Dua Belas

206 26 1
                                    

Halo halo...

Kalau keasyikan ngetik bisa gitu ngalir sampe 1500 word, haha
Maaf kalau panjang, tapi udah pas segini ceritanya...

_____________

Happy reading 🥰



Jasmin dan Haechan berjalan beriringan, hendak kembali ke kelas Jasmin setelah membeli cemilan di kantin.

"Kamu jadi nemenin Jeno latihan nanti sepulang sekolah?"

"Jadi, kamu ikut ya?"

"Ngapain? Kan yang pacaran sama Jeno kamu..." ujarnya sambil menghabiskan es potong di tangannya.

"Anggap aja kamu pacaran sama Kak Mark," Haechan langsung tersedak.

"Uhuk uhuk... perkataanmu tidak masuk akal!"

"Kalau kamu pulang, aku tidak mau menemanimu lagi kemanapun!" Ujar Jasmin dengan pandangan tajam.

Haechan mencebik kesal, satu-satunya yang mau menemani kerandoman dirinya hanyalah Jasmin seorang, jika Jasmin ngambek lalu bagaimana nasibnya.

*

Jasmin dan Haechan sudah berada di kursi dekat lapangan. Tadinya Jeno ingin mereka duduk di dekat pemain lainnya yang nanti sebagai pemain pengganti, namun Jasmin menolak karena malu.

"Jeno keren juga ya kalau main?" Bisik Haechan ketika Jeno memasukkan bola.

"Bukannya kamu dari tadi memandangi Mark Hyung?" Goda Jasmin ketika tadi memergoki Haechan tersenyum saat Mark mencetak three point.

"Ani...!" Sahut Haechan dengan muka memerah.

"Ya~, aku melihatmu tersenyum tadi," ujar Jasmin sambil terkikik geli melihat sahabatnya malu.

Selagi keduanya cekcok, coach meniup peluit panjang yang menandakan latihan dihentikan agar pemain bisa beristirahat. Jeno langsung berlari kecil menuju dua orang yang sedang berdebat. Mark yang awalnya hendak bergabung dengan yang lain, mengurungkan niatnya dan memilih mengikuti Jeno.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Hmm?" Jasmin dan Haechan sama-sama terkejut ketika Jeno datang.

"Dia-"

Haechan langsung menutup mulut Jasmin sebelum sempat berkata-kata. "Dia bilang kamu keren, iya, kamu keren..."

Jeno mengernyitkan dahi, tak langsung percaya pada ucapan lelaki gembul itu.

"Lalu aku?" Pertanyaan Mark membuat Haechan tergagap.

Merasa bekapan Haechan lengah, Jasmin segera mendorong tangan itu menjauh. "Haechan bilang Kak Mark tampan!"

"Yaa...! Jasmin-ah...!" Sadar Haechan akan marah, Jasmin dengan cepat melesat untuk bersembunyi di belakang Jeno. Hal ini membuat Haechan tak berkutik.

Memang Jeno pembawaannya kalem, namun tubuhnya hanya terdiri dari otot, jelas Haechan tidak sepadan.

"Aku senang kamu memujiku..." ujar Mark santai, sambil meneguk habis air mineral yang ada di bangku.

"Itu milikku!" Rengek Haechan.

"Jinjja? Ah, berarti kita berciuman secara tidak langsung?" Kalimat datar Mark membuat wajah Haechan memerah dan mengumpat dalam hati karena jantungnya berdegub cukup kencang.

"Mork!!! Kamu menyebalkan!" Haechan mencebik kesal.

Jeno dan Jasmin sontak tertawa bersamaan, sedangkan Mark dengan santainya mencubit pipi Haechan pelan.

Campur Tangan Semesta | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang