Tiga

508 45 2
                                    

Happy Reading 🥰

__________

Tok tok tok

"Jeno..."

"Masuklah..." Jasmin melongok ke dalam kamar tamu yang sekarang dipakai oleh Jeno. "Bagaimana keadaanmu?"

Meskipun ia marah, namun tak sampai hati membiarkan Jeno begitu saja. Sedikitnya ia punya andil membuat lelaki itu terluka.

"Sepertinya aku akan kesulitan memakai sepatu," ia menunjukkan lukanya yang masih merah.

"Kamu jangan masuk sekolah dulu kalau begitu. Aku akan izinkan ke guru."

"Kamu yakin mau ke kelas ku?" Jasmin berpikir kembali, mengingatkan dirinya bahwa lelaki di depannya berada satu tingkat di atasnya. "Biar Mark Hyung saja yang melakukannya..." putus Jeno.

"Baiklah. Aku sudah memasak, nanti kalau mau makan tinggal dihangatkan. Aku berangkat dulu ya..."

"Eh tunggu," Jasmin berbalik.

"Kenapa?"

"Kenapa pakai masker? Kamu sakit?"

"Nggak. Aku menyembunyikan bibirku biar kamu tidak berbuat mesum!" Ujarnya lalu pergi begitu saja. Jeno mematung sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak, bahkan masih bisa didengar oleh Jasmin.

"Aku kan menginginkan kamu seutuhnya, bagaimana bisa kamu hanya menutupi bibirmu... lucu sekali sih..."

**

Pukul 5 tepat bel sekolah berbunyi. Jasmin segera keluar dari kelas untuk menuju halte.

"Jasmin!" Merasa dipanggil, gadis itu menghentikan langkahnya. "Mau kemana sih, buru-buru sekali?"

"Haechan-ah, aku ada perlu di rumah..."

"Padahal aku mau mengajakmu ke toko buku..."

"Tidak bisa hari ini..." Jasmin menggeleng pelan. "Aku harus segera pulang."

"Bagaimana dia?" Tiba-tiba Mark sudah berdiri di dekat mereka.

"Kamu mirip hantu, datang tiba-tiba begitu..." Mark hanya tertawa kecil mendengar ucapan Haechan.

"Dia baik-baik saja, hanya saja dari tadi mengeluh karena bosan."

"Siapa?"

"Cepatlah pulang, hati-hati." Jasmin mengangguk lalu meninggalkan keduanya.

"Ihh sebenarnya siapa sih sahabat dia, kenapa selalu lebih menurut pada orang Kanada ini," ucap Haechan sebal.

"Orang Kanada ini masih di sebelahmu, anyway," sahut Mark sambil mengusak rambut lelaki yang setahun lebih muda darinya, membuat Haechan mencebik lalu berjalan menjauh.

Namun tak disangka lelaki yang berambut pirang itu mengikutinya.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Bukankah kamu mau mencari buku?"

"Memang. Lalu?"

"Aku akan menemanimu dan mungkin aku bisa membantumu..." tawar Mark dengan senyum semanis mungkin.

"Terserah kamu sajalah..." sahut Haechan akhirnya. Tidak ada salahnya membiarkan Mark ikut, setidaknya ia tidak sendirian masuk ke dalam mall.

*

"Kamu mencari buku apa?" Mark mendekati Haechan yang sedang melihat beberapa buku di area bahasa dan pengetahuan umum.

"Uhm... sebenarnya aku ingin meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku." Mark langsung menatap Haechan heran.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang