Lima Belas

197 16 0
                                    

Hai hai... saya kembali...

Terima kasih sudah vote 🥰🥰
Neomu happy

_________________

Happy reading....

_________________

Mobil SUV milik keluarga Lee berjalan di tol dengan kecepatan sedang. Tuan Kim membawa Jeno dan Jasmin menuju ke bandara untuk menjemput kedua orang tua Jeno yang akan datang hari ini.

"Kamu yakin Mommy ingin aku ikut?" Tanya Jasmin sekali lagi. Ia agak ragu saat Jeno mengatakan perintah Mommynya.

"Iya Jasmin, aku tidak bohong. Mommy ingin bertemu denganmu..."

Jasmin pun menghela nafas panjang. Sebenarnya ia gugup, ini pertama kalinya setelah sekian lama mereka akan bertemu lagi. Meskipun sudah beberapa kali Alana, ibu Jeno, mengajaknya video call, namun tetap saja rasanya berbeda.

"Jeno-ya, bagaimana jika Mommy ternyata kecewa setelah melihatku?" Tanya Jasmin sambil berbisik.

Jeno menoleh, melihat wajah gugup kekasihnya, ia segera meraih tangan Jasmin dan menggenggamnya erat. "Bagaimana mungkin Mom akan berpirikan seperti itu padamu?"

"Entahlah..."

"Kamu hanya gugup. Lihat saja nanti, Mom akan memelukmu lebih dulu dari pada aku." Jasmin hanya bisa meringis mendengar candaan Jeno. Membuat perasaannya sedikit lega.

"Tuan, apakah saya perlu parkir?" Tanya Tuan Kim, supir yang ditugaskan Paman David untuk menjemput sepupu istrinya.

"Sebentar, saya akan menelfon Mommy dulu..."

Jeno menghubungi Alana untuk mengetahui keberadaan mereka. Setelahnya memberitahukan kepada Tuan Kim dimana harus berhenti.

Jasmin meremat kedua tangannya dengan gelisah.

Jeno terkekeh melihatnya.

"Apa kamu sangat tegang?" ia meraih tangan Jasmin dan menggenggamnya.

"Aku takut..."

"Mom dan Dad tidak menggigit, oke?" Jeno mengusap kepala Jasmin dengan tangannya yang bebas.

"Ah, itu mereka," Jeno memutar tubuhnya hingga menghadap sepasang wanita dan pria paruh baya, namun sama sekali tidak tampak bahwa keduanya sudah memiliki tiga anak yang sudah menginjak remaja.

Alana memakai sweater dengan ukuran lebih besar dari ukuran tubuhnya, membuat tubuh mungilnya tenggelam. Sedangkan Julian memakai kaos warna senada dengan milik Alana, celana jeans dan jaket denim. Keduanya kompak menggunakan sepatu converse warna putih.

Jasmin memandang keduanya kagum. Melihat Alana, ia jadi yakin dari mana ketampanan Jeno berasal.

"Jasmin?" Tanya Alana ketika mereka sudah berjarak satu meter.

"Annyonghaseyo. Selamat datang," Jasmin membungkukkan tubuhnya untuk menyapa. Setelah kembali tegak, Alana langsung memeluk erat gadis yang mengenakan dress berwarna kuning selutut itu. Sesuai dugaan Jeno.

Jasmin sengaja berdandan feminim hari ini. Ia ingin memberikan kesan terbaik untuk kedua orang tua Jeno.

"Lihatlah dia, cantik sekali, sekaligus manis, pantas saja Jenoku merengek untuk pindah sekolah mengikutimu." Wajah Jasmin memerah mendengar pujian dari mulut Alana.

"Hehe... pilihanku benar kan?" Sahut Jeno dengan senyum bangga.

"Hmm sepertinya kamu sudah belajar banyak pada Daddy ya?" Ujar Alana sambil memeluk putranya.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang