Hai hai... akhirnya update huhu
Happy Reading 🥰
____________________
Sejak bangun pagi tadi, mood Jasmin sangat baik, bahkan wajahnya sedikit bersemu merah. Pipinya pun sedikit kaku karena terlalu banyak tersenyum. Dan siapa saja yang berpapasan dengan gadis itu akan tahu bahwa ia tengah bahagia ketika melihat wajahnya yang cerah.
Saat sampai di gerbang sekolah, Jasmin merutuki dirinya karena menyadari ia datang terlalu awal. Sekolah masih sepi, kecuali siswa yang sedang kelas olahraga pagi. Dan beberapa murid kelas dua yang memang ada kelas tambahan pagi ini, seperti Jeno dan Mark.
Jasmin langsung menuju ke kelasnya, untungnya ada dua orang temannya yang sudah datang karena kebagian jadwal piket membersihkan kelas.
"Jasmin-ssi, kamu datang pagi sekali?" Tanya Junwoo yang sedang menyapu. Arin yang sedang membersihkan papan ikut menoleh ke arah Jasmin yang baru masuk kelas. Keduanya sedang tugas piket membersihkan kelas hari ini.
"Hehe iya... sepertinya aku terlalu bersemangat berangkat ke sekolah," jawab Jasmin sambil meletakkan tas bekal di meja dan tas ranselnya di gantungan samping meja.
"Ohiya, Jasmin, apakah hari ini Sungmin Saem jadi memberikan kuis?" Wajah Arin mengharapkan jawaban tidak keluar dari mulut Jasmin.
"Sepertinya begitu, kemarin saat aku mengumpulkan tugas ke Sungmin Saem, dia menyuruhku untuk belajar untuk kuis hari ini..." wajah Arin berubah semakin murung.
"Cepat kita selesaikan, lalu kita belajar bersama Arin-ah..." ujar Junwoo memberikan semangat. Jasmin tersenyum kecil, ia jadi percaya pada gosip yang tersebar mengenai Junwoo yang menyukai Arin setelah melihat interaksi lelaki berkacamata tersebut kepada gadis berambut sebahu itu.
"Aku akan keluar dulu, fighting!" Jasmin keluar dari kelas, tak lupa membawa tas bekalnya, setelah tadi memindahkan satu kotaknya ke dalam laci meja.
*
Ia menuju gedung kelas dua, karena di sekolahnya, setiap tingkatan kelas berada di gedung yang berbeda.
Lorong kelas dua cukup sepi, sepertinya kelas tambahan sudah selesai dan hampir semua murid memilih keluar kelas.
Jasmin memandangi tas bekal di tangannya dengan malu. Tadi saat terbangun, ia pikir ia bermimpi, namun pesan singkat dari Jeno membuatnya yakin bahwa hal semalam benar terjadi.
Setelah tahu bahwa Jeno ada kelas tambahan, ia berinisiatif untuk membuatkan bekal untuk sarapan.
Jasmin melambatkan langkahnya ketika pintu kelas Jeno mulai terlihat, perutnya terasa mulas dan jantungnya berdebar kencang. Hampir saja ia berbalik, ketika Jeno berada di depan pintu hendak keluar dan mendapatinya tak jauh dari sana.
"Jasmin?" Wajah Jeno yang tadinya datar langsung berubah 180 derajat. "Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyanya sambil menghampiri Jasmin.
"Ha-hai..." Jasmin menaikkan tangannya dengan canggung.
"Ohh.. pacarku mau mengantar bekal?" Goda Jeno membuat wajah Jasmin memerah sempurna.
"Yak!" Jasmin memukul lengan Jeno kencang. Bukannya mengaduh, lelaki yang sedikit lebih tinggi itu malah terkekeh.
"Kenapa? Malu?"
"Ihh... Jeno-ya!"
"Apa kamu semalu itu menjadi pacarku?" Jeno memanyunkan bibirnya.
"Bu-bukan begitu... hanya saja masih aneh rasanya."
"Baiklah, berarti aku harus berusaha membuatmu terbiasa..." ujar Jeno dengan eye smilenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Campur Tangan Semesta | NOMIN
Romance"Say yes! Maka aku akan mencarimu, menemukanmu dan menjadikanmu milikku sejauh apapun kamu berada." -jeno "Bolehkah aku seegois itu? Terus memaksa Tuhan agar menjodohkanku dan kamu?" -jasmin