Hari seleksi telah datang, Arav berdiri kaku di depan ruangan seleksi dengan mata yang sibuk mencari keberadaan Kaili yang tak kunjung datang padahal hari semakin siang.
dan test akan segera dilaksanakan, namun pemuda yang resmi menjadi kekasihnya itu belum juga muncul di lokasi seleksi dan itu membuat Arav khawatir bukan main.
"pada seluruh peserta, diharapkan masuk ke ruangan karena seleksi akan segera dimulai" ujar salah satu guru yang memberi komando.
beberapa murid mulai berbondong untuk masuk sedangkan Arav masih betah untuk berdiri di belakang memutuskan untuk masuk paling terakhir agar jika Kai datang pemuda itu tak sendirian.
namun saat seluruh anggota masukpun, Kai tak kunjung datang yang membuat Arav terpaksa untuk masuk terlebih dahulu.
pemuda tampan itu masih menerka, kenapa Kai lambat datang, atau mungkin mengapa Kai tak datang padahal test ini adalah hal yang paling ia tunggu.
"pagi" ujar seseorang dari ambang pintu dengan napas yang memburu.
seluruh pasang mata menoleh, termasuk Arav yang kini tengah tersenyum lega, Kailinya datang walau dengan penampilan yang berantakan.
"Kaili Asoka Janari, jam berapa sekarang?" tanya pengawas.
pemuda manis itu merunduk, menggaruk kepala bagian belakangnya yang sedikit gatal itu.
"m—maaf bu, rantai sepeda saya lepas dan bannya juga bocor. saya harus berlari menuju sekolah namun napas saya tak begitu kuat, jadi berakhir dengan istirahat sejenak" ujar Kai jujur.
Arav tertegun, "bu? biarian Kai duduk, wajahnya terlihat pucat"
"baiklah Kai, sana duduk"
Kaili mengangguk, bergerak untuk mencium punggung tangan sang guru lalu berjalan pelan menuju bangku disebelah Arav.
pemuda tampan itu lantas mengulurkan tangan, mengelap beberapa bulir keringat dingin yang jatuh pada kening coklat milik Kai.
tak lupa juga mengusap rambut itu kebelakang agar rasa gerah tak begitu menyelimuti Kai yang terlihat tak begitu dalam kondisi baik sekarang.
"Kai yakin bisa?" bisik Arav.
Kai mengangguk dengan senyuman menenangkan, "iya, Arav bisa juga kan?"
"jika Kai bisa, Arav juga bisa" ujar Arav lembut.
sang guru pengawas mulai bangkit, membagikan beberapa soal test dalam berbagai mata pelajaran.
kelas yang awalnya sedikit ricuh kini mulai senyap, para peserta mulai larut dalam mengerjakan soal yang diberikan.
mengerjaka dengan sekesama dan teliti agar hasilnya bagus dan membuat keduanya masuk ke daftar siswa yang akan dibawa ke Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telinga Kiri [✔️]
FanfictionKaili tak bisa mendengar pada telinga kirinya dan Arav, sang pengecut yang selalu berbisik kata cinta pada telinga kiri Kai. ⚠️lokal ⚠️bxb ⚠️hajeongwoo