Lima

348 38 0
                                    

Happy reading 🥰

Aku up langsung dua part karena aku happy besok Sabtu.. hahaha
____________



Jeno sudah berapa di depan kamar Mark, namun butuh waktu sampai lima menit untuk memberanikan diri mengetuk kamar sepupunya.

Tok tok tok

"Masuklah Omma..." teriak Mark dari dalam kamar.

Jeno menarik nafas panjang, lalu membuka pintu, "ini aku." Mark menoleh, mendapati Jeno yang masih berdiri di depan pintu.

"Kupikir Omma, sejak kapan kamu jadi begitu sopan dengan mengetuk pintu kamarku lebih dulu?" Mark tertawa, "biasanya juga langsung masuk..."

"Hmm..."

"Wajahmu masam sekali sih? Sakit gigi?" Mark terus saja menggoda sepupunya.

"Boleh aku meminjam bajumu?" Tanya Jeno tanpa menanggapi gurauan Mark.

"Boleh saja, tapi nanti kamu harus menemaniku bermain game setelah makan malam..."

"Aku harus segera pulang." Jawabnya singkat.

"Sudah rindu dengan Jasmin ya?" Jeno melemparkan kaos kaki milik Mark yang ada di lemari, membuat lelaki itu tertawa kencang sampai hampir terjungkal. Sedangkan Jeno sudah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian yang sudah ia ambil dari lemari Mark.

*

"Bagaimana sekolah kalian? Jeno bagaimana? Apakah bisa beradaptasi dengan keadaan disini?" Tanya Paman David.

"Baik Paman, Mark Hyung banyak membantuku..."

"Lalu kamu sendiri?"

"Baik, Appa. Beberapa bulan lagi kami mulai sibuk dengan tambahan pelajaran menjelang ujian semester..."

"Kalian harus belajar yang giat ya... apapun cita-cita kalian kelak, saat-saat sekarang ini adalah waktu paling penting untuk kalian banyak belajar di bangku sekolah. Kalau butuh apa-apa, Jeno silahkan menghubungi aku atau Bibimu. Tidak usah sungkan, selama kamu disini, kami adalah pengganti Julian dan Alana." Nasehat David Lee panjang lebar dalam bahasa koreanya yang fasih.

"Benar sekali, sekarang adalah waktu kalian untuk belajar. Jangan lupakan attitude yang selalu Kakek kalian ajarkan... hargai sesama, bersikaplah sederhana dan ramah kepada orang lain." Imbuh Hyeji dijawab dengan anggukan kompak kedua lelaki disana.

"Oh! Apakah Jeno akan menginap?"

"Tidak... dia harus pulang Omma, kasihan Jasmin katanya." Mark yang menjawab.

"Ohiya, kenapa tadi kalian tidak mengajaknya sekalian?"

"Mungkin lain waktu..." kali ini Jeno yang menjawab.

"Jeno sudah ada Jasmin, lalu bagaimana denganmu Mark?" Yang ditanya tak bergeming. "Sahabat Jasmin masih bersikap dingin padamu?"

"Begitulah..." Mark meminum air mineral yang disiapkan di samping piring makannya.

"Apa aku perlu menghubungi Ten untuk memaksa anaknya agar menyukaimu?"

"Ahh Omma... jangan melakukannya! Aku mau berusaha sendiri..." wajah Mark sudah merah padam saat Ommanya mengangkat topik ini.

Bukannya prihatin, baik Hyeji ataupun David sama-sama tertawa melihat putra semata wayang mereka salah tingkah.

"Aku sudah selesai. Terima kasih atas makanannya..." Mark akhirnya suara. Ia ingin segera kabur dari godaan orang tuanya dan untuk menyelesaikan urusannya dengan Jeno. "Let's go bro, kita ke kamar."

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang