Sembilan

264 28 0
                                    

Happy Reading 🥰

_______________



Sesampainya di taman hiburan, keempatnya pun turun dari mobil.

"Tuan Mark, aku akan menunggu di cafe dekat sini. Jika sudah selesai, anda bisa menghubungiku." Ujar Tuan Han yang langsung dijawab dengan anggukan kompak dari keempatnya.

"Terima kasih, Ahjussi-" sahut Mark sambil membungkuk.

"Yah... setidaknya dengan diantar begini, kita lebih cepat sampai bukan?" Celetuk Jasmin dijawab dengan anggukan ketiga lelaki lainnya.

Jeno melirik, melihat raut wajah Jasmin yang cerah, ia pun ikut tersenyum.

"Ayo kita bermain sepuasnya!" Seru Haechan lalu menggandeng lengan Jasmin.

"Aku akan membeli tiket dulu..." Jeno segera berlari mendahului yang lainnya ke loket.

Tak lama kemudian Jeno kembali dengan empat lembar tiket di tangannya.

"Ayo kita masuk!" Jasmin berjalan bersama Haechan, bergandengan tangan sambil sesekali bergurau, sedangkan Mark dan Jeno mengikuti di belakang mereka.

"Aku mau naik komidi putar!" Pekik Haechan sambil menggeret Jasmin untuk ikut naik. Tiket terusan yang dibeli oleh Jeno membuat mereka bisa menaiki semua wahana semau mereka.

"Jeno-ya... foto!" Ujar Jasmin dari atas kuda berwarna kuning yang ia naiki. Jeno dengan sigap mengambil camera pocket untuk mengabadikan foto Jasmin sendirian, Jasmin dengan Haechan, Jasmin dengan Mark, Jasmin dengan dirinya, Mark dengan Haechan dan foto bersama-sama.

Jeno dan Mark bergantian menjadi juru foto.

Setelah mengambil beberapa foto Jasmin dan Haechan di atas kursi terbang, Jeno kembali memasukkan camera ke dalam tasnya.

"Apa mereka selalu berisik seperti itu jika bersama?" Tanya Jeno sambil memandangi keduanya yang kegirangan.

"Iya, makanya aku senang sekali kamu pindah kesini..."

"Berarti keputusanku benar untuk mengajakmu ikut..." Mark mengangguk sambil tertawa kecil, membayangkan jika Jeno pergi bertiga tanpanya.

"Ayo kita naik roller coster! Semua harus ikut naik ya..." ujar Haechan tanpa bantahan. Kakinya sudah melangkah lebih dulu dengan riang bersama Jasmin ke arena yang dimaksud. Ia tak menyadari Mark melangkah lesu dengan wajah yang pucat.

"Hyung, kamu mau naik juga?" Jeno memastikan.

"Apa jadinya kalau aku tidak naik?" Mark memandang punggung Haechan yang berjalan dengan semangat.

Jeno menepuk pundak Mark dengan iba.

Mereka telah berada di atas roller coaster. Mark duduk bersebelahan dengan Haechan dan Jeno-Jasmin di belakang mereka.

Haechan melirik ke kanan, ke arah Mark yang terdiam sambil menatap ke depan. "Markeu?"

Mark tak menanggapi.

"Mark Hyung!" Panggil Haechan lagi sambil menepuk lengan lelaki bermata minus di sampingnya.

"Hah? Apa?"

"Kamu takut?"

"A-aniya..." jawab Mark tergagap. Ada sedikit rasa bersalah dalam hati Haechan mendapati wajah pucat Mark, tapi lelaki itu masih mencoba berbohong agar ia tidak kecewa.

"Kemarikan tanganmu!" Meski bingung, Mark mengulurkan tangannya dan ternyata Haechan juga mengulurkan tangannya sehingga keduanya bergandengan.

"Jangan takut, aku disini. Kamu boleh menutup mata, bernafaslah senormal mungkin dan percayalah kepadaku..." Haechan menggenggam tangan Mark erat.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang