Sepuluh

250 27 2
                                    

Happy Reading 🥰



________________





Jasmin dan Haechan tengah berada di kantin, mereka sedang makan siang sambil mengobrol.

"Aku mau ke toko buku, kamu tidak ingin menemaniku?" Ujar Haechan lebih bersifat suruhan dari pada pertanyaan.

Jasmin melirik sedikit.

"Jelas sekali kamu tidak sedang bertanya." Haechan terkekeh mendengar tanggapan sahabatnya.

"Karena aku yakin kamu tidak akan menolakku, toh Jeno pasti sibuk kan?"

"Ya!" Pekik Jasmin dengan wajah kesal. Kalau tidak ingat sedang di sekolah, ia sudah menggeplak temannya.

Haechan tanpa rasa bersalah malah tertawa kencang. Beberapa hari ini memang mood Jasmin agak buruk karena Jeno sangat sibuk dengan kelas tambahan dan pertandingan basket yang akan diselanggarakan minggu depan. Namun bukan Haechan namanya jika tidak berusaha membuat Jasmin semakin kesal.

"Kamu mirip sepertiku..."

"Maksudmu?"

"Tidak punya pacar." Jawab Haechan dengan wajah menyebalkan.

Jasmin menatap lelaki itu datar, lalu dalam kecepatan yang tak terduga, Jasmin menarik tangan Haechan lalu menggigitnya sepenuh hati.

"Aaahhhhhh! Sakitt! Jasmin lepaskann!!" Teriakan Haechan sukses membuat semua yang ada di kantin menoleh dan mengalihkan perhatian pada keduanya.

"Jasmin lepas!" Bentak Mark yang sudah berada di dekat mereka. Jasmin langsung melepaskan gigitannya, sehingga meninggalkan bekas kemerahan dan sedikit air liur disana.

Sebenarnya tidak sesakit itu, Jasmin pun hanya meletakkan giginya sedikit sambil menahan, hanya Haechan saja yang berlebihan. Namun di sisi Mark, wajar ia bersikap demikian.

"Kamu tidak apa-apa?" Haechan mengangguk. Ia juga terkejut ketika Mark membentar Jasmin.

"Apa kamu harus menggigitnya?" Tanya Mark dengan wajah memerah menahan marah.

Jasmin hanya terdiam. Padahal tadinya mereka hanya bercanda, namun malah berujung salah paham.

"Tidak apa-apa Hyung, aku baik-baik saja, tadi kami hanya bercanda..." Haechan mencoba menjelaskan. Ia sudah melihat mata Jasmin yang berkaca-kaca.

"Maafkan aku. Aku kembali duluan." Ujar Jasmin dengan nada bergetar. Ia langsung berdiri membawa nampan makannya lalu pergi dari sana.

Haechan hanya bisa menghela nafas panjang. Kalau sudah seperti itu, jelas Jasmin masih belum bisa didekati.

"Kamu tidak apa-apa?" Mark mengusap bekas gigitan Jasmin pelan.

"Aku tidak apa-apa Hyung... sungguhan, tadi aku yang mulai menggodanya. Aku pikir bisa membuatnya baikan, karena mood nya sedang tidak baik akhir-akhir ini... tapi ternyata aku yang keterlaluan."

"Tapi kan tidak perlu sampai menggigit?" Mark masih tak terima.

"Ya~, kamu seperti tidak tahu aku dan Jasmin saja! Tadi pun dia tidak benar-benar menggigitku, lihat saja bekasnya sudah hilang..."

"Siapa yang menggigitmu?" Tanya Jeno yang tiba-tiba muncul.

"Kamu mengagetkan saja!" Omel Mark. Jeno hanya tersenyum. "Kamu dari mana? Aku tadi mencarimu."

"Membantu Yehna mengantarkan buku ke ruang guru..."

"Aku tidak tahu kalau kalian dekat?"

"Tidak. Siapa yang dekat?" Mark hanya mengangkat bahu.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang