Happy reading 🥰
Jangan lupa vote and comment 😘
_________________
Jeno dan Jasmin sudah sampai di depan rumah yang cukup asri dengan halaman luas. Gerbang depan yang berdesain sederhana dibuat sangat tinggi dengan kunci otomatis. Jasmin meletakkan kantong belanjaannya, sebelum menekan bel.
Ting tong
Tak berapa lama terdengar suara dari interphone.
"Jasmin-ah! Masuklah!" Suara seorang wanita terdengar bersemangat.
"Kita dimana?" Tanya Jeno lagi, setelah tadi Jasmin tidak juga mau untuk menjawab.
"Panti asuhan."
Cklek
Pintu gerbang terbuka.
"Ayo masuk...!" Ajak Jasmin dengan semangat. Jeno melongo sejenak, lalu memutuskan untuk mengikuti gadis berambut panjang yang sudah masuk lebih dulu.
Seorang wanita paruh baya menyambut Jasmin dengan riang. Ia langsung memeluk Jasmin erat begitu mereka berhadapan, kemudian mengajak Jasmin masuk. Jeno juga, setelah Jasmin memperkenalkan dirinya. Mereka terus mengobrol, sampai akhirnya duduk di ruang tengah.
Suasana rumah begitu damai dan cenderung hening.
"Sepi ya..." celetuk Jeno, berhasil mengalihkan perhatian keduanya.
"Oh, anak-anak sedang bersekolah, sebagian lagi sedang tidur siang Jeno-ssi. Pengurus panti biasanya juga pergi beristirahat, meskipun ada beberapa yang sedang beberes di belakang..." jelas Nyonya Kim dengan senyum teduh di wajahnya.
"Oh, maaf," Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu sangat tampan Jeno-ssi, pantas saja Jasmin suka..."
"Nyonya Kim!" Pekik Jasmin dengan wajah memerah.
"A-apa?"
Nyonya Kim tertawa lepas melihat kedua remaja di depannya yang salah tingkah.
"Kalian pasti belum makan siang kan? Ayo kita ke belakang..." ajak Nyonya Kim mengabaikan wajah kebingungan Jeno karena pernyataannya tadi.
Sampai di ruang makan yang cukup luas, ada sepasang pria dan wanita yang sedang berberes disana. Jeno yakin gadis itu sering kemari melihat dari kedekatan mereka.
Bawaan mereka berisi makanan ringan dan aneka macam kue diletakkan di meja dapur.
"Kenapa repot-repot begini sih?"
"Tidak..."
"Kemarin Bunda sudah mengirimkan bahan makanan untuk kami, sekarang anak kesayangannya datang membawa makanan juga, bagaimana kami harus berterima kasih pada kalian?" Ujar seorang pria berumur yang akrab dipanggin Paman Yoon dengan rambut yang sudah berubah putih seluruhnya.
"Pamah Yoon berlebihan... kami senang kalau melihat anak-anak disini senang," jawab Jasmin dengan malu-malu.
Jasmin melirik Jeno yang ternyata sedang menatapnya dengan senyuman yang meneduhkan. Pipi Jasmin terasa panas dan perasaannya seperti meledak-ledak.
"Kalian kenapa masih pakai seragam?" Tanya Nyonya Lee yang bertubuh gembul.
"Kami pulang cepat..." sahut Jeno, membuat Jasmin menghela nafas lega.
Setelah makan siang dan berbincang sejenak, Jasmin mengajak Jeno berkeliling, setelah meminta izin kepada Nyonya Kim.
Mereka duduk di gazebo setelah lelah berkeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Campur Tangan Semesta | NOMIN
Romance"Say yes! Maka aku akan mencarimu, menemukanmu dan menjadikanmu milikku sejauh apapun kamu berada." -jeno "Bolehkah aku seegois itu? Terus memaksa Tuhan agar menjodohkanku dan kamu?" -jasmin