Tiga Belas

221 22 0
                                    

Thank you yaa yang sudah baca dan vote, senang sekali rasanyaa... 😄😄😄

Happy reading....

_________________

Hari ini adalah hari pertandingan basket Jeno dan Mark. Haechan dan Jasmin sengaja duduk di tribun penonton, meski kedua pria berkacamata itu sudah memaksa untuk duduk bersama tim cheersleader namun mereka menolak.

Tanpa diduga oleh keduanya, Jeno dan Mark adalah dua orang yang cukup banyak fansnya. Setiap mereka memasukkan bola, seruan riuh membahana di kursi penonton membuat Jasmin dan Haechan merinding takjub sekaligus ngeri. Bagaimana jika supporter sebanyak ini, yang sebagian besar cewek, tahu bahwa dua cowok yang mereka soraki sudah punya kekasih.

Empat puluh menit berlalu dan babak pertama pun usai dengan selisih skor tipis, pihak lawan unggul 3 poin dari sekolah Jasmin.

Ponsel Jasmin berdering.

JN ♡
Calling

Setelah memandangi layar ponsel, ia langsung mencari sosok yang menelfonnya.

"Whe..?"

"Kamu tidak ingin mengatakan apapun untuk menyemangatiku?" Suara Jeno sedikit merajuk.

"Hmm... kamu terlihat seksi saat mencetak angka." Jeno mengerutkan dahi mendengar kalimat Jasmin.

"Benarkah?"

"Ne!" Jawab Jasmin dengan senyuman yang bisa Jeno lihat dari kejauhan.

"Aku akan berusaha mencetak angka lagi kalau begitu."

"Semangat sayang!"

"Apa? Aku tidak dengar!"

"Semangat..."

"Ucapkan sama persis dengan yang pertama," rengek Jeno.

"Semangat sayang! Lakukan yang terbaik. Sudah ya, aku tutup!"

Jeno tersenyum lebar sebelum meletakkan ponsel lalu bergabung dengan rekan-rekannya.



Menang dengan skor 40-45 membuat semua peserta, cheers leader dan seluruh supporter bersorak riuh. Beberapa gadis yang duduk di samping Jasmin dan Haechan pun sempat mengelu-elukan bagaimana Jeno dan Mark bermain dengan kompak, membuat sepasang sahabat itu ikut bangga.

"Biasanya setelah ini mereka anak makan-makan, kamu ikut?"

"Jeno belum bilang apapun..."

"Ah pasti dia akan mengajakmu." Putus Haechan mengingat betapa bucinnya Jeno pada gadis di sampingnya.

Jasmin hanya mengangkat pundak tak ambil pusing.

Ia memandangi tim basket sekolahnya yang masih saling bersalaman dan berpelukan saling memberi selamat.

Tiba-tiba Jeno melambai ke arahnya, sedikit terkejut, Jasmin ikut melambai pelan.

Mark menoleh, mendapati Jeno melakukan hal itu, ia pun ikut melambai pada Haechan. Namun, diluar perkiraan, para penggemar yang duduk disana yang membalas lambaian mereka sambil memekik heboh. Haechan pun memutar bola matanya malas ketika mendapati wajah Mark yang tampak menikmati kehebohan yang disebabkannya.

*

Haechan dan Jasmin masih betah duduk di tribun yang sekarang sepi. Mereka enggan beranjak, bahkan untuk menghampiri tim basket sekolahnya, entah kenapa keduanya merasa kikuk di dekat para laki-laki yang memiliki tingkat ketenaran paling tinggi di sekolah.

"Kamu yakin kita nggak ditinggal pulang sama mereka?" Ujar Haechan memecah keheningan selama limat menit yang terjadi, setelah lelah bercanda dengan Jasmin.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang