Happy reading 🥰
_______________
Jasmin memasuki apartemennya dengan malas. Sebenarnya ia sudah sangat lelah, namun ia yakin tak akan bisa istirahat. Begitu sampai ruang utama, ia mencium aroma gosong, sehingga ia langsung berlari ke arah dapur.
Mencoba berpikir positif bahwa lelaki itu tidak melakukan apapun, namun ketika jaraknya tinggal dua meter, pikirannya berubah.
"Kamu ngapain? Kamu mau bikin apartemen aku kebakaran?" Pekikan Jasmin mengagetkan Jeno, sehingga wajan panas yang ia pegang jatuh mengenai kakinya. Untungnya isinya bukan minyak, melainkan makanan yang sudah tak berbentuk.
"Aduh..." Jeno mengangkat kakinya antara sakit dan panas terbakar. Jasmin langsung mematikan kompor dan menggiring Jeno ke kamar mandi untuk membasuh kakinya dengan air.
"Maaf ya, aku nggak bermaksud mengagetkanmu..." Jasmin berjongkok memperhatikan kaki Jeno yang mulai memerah. "Ini pegang, terus basuh. Aku akan ambilkan salep dulu."
Setelah memberikan gagang shower pada Jeno, ia keluar dari kamar mandi menuju kamarnya.
Jeno memang kesakitan, namun ketika melihat bagaimana paniknya Jasmin ia merasa bahagia, bahkan senyumnya tercetak jelas.
Tak lama kemudian Jasmin kembali. Ia mematikan kran shower, mengembalikan gagangnya lalu mulai mengeringkan kaki Jeno.
"Jasmin, aku tahu kamu panik, tapi kamu bisa meletakkan tasmu dulu di kamar... aku tak masalah menunggu sebentar." Ucapan Jeno menyadarkan Jasmin, ia mendongak, menatap lelaki yang sedang menampilkan eye smile khasnya. Hanya butuh satu detik, wajah Jasmin langsung memerah.
Ia langsung berdiri lalu keluar dari sana, tidak ingin Jeno melihat wajahnya yang seperti kepiting rebus.
Ketika Jasmin telah selesai meletakkan tasnya dan berganti pakaian, ia tidak melihat Jeno di kamar mandi. Ternyata ia sudah berada di ruang utama.
"Sini aku beri salep..."
"Aku sendiri saja Jasmin."
"Nggak apa-apa. Sebagai bentuk rasa bersalahku..."
"Hehe.. padahal aku yang membuat masalah." Jasmin tak menanggapi, ia fokus pada pekerjaannya. Luka Jeno tak terlalu lebar, namun merahnya cukup kentara karena luka bakar dan memar.
"Kamu mau masak?"
"Aku cuma mau bikin nasi goreng sama telur. Aku udah cek tutorialnya tapi ternyata susah ya... hehe..."
"Biasanya juga nyuruh aku?"
"Aku lihat muka kamu beberapa hari ini ditekuk-tekuk, terus bawaannya bete terus kalau lihat aku. Makanya aku cari cara biar kamu sedikit happy, eh ternyata jadi begini..." suara lembut Jeno membuat Jasmin merasakan niatan baik lelaki itu.
"Akhirnya tetep ngerepotin aku kan?" Ujar Jasmin lirih.
Jeno memandang Jasmin dengan tatapan bersalah.
"Aku mau beresin dapur. Kamu diem aja disini, jangan kemana-mana dan jangan ngapa-ngapain! Oh salah, kamu harus pesen makanan antar buat kita dan kamu yang harus bayar. Oke?" Wajah Jeno berubah cerah. Ia mengangguk kencang, membuat rambutnya bergoyang-goyang.
Lucu.
Jasmin salah tingkah mendengar hatinya berbicara barusan.
"Aku mau ayam goreng madu, tteokbokki, capjay dan kimbab. Jangan lupa sodanya. Aku mau bikin ramyeon, kamu mau tidak?"
"Mau...!" Jawab Jeno dengan nada menggemaskan. Untuk Jasmin sudah berjalan ke dapur, sehingga Jeno tak bisa melihat wajahnya yang tersenyum.
Ting tong
"Jangan berdiri. Aku yang ambil. Mana uangnya?" Jasmin segera menghampiri Jeno, meraih uang yang disodorkannya lalu berlari menuju pintu. Tak berapa lama ia kembali dengan membawa dua kantong berisi makanan pesanan mereka.
Jasmin meletakkannya di meja yang tadi sudah disiapkan di depan TV, karena jelas Jeno tak bisa berdiri dan berjalan jauh untuk saat ini. Setelah membuka makanannya, ia berlari ke dapur dan membawa panci berisi mie. Aroma pedasnya membuat liur mereka hampir menetes.
"Selamat makan..." Jasmin dan Jeno mengucapkannya dengan kompak. Keduanya menikmati makanan dalam diam, kecuali saat lezatnya makanan yang mereka rasakan.
"Ahh.. aku kenyang..." Jasmin mengelus perutnya setelah menghabiskan botol soda keduanya.
"Kamu makannya banyak juga yaa? Lihat tuh pipi kamu merah merona, jadi tambah cantik deh..."
"Jangan bicara aneh-aneh!"
"Hehehe..." Jeno menampilkan eyesmilenya. "Kamu nggak suka banget ya sama aku?" Jeno memberanikan diri bertanya. Sudah hampir sebulan mereka tinggal bersama, namun sikap gadis itu bukannya membaik tapi malah sebaliknya.
Jasmin mengambil nafas panjang.
"Aku heran, kok bisa Bunda dengan santainya memperbolehkan kita tinggal berdua. Meskipun orang tua kita saling kenal, tapi kan kita nggak? Terakhir ketemu juga udah lama banget..."
"Bukannya berarti aku dianggap bisa bertanggung jawab ya?"
"Tapi kan kamu cowok dan aku cewek!" Nada suara Jasmin sedikit meninggi.
"Hehe jangan emosi dong..." Jasmin melengos. "Alasan Bunda memperbolehkan aku tinggal disini karena aku janji buat jagain kamu. Aku yang mohon-mohon ke Mommy, Daddy, Bunda dan Ayah kamu biar bisa tinggal bareng."
"Kenapa?"
"Aku... mau kita deket lagi kayak dulu," jawab Jeno santai.
"Aku nggak mau. Kamu jahat! Kamu rese, kamu nyebelin dan kamu suka usil. Aku nggak mau..."
"Itu karena kamu menggemaskan kalau di godain..."
"Non sense!" Cebiknya membuat mata Jeno membulat, gemas. "Dan lagi, kamu jahat! Pergi nggak pake pamit..." Jasmin menundukkan kepalanya, memainkan sumpitnya pada panci ramyeon yang sudah habis.
"Aku berpamitan kok," sahut Jeno menyadari arah pembicaraan Jasmin.
"Nggak,"
"Aku pergi ke rumahmu pagi-pagi sebelum kami ke bandara. Kamu masih tidur jadi aku ke kamarmu dan berpamitan. Aku bahkan menciummu..." Jasmin sontak menatap Jeno yang memasang wajah tanpa dosa.
Hening.
Jasmin mencoba mencerna. Jeno yang berusia 8 tahun mencium dirinya yang seumuran yang sedang tidur.
"JENOOO!!!" Teriakan Jasmin hampir membuat jantung Jeno copot. "Kamu! Dasar mesum! Bagaimana bisa anak usia 8 tahun... kamu merampas ciuman pertamaku!" Jasmin muntab, setelah mengeluarkan uneg-unegnya, ia masuk ke dalam kamar tak perduli dengan ruang utama yang masih berantakan.
Jeno memberantakkan rambutnya menyadari mulutnya yang tak punya filter. Sekarang ada dua hal yang membuatnya harus berpikir keras, bagaimana membuat Jasmin tak marah lagi dan bagaimana cara membereskan benda-benda kotor di depannya dengan kondisi kakinya yang sekarang ini. Bodoh.
_________
Thanks for reading yaaa... 🥰
Terima kasih buat support vote dan comment nyaa... 😚😚
Aku akan berusaha update setiap hari... fighting
KAMU SEDANG MEMBACA
Campur Tangan Semesta | NOMIN
Romance"Say yes! Maka aku akan mencarimu, menemukanmu dan menjadikanmu milikku sejauh apapun kamu berada." -jeno "Bolehkah aku seegois itu? Terus memaksa Tuhan agar menjodohkanku dan kamu?" -jasmin