Empat Belas

205 21 1
                                    

Happy reading.... 🥰

_________________


Jeno dan Jasmin turun dari bis dan berjalan menuju ke apartemen.

"Mau beli eskrim dulu?" Jeno akhirnya buka suara.

Gadis dengan bulu mata lentik itu langsung mengangguk dan wajahnya berubah cerah.

"Gamsahabnida~" ucap keduanya berbarengan sebelum keluar dari toserba.

Jasmin memakan es krim coklatnya yang sudah Jeno bukakan lebih dulu bungkusnya, sedangkan Jeno masih berusaha membuka es krim miliknya.

"Enak?"

"Enak!" Jawab Jasmin penuh semangat. Jeno terkekeh geli melihat wajah Jasmin yang berseri dan menikmati eskrimnya, mirip anak-anak.

Jeno meraih tangan Jasmin untuk digenggam.

"Jasmin, aku mau mengatakan sesuatu..."

"Apa?"

"Aku akan pindah dari apartemenmu minggu depan..."

Langkah Jasmin berhenti seketika, membuat Jeno ikut berhenti selangkah di depannya.

"Kenapa?" Terlihat raut sedih di wajahnya.

Jeno tersenyum, "aku takut tidak bisa menahan diri jika kita tinggal serumah terus..."

Plak

"Aduh!" Jeno mengusap lengannya yang sakit karena dipukul oleh Jasmin.

"Aku kan hanya jujur..." ujar Jeno sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

"Ishh!" Hampir saja Jasmin akan memukul Jeno untuk kedua kalinya, untungnya Jeno cepat-cepat menahan pergelangan tangan gadisnya.

"Baiklah, maaf..." ujar Jeno sambil menunjukkan eye smile andalannya.

"Kamu akan pindah kemana?"

"Apartemen seberang," Jeno menunjuk bangunan yang lebih tinggi beberapa lantai dari pada tempat tinggal Jasmin. "Sebenarnya aku ingin pindah disamping kamarmu, namun sayangnya sudah penuh."

"Kapan kamu mencarinya?" Jasmin tanpa mengindahkan gombalan Jeno.

"Hehe... Mommy yang mengurusnya untukku..."

"Ohh..." Jasmin mengangguk paham.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan sambil kembali bergandengan tangan.

"Kalau kamu merindukanku, katakan saja, aku akan langsung datang. Tenang saja..." ujar Jeno penuh percaya diri.

"Kalau kamu merindukanku, datang saja, jangan lupa bawa makanan..." balas Jasmin dengan senyum manis.

"Jadi kamu lebih memilih makanan dari pada aku?"

"Kalau aku lapar, masa iya aku memakanmu?" Jeno menoleh, lalu memiringkan kepalanya sambil mengulum senyum.

"Hmm... aku izinkan kamu memakanku." Jasmin pun menoleh dan mendapati Jeno sedang memperhatikan bibirnya yang memerah karena makan eskrim.

"Jeno-ya!" Pekik Jasmin sambil memukul pundak lelakinya.

Jeno tertawa melihat Jasmin yang mempercepat jalannya untuk menyembunyikan semu di wajahnya.

"Tunggu aku Jasmin-ah..."

"Pergi sana! Aku akan pulang sendiri!"

"Lalu aku tidur dimana?"

"Terserah!" Jeno kembali tertawa sambil tetap mengikuti Jasmin menuju apartemen.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang