Dua Puluh Satu

179 20 1
                                    

Happy Reading 🥰

________________

Pukul enam pagi.

Setelah mendapatkan telfon dari kepala kepolisian setempat, mereka pun bergerak menuju kediaman keluarga Ahn.

Sebentar lagi orang-orang yang bermimpi indah semalam, akan mendapat kejutan yang tidak akan mereka duga.

Jeno semobil dengan Julian, David dan sepupu serta kekasihnya.

"Dad,"

"Ya?" Julian yang tadinya menatap keluar jendela, mengalihkan perhatian pada sang putra.

"Aku akan membawa Jasmin keluar dari sana. Daddy bantu Jeno mengurus hal lainnya ya?"

Julian mengangguk. "Gadis itu akan menjadi urusan Na Yuta dan Paman David. Dad dan Uncle John akan mengurus keluarganya. Kalian," Julian memberi jeda sejenak untuk memastikan dua remaja lainnya mendengar. "Urus Jasmin."

Sontak Mark dan Haechan yang duduk di bangku belakang langsung mengangguk berbarengan.

"Jeno," pemuda itu menoleh. "Daddy tahu kamu marah pada gadis itu. Namun, jangan sentuh dia. Kita laki-laki, sejahat apapun yang perempuan lakukan, kita tidak boleh menyentuhnya sama sekali."

"Padahal Jeno sudah membuat skenario untuknya..." gumam pemuda kelahiran April dengan nada rendah.

"Daddy tahu. Tapi biarkan dia menjadi urusan Ayah Jasmin dan polisi. Dad tidak mau gadis itu menaruh dendam yang semakin besar pada Jasmin karena kalian berlaku kasar padanya dengan alasan membela Jasmin." Jeno dan dua pemuda lainnya langsung memikirkan perkataan Julian dalam diam.

*

Tiga mobil yang beriringan itu masuk ke kawasan mansion Keluarga Ahn yang megah. Karena masih sangat pagi, maka masih belum banyak kesibukan yang terjadi.

Begitu sampai, dua mobil polisi berhenti di belakang mereka.

Seorang pria paruh baya yang tampak berwibawa langsung menghampiri David Lee dan menjabat tangannya.

"Halo Tuan Lee."

"Halo Detektif Ko. Terima kasih atas bantuan kalian."

"Ini sudah tugas kami. Kalau saya menjadi anda, pasti juga akan panik."

"Ini Nakamoto Yuta, ayah Jasmin, gadis yang diculik."

"Saya, Ko Yoo Geun." Detektif itu mengenalkan dirinya sambil sedikit membungkuk.

Yuta membalas membungkuk, "saya Na Yuta."

"Mari kita segera selesaikan ini Tuan Na," Detektif Ko melangkah lebih dulu ke depan pintu mansion, diikuti lainnya.

Bel pintu ditekan oleh anak buah Detektif Ko yang tadi satu mobil dengannya.

Detik berikutnya pintu terbuka. Tentu para pelayan menyadari kedatangan para tamu yang tidak diundang, sehingga mereka sudah bersiap.

"Iya, ada yang bisa dibantu? Anda mencari siapa?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan tenang. Dilihat dari cara berbicaranya, sepertinya ia adalah kepala pelayan disini.

"Saya Detektif Ko," ia menunjukkan tanda pengenal miliknya. "Saya ingin bertemu pemilik rumah, karena kami mendapat laporan ada seorang gadis yang diculik dan disekap disini."

Wanita itu sedikit terkejut.

"Baik, ditunggu sebentar ya..." wanita itu masuk kembali ke dalam tanpa mempersilahkan para tamu untuk masuk.

Tak lama kemudian, seorang pria yang sudah berumur dengan rahang keras keluar. Diikuti dua orang pria paruh baya yang masih memakai piyama.

"Selamat pagi Tuan Detektif."

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang