Dua Puluh Empat

191 20 1
                                    

Part panjang yaa...

Happy reading 🥰

________________

Winwin menutup pintu kamar Jasmin perlahan. Si sulung akhirnya tidur setelah sang Bunda dengan sabar mengusap punggung putrinya.

"Sudah tidur?" Tanya Yuta yang berada di depan TV.

"Sudah. Dia susah sekali tidur," jawab sang istri sambil menuju ke dapur. "Mau minum?"

"Susu hangat mungkin?" Jawab Yuta dengan mata genit.

"Jangan meminta yang tidak-tidak."

"Ini hampir seminggu, tapi baiklah aku mengalah..." Yuta mengembalikan atensinya pada serial TV yang ia tonton.

Lima belas menit kemudian Winwin datang, menyodorkan secangkir teh susu hangat untuk sang suami.

"Aku ingin Jasmin pulang bersama kita..."

"Oke." Jawab Yuta sambil menyesap minumannya. Matanya masih terpana pada layar berukuran 50 inch di depannya.

"Nakamoto Yuta, aku berbicara denganmu..." suara rendah Winwin mengalihkan atensi pria tersebut.

Sebuah cengiran ia tampilkan saat menoleh pada sang istri, "maafkan aku. Iya aku mendengarkan. Kamu ingin Jasmin pulang? Baiklah Jasmin akan pulang..."

"Jasmin mau atau tidak ya?"

"Mau..."

"Hmm?"

"Aku dan Julian sudah membicarakan ini. Jeno akan kembali ke Indonesia, ia akan berkuliah disana dan aku pikir Jasmin juga harus ikut kita. Dia sudah terlalu lama berjarak dengan kita."

"Lalu, kasusnya?"

"David Lee akan menyelesaikannya. Interogasi Jasmin hanya dilakukan sekali, karena semuanya sudah terungkap, bahkan pada penculik sudah mengakui perbuatannya. Kakak kelas Jasmin pun sudah mendapatkan hukuman yang sesuai dengan usianya. Jika masih berlanjut, David akan menghubungiku dan akan menggantikan Jasmin sebagai kuasa hukum."

"Aku senang kita dikelilingi orang-orang baik..."

"Aku beruntung mengenal Julian dan Johnny dulu, meskipun pernah merasa mereka sangat menyebalkan."

Winwin tertawa, "karena mereka lebih tua?"

"Betul. Mereka tampak arogan bukan?"

"Hahaha... itu karena kamu iri dengan mereka bukan?"

"Sepertinya begitu..."

"Lalu sekarang?"

"Mereka membuat aku bekerja santai..." Yuta terkekeh senang.


**


Jasmin menghirup dalam-dalam aroma pantai di depannya.

Jeno di sampingnya sesekali tertawa melihat tingkah Haechan dan sepupunya yang berkejar-kejaran.

Mereka tadi juga ikut berlarian, namun merasa lelah, Jasmin akhirnya duduk. Diikuti oleh Jeno.

"Mereka pasangan yang lucu ya?"

"Sangat! Kak Mark selalu tertawa lepas setiap bersama Haechan. Tapi Haechan kadang suka jual mahal dan membuat Mark sedikit kelabakan."

"Kalau kita pasangan yang bagaimana?"

Jasmin menoleh dan mendapati Jeno sedang menatapnya. "Kita? Hmm... kita..." Jasmin mencoba mencari kata-kata yang pas untuk jawaban Jeno. "Pasangan yang diatur oleh semesta?"

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang