea!" Jawab dua bersaudara kompak.

Belum sempat Hyunjin membalas, MC diatas panggung menyebutkan bahwa Band Dery akan tampil sebentar lagi.

Tiga sekawan tersebut langsung berdiri dan mendekati panggung untuk menonton temannya dengan jarak dekat.

*

Hampir pukul sebelas siang, acara sudah selesai, namun suasana masih cukup meski beberapa stand yang menjual makanan sudah banyak yang tutup. Para mahasiswa baru juga masih ada yang berada di lapangan, duduk santai sambil berteduh. Meski tidak sedikit yang sudah memilih pulang atau ke kantin.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang