Happy Reading 🥰
________________________
Setelah menuntaskan amukannya pada Jeno, akhirnya Mark mengantarkan Haechan pulang. Sampai di rumah, ia menceritakan semuanya pada Omma Ten dan ditanggapi dengan sangat kalem, membuat Haechan jauh lebih tenang.
Sekarang Haechan sudah terlelap, Mark menemaninya sampai tertidur setelah tadi sempat menangis lagi karena khawatir pada Jasmin.
Kini mata baby bear kesayangannya sembab.
Mark mengelus pelan kepala pemuda dengan pipi gembil di depannya. Dirinya juga merasa sangat khawatir, namun tidak ia tunjukkan karena tidak ingin Haechan semakin panik.
Drrttt
Ponselnya bergetar.
Melihat jam di ponselnya, hampir tengah malam.
Mark segera keluar dari kamar, agar suaranya tidak membangunkan sang kekasih.
"Aku menemukannya!" Ujar Jeno dari ujung telfon begitu panggilan diterima.
"Dimana dia sekarang?"
"Aku belum yakin tempatnya, namun sepertinya itu benar disana."
"Apa maksudmu? Katakan dengan jelas!" Mark menaikkan suaranya.
"Aku menaruh GPS di kalung Jasmin, aku sudah memantaunya dari kemarin dan barusan benda itu aktif. Aku pikir benda itu rusak, namun melihat hari ini nyala, berarti Jasmin berada di tempat yang tidak ada sinyal."
"Lalu dimana benda itu berada?"
"Rumah Yehna." Mark menelan ludahnya dengan susah payah. Gadis itu? Menculik Jasmin? Kenapa? Karena Jeno? Sejuta pertanyaan muncul di benak Mark.
"Lalu bagaimana? Kita bergerak sekarang?"
"Kata Paman, kita harus menunggu Ayah Yuta datang. Om Johnny sudah menyuruh anak buahnya untuk mengecek CCTV sepanjang jalan yang memungkinkan menjadi tempat diculiknya Jasmin."
"Ya benar, kita tidak boleh gegabah... tapi tidak boleh terlalu lama juga Jeno-ya. Kita tahu apa yang bisa dilakukan Yehna..." ujar Mark membuat Jeno kembali frustasi. Banyak desas desus tentang bagaimana sikap Yehna pada orang-orang yang tidak ia suka.
"Aku marah. Sangat marah. Aku nggak akan sungkan-sungkan menghajarnya jika sampai menyentuh Jasmin."
"Aku akan membantumu."
Setelah menutup telfon, Mark mengarah ke dapur untuk mengambil minum.
"Siapa yang menelfon?" Tanya Ten yang ternyata sedang duduk disana.
"Jeno, Omma. Omma belum tidur?" Ten menggeleng. Ia pun mengambil gelas baru, menuangkan air minum dan menyerahkan pada Mark.
"Terima kasih."
"Aku ikut gelisah. Baru saja aku selesai menghubungi tantemu untuk menenangkannya." Wajah Ten tampak lesu. "Apakah Haechan sudah tidur?"
"Sudah, setelah menangis ia tertidur..."
"Dia pasti sangat sedih... oh, apa ada kabar baik dari Jeno?"
"GPS yang ia pasang di kalung Jasmin menyala barusan dan Jeno tahu lokasinya. Mereka akan bergerak setelah Paman Yuta datang."
"GPS?" Tanya Ten tak mengerti.
Mark mengangguk meyakinkan. "Setelah beberapa kali Jasmin mengatakan perasaannya tidak nyaman, Jeno membeli hadiah kalung couple. Jeno memesan khusus dan meminta untuk meletakkan chip GPS disana, sehingga bisa digunakan untuk kondisi urgent yang ternyata berguna sekarang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Campur Tangan Semesta | NOMIN
Romance"Say yes! Maka aku akan mencarimu, menemukanmu dan menjadikanmu milikku sejauh apapun kamu berada." -jeno "Bolehkah aku seegois itu? Terus memaksa Tuhan agar menjodohkanku dan kamu?" -jasmin