Dua Puluh Sembilan

621 29 1
                                    

Happy reading 🥰

_______________

Shanghai, musim gugur.

Jasmin berjalan dengan santai, ia baru saja selesai mengikuti ujian akhir semester. Tidak terasa sudah hampir dua tahun ia menjadi mahasiswa. Jalanan depan kampus banyak ditumbuhi pepohonan rindang, saat ini daunnya berwarna kuning kemerahan, semakin membuat syahdu perasaannya.

"Jasmin!" Gadis berambut sebahu itu menoleh mendengar namanya dipanggil dari belakang, seorang pemuda tampan melambaikan tangan ke arahnya. Menyadari Jasmin berhenti, ia segera berlari menghampirinya.

Jasmin tertawa kecil melihat pemuda tersebut terengah-engah saat sampai di depannya.

"Kenapa?"

"Bentar! Nafas dulu! Bentar!" Pemuda tersebut masih mengatur nafasnya.

Jasmin kembali tertawa lalu menunggu dengan sabar.

"Oke. Kamu mau kemana?" Tanya pemuda tersebut.

"Pulang," jawab Jasmin.

"Hmm... mau makan eskrim nggak? Ada cafe baru deket sini yang menu eskrimnya enakkk banget!" Ujarnya dengan penuh penghayatan.

Jasmin tersenyum melihat ekspresi meyakinkan pemuda di depannya. Tergiur, namun hati kecilnya tidak mengizinkan. "Sepertinya tidak bisa hari ini Xiao Zan, ada sesuatu yang harus aku lakukan..."

"Yahh..." ekspresi kecewa jelas terlihat dari wajah Xiao Zan. Bukan sekali dua kali Jasmin menolak ajakan pemuda tersebut, namun sepertinya pemuda itu tidak menolak. "Pergi bersama pacar?"

Meski terdengar santai, namun degub jantungnya berdetak dua kali lebih cepat membayangkan jawaban yang tidak ia harapkan.

"Kamu tahu aku tidak punya pacar, meledek ya?" Xiao Zan tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, hatinya merasa senang mendengar jawaban Jasmin.

"Kamu mau ke depan kan?" Jasmin mengangguk. "Aku temani ya..."

"Baiklah..." Xiao Zan tahu bahwa gadis itu biasa diantar jemput, bahkan kadang naik kendaraan umum, pernah beberapa kali menawari untuk mengantarkannya namun hanya penolakan yang ia dapat. Dengan lembut dan tegas Jasmin mengatakan ia tidak mau merepotkan.

"Aku sudah dijemput..." Jasmin menunjuk sebuah mobil jeep berwarna biru yang sudah menunggu di depan kampus.

"Dijemput siapa? Kok aku tidak pernah lihat mobilnya?" Pertanyaan Xiao Zan terdengar posesif, membuat Jasmin terkekeh.

"Paman Shin, pamanku. Aku pergi dulu ya, sampai ketemu minggu depan..." Jasmin pun masuk ke dalam mobil, meninggalkan Xiao Zan yang masih belum beranjak sambil mobil tersebut hilang dari pandangannya.


"Pacar?"

"Bukanlah!" Jawab Jasmin cepat, membuat Paman Shin terkekeh. "Ayah sudah mengizinkan kan?" Tanya Jasmin dengan wajah berbinar.

"Sudah... akhirnya kamu bisa melakukannya di sirkuit. Tapi tetap hati-hati ya!"

"Siap! Makasih Paman..." sepupu jauh Ayahnya itu melirik sedikit, melihat perubahaan Jasmin yang tadinya terlihat kalem tiba-tiba menjadi tomboy dengan rambut yang diikat ke atas.

**

Siang hari di perpustakaan universitas.

Jeno berjalan dengan terburu-buru, menghampiri Mark dan yang lain yang sudah menunggu sejak dua jam yang lalu.

"Maaf lama," ia mengambil duduk di samping Mark.

"Sudah kelar kuliahnya?" Tanya Dery basa basi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang