1993
Mentari telah terpatri di cakrawala dengan anggun serta cuitan burung saling bersahutan, menambah kesan cerah pada pagi hari ini.
membuat beberapa manusia yang telah terbangun menjadi bersemangat.
dan salah satu rumah di tengah kota juga mulai menampakkan jejak kehidupan manusia.
"Kaili! sekolah!" teriak seseorang dari luar jendela.
yang dipanggil lantas mendekat, menengok ke bawah dan mendapati sang sepupu, Sakya telah sampai dengan sepedanya.
pemuda manis bernama lengkap Kaili Asoka Janari itu pun langsung bergegas turun ke lantai bawah.
"pagi." sapa ibuk yang telah duduk di meja makan.
Kaili tersenyum. "pagi."
"sarapan?" tawar Ibuk.
"Sakya sudah menunggu di depan, jadi hari ini Kai tak sarapan. maaf ya buk." ujarnya merasa bersalah.
ia belajar sampai lupa waktu dan berakhir terlelap pada pukul 4 dini hari yang berarti ia hanya tidur 3 jam.
"ya sudah, nanti di sekolah jangan lupa makan." peringat Ibuk.
Kalili mengangguk lalu dengan cepat mencium pipi Ibuk kilat dan beranjak menuju teras rumah.
menuntun sepeda miliknya untuk sampai di hadapan Sakya yang sibuk dengan roti di tangan.
"sudah sarapan?" tanya Sakya.
Kaili menggeleng. "tidak sempat, ayo nanti terlambat."
sepeda berwarna hitam itu mulai melaju terlebih dahulu meninggalkan Sakya yang mendengus seraya memakan rotinya dengan rakus.
keduanya mulai mengayunkan sepeda dengan santai, menikmati angin sepoi-sepoi yang membelai kulit selama perjalanan ke sekolah.
mereka merupakan murid tahun terakhir di salah satu sekolah menengah, dengan kehidupan yang cukup monoton.
belajar, pulang, makan, belajar dan kegiatan tersebut akan terus diulang-ulang karena keduanya memiliki impian untuk kuliah di Jerman.
setengah jam mengayuh sepeda, keduanya sampai di area sekolah. sesekali saling menyapa para siswa yang berjalan menuju gerbang utama.
tiba-tiba Kaili tersungkur jatuh dari sepeda, membuat Sakya dengan cepat berlari meninggalkan sepedanya ke arah sang sepupu.
"apa ada yang terluka?" tanya seseorang khawatir.
Kaili bungkam tak menjawab sama sekali. membuat sang penyebab ia terjatuh merasa begitu bersalah.
"maaf?" katanya sekali lagi dari sisi kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telinga Kiri [✔️]
FanfictionKaili tak bisa mendengar pada telinga kirinya dan Arav, sang pengecut yang selalu berbisik kata cinta pada telinga kiri Kai. ⚠️lokal ⚠️bxb ⚠️hajeongwoo